Ilustrasi orang mengalami kecemasan. (Sumber gambar: Unsplash/Uday Mittal)

Overthinking Hingga Sulit Tidur, Kenali Ragam Gejala Kecemasan

10 July 2023   |   21:12 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Setiap orang pasti pernah merasakan cemas. Namun, kondisi ini dianggap tidak wajar jika berlangsung dalam jangka waktu lama hingga menghambat aktivitas. Apabila dibiarkan, risiko anxiety disorder atau gangguan kecemasan bisa menghampiri. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 3,6 persen atau sekitar 264 juta orang di dunia mengalami gangguan kecemasan. Sebanyak 4,6 persen diantaranya dialami oleh wanita. 

Psikiatri dari RS Pondok Indah dr. Zulvia Oktanida Syarif menerangkan alasan wanita lebih banyak atau dua kali lebih berisiko mengalami gangguan kecemasan lantaran mereka lebih sensitif terhadap hormon yang mempengaruhi respon stres.

Baca juga: Apa Itu Post-Traumatic Stress Disorder, Gangguan Kecemasan usai Menyaksikan Peristiwa Traumatik

“Wanita juga lebih lama memproses serotonin (zat kimiawi otak untuk perasaan bahagia),” ujar wanita yang karib disapa Vivi itu dalam laman media sosialnya, dikutip Hypeabis.id, Senin (10/7/2023). 

Sementara itu, menurut Nastional Institute on Mental Health, 25 persen remaja di usia 13-18 tahun mengalami gangguan kecemasan. Kondisi ini bahkan dapat muncul dari usia 6 tahun. 

Psikolog Klinis dari Enlightmind, Nirmala Ika menerangkan anxiety atau cemas merupakan bentuk ketakutan akan sesuatu yang belum terjadi di masa depan. “Ciri-cirinya mudah gelisah, over thinking,” sebutnya saat dihubungi Hypeabis.id, Senin (10/7/2023).
 
Ketika kecemasan berlangsung lama dan tidak bisa dikontrol hingga menganggu kehidupan atau aktivitas sehari-hari, lama-lama kondisi ini bisa menjadi gangguan kecemasan. 

“Misal kalau semakin tidak berfungsi, pikiran gak fokus, ketakutan terus, gelisah terus. Gak bisa tidur, pola makan berubah, pola tidur berubah, enggan interaksi dengan orang, atau justru nyari orang terus, gak bisa diam di rumah. Perubahan itu mungkin perlu dicek,” saran Nirmala.

Di sisi lain, Vivi menjabarkan gejala anxiety bisa bermacam-macam. Selain cemas, was-was, khawatir, penderitanya juga banyak bertanya,  atau bertanya berulangkali, hingga butuh validasi untuk menentramkan harinya. 

Sulit tidur karena overthinking, banyak keinginan karena khawatir, dan tidak bisa enjoy juga menjadi gejalanya. Mereka juga cenderung tidak bisa diam, gelisah dan biasanya timbul gejala fisik seperti jantung berdebar, mulas, dan maag

Meskipun menimbulkan gejala fisik seperti jantung berdebar hingga muncul serangan panik seperti akan mati, anxiety menurut Vivi tidak akan menyebabkan kematian. Namun penderita anxiety disorder perlu waspada karena kondisi ini bisa berkembang menjadi depresi apabila tidak ditangani. 

Oleh karena itu, Nirmala menyarankan apabila seseorang merasa cemas, hadapi saja. Namun, ketika kecemasan terus berkembang, sebaiknya memeriksakan diri ke psikolog maupun psikiater untuk mendapat penanganan. 

“Kalau merasa ada yang beda, mending cek daripada diagnosa diri sendiri nanti jadi salah treatment. Harus lihat cemasnya apa. Kalau disorder, sudah butuh obat,” tegas Nirmala. 

Baca juga: Simak 7 Cara Mengatasi Kecemasan Berlebih

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Wah, Ternyata Enggak Lebih dari 1% Masyarakat Indonesia yang Pakai Layanan Musik Digital Premium

BERIKUTNYA

Animasi Terakhir Hayao Miyazaki, How Do You Live? Jadi Film Pertama Ghibli yang Dirilis di Imax

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: