Diburu Pencinta Kuliner, Begini Strategi Pemasaran Sambal Bu Nik Gaet Pelanggan
29 December 2022 |
07:00 WIB
Sajian sambal nyaris tidak pernah gagal membuat siapapun tergoda untuk menyantapnya. Sambal sering disajikan sebagai pelengkap, ataupun menjadi pendamping lauk yang menambah kelezatan sekaligus sensasi pedas dalam makanan. Tak heran jika kuliner sambal selalu diburu oleh para penikmatnya.
Kondisi inipun dimanfaatkan oleh Sambal Bu Nik sebagai peluang untuk meraup keuntungan dari bisnis kuliner. Dalam waktu singkat, kini Sambal Bu Nik telah memiliki dua cabang usaha yang berlokasi di Bekasi dan Tangerang Selatan.
Meski tidak menyebutkan angka yang spesifik, Ahmad DS selaku Direktur Marketing Sambal Bu Nik mengatakan bahwa omzet penjualan dari Sambal Bu Nik sangat menjanjikan.
"Saya maunya seperti pecel lele tenda buka outlet, ya buka saja. Enggak usah ada acara macam-macam, promo macam-macam. Kami tes, orang datang atau enggak," katanya.
Dalam menjalankan bisnis Sambal Bu Nik, Ahmad hanya mengandalkan unsur yang disebutnya sebagai 2P yakni product and place. Sambal Bu Nik sendiri menyajikan 25 macam lauk pauk dengan sambal terasi rampai dadak yang khas.
Selain itu, disediakan pula aneka lalapan yang dapat dinikmati secara gratis mulai dari terong ungu, daun popohan, kubis, kemangi, daun petai muda, ketimun, selada, hingga petai hutan atau kabau. Nasi putih yang disediakan bahkan juga harum dan pulen, karena menggunakan beras premium.
"Nasinya juga gratis, ambil sendiri sekenyangnya, kalau kurang bisa nambah," kata Ahmad.
Selain menawarkan menu yang menarik, penting juga untuk mencari lokasi usaha yang strategis. "Lokasinya jangan sampai salah. Kalau ada lokasi bagus saya akan bayarin berapapun harga sewanya, karena enggak mungkin lokasi bagus harganya murah dan sebaliknya," katanya.
Sementara spanduk besar bertuliskan harga Rp10.000 yang dipasang di depan outlet menjadi semacam gimmick agar memberikan kesan harga yang murah kepada konsumen. Ahmad mengatakan strategi promosi itupun terbilang berhasil.
Sebab, lanjutnya, akhirnya banyak konsumen yang tertarik untuk datang ke outletnya. "Saya perhatikan selama sebulan ini, pelanggan awalnya masuk kebanyakan tergiur karena spanduk itu dan terlihat ramai dengan parkiran penuh," tuturnya.
Baca juga: William Wongso: Saya Belajar Kuliner dari Jalanan
"Nantinya, investor akan mendapatkan bagi hasil keuntungan sebesar 50 persen dari nett profit setiap bulannya," katanya.
Kendati begitu, setiap bisnis tentu ada risikonya. Ahmad menjelaskan ketika bisnis tidak mencapai target, pihaknya dan investor akan memindahkan lokasi usaha ke lokasi yang lebih prospek dengan sistem gotong royong.
"Ini jarang ada di sistem kemitraan manapun. Biasanya kalau rugi dan mau pindah lokasi itu urusan mitra, pemilik merek enggak mau tahu," ujarnya.
Adapun, dalam waktu dekat Sambal Bu Nik akan membuka cabangnya di beberapa kota di kawasan Jabodetabek seperti Citayam Depok, Lenteng Agung Jakarta Selatan, Sawangan Depok dan Bekasi.
Baca juga: Catat! Ini Kesalahan yang Bikin Pelaku Usaha Kuliner Sulit Berkembang
Editor: Roni Yunianto
Kondisi inipun dimanfaatkan oleh Sambal Bu Nik sebagai peluang untuk meraup keuntungan dari bisnis kuliner. Dalam waktu singkat, kini Sambal Bu Nik telah memiliki dua cabang usaha yang berlokasi di Bekasi dan Tangerang Selatan.
Meski tidak menyebutkan angka yang spesifik, Ahmad DS selaku Direktur Marketing Sambal Bu Nik mengatakan bahwa omzet penjualan dari Sambal Bu Nik sangat menjanjikan.
Strategi Marketing
Ahmad menyatakan bahwa pihaknya hanya berpegang pada strategi pemasaran atau marketing organik dengan memasang spanduk dan papan nama yang besar di outlet, lalu melakukan promosi melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Tiktok, tanpa iklan berbayar."Saya maunya seperti pecel lele tenda buka outlet, ya buka saja. Enggak usah ada acara macam-macam, promo macam-macam. Kami tes, orang datang atau enggak," katanya.
Dalam menjalankan bisnis Sambal Bu Nik, Ahmad hanya mengandalkan unsur yang disebutnya sebagai 2P yakni product and place. Sambal Bu Nik sendiri menyajikan 25 macam lauk pauk dengan sambal terasi rampai dadak yang khas.
Beberapa menu yang disajikan oleh Sambal Bu Nik (Sumber gambar: Sambal Bu Nik Instagram)
Selain itu, disediakan pula aneka lalapan yang dapat dinikmati secara gratis mulai dari terong ungu, daun popohan, kubis, kemangi, daun petai muda, ketimun, selada, hingga petai hutan atau kabau. Nasi putih yang disediakan bahkan juga harum dan pulen, karena menggunakan beras premium.
"Nasinya juga gratis, ambil sendiri sekenyangnya, kalau kurang bisa nambah," kata Ahmad.
Selain menawarkan menu yang menarik, penting juga untuk mencari lokasi usaha yang strategis. "Lokasinya jangan sampai salah. Kalau ada lokasi bagus saya akan bayarin berapapun harga sewanya, karena enggak mungkin lokasi bagus harganya murah dan sebaliknya," katanya.
Sementara spanduk besar bertuliskan harga Rp10.000 yang dipasang di depan outlet menjadi semacam gimmick agar memberikan kesan harga yang murah kepada konsumen. Ahmad mengatakan strategi promosi itupun terbilang berhasil.
Sebab, lanjutnya, akhirnya banyak konsumen yang tertarik untuk datang ke outletnya. "Saya perhatikan selama sebulan ini, pelanggan awalnya masuk kebanyakan tergiur karena spanduk itu dan terlihat ramai dengan parkiran penuh," tuturnya.
Baca juga: William Wongso: Saya Belajar Kuliner dari Jalanan
Kemitraan
Untuk mengembangkan bisnisnya, Ahmad mengatakan pihaknya telah membuka kemitraan Sambal Bu Nik dengan modal investasi sebesar Rp450 juta dengan sistem kemitraan swakelola. Sistem ini membuat investor tidak terlibat dalam pengelolaan bisnis karena usaha ini dikelola oleh manajemen Sambel Bu Nik."Nantinya, investor akan mendapatkan bagi hasil keuntungan sebesar 50 persen dari nett profit setiap bulannya," katanya.
Kendati begitu, setiap bisnis tentu ada risikonya. Ahmad menjelaskan ketika bisnis tidak mencapai target, pihaknya dan investor akan memindahkan lokasi usaha ke lokasi yang lebih prospek dengan sistem gotong royong.
"Ini jarang ada di sistem kemitraan manapun. Biasanya kalau rugi dan mau pindah lokasi itu urusan mitra, pemilik merek enggak mau tahu," ujarnya.
Adapun, dalam waktu dekat Sambal Bu Nik akan membuka cabangnya di beberapa kota di kawasan Jabodetabek seperti Citayam Depok, Lenteng Agung Jakarta Selatan, Sawangan Depok dan Bekasi.
Baca juga: Catat! Ini Kesalahan yang Bikin Pelaku Usaha Kuliner Sulit Berkembang
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.