Sudah Ada Sejak 700 SM, Telisik 5 Fakta Penyakit Antraks
07 July 2023 |
21:03 WIB
1
Like
Like
Like
3. Penyebaran dan Penularan
Imran Pambudi menyampaikan spora antraks dapat menular ke hewan ternak saat hewan itu memakan rumput. Oleh karena bersifat zoonosis, manusia bisa terinfeksi jika mengkonsumsi hewan ternak tersebut. Bisa juga karena bersentuhan dengan hewan atau darah hewan yang terinfeksi antraks melali luka terbuka di kulit.Dicky menyebut paling berbahaya ketika manusia menghidup spora antraks yang bisa hidup di bulu hewan. “Ancamannya menyebabkan pernapasan, syok, gangguan di otak. Kalau ada kasus kematian kebanyakan hirup spora anthrax,” terangnya.
Adapun masa inkubasi spora ini bisa lebih dari 2 minggu sampai 1 bulan. Kematiannya pun cukup tinggi. Menurut Dicky, hanya 1-2 orang dari 10 orang yang terinfeksi, selamat bila telat dibeirkan penanganan. “Kalaupun ditangani, 50:50 yang selamat,” ungkapnya.
4. Gejala pada Hewan dan Manusia
Ada sejumlah gejala antraks pada hewan ternak yang perlu diwaspadai. Nuryani Zainuddin, Direktur Kesehatan Hewan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian mengatakan gejala klinis antraks pada hewan berupa demam tinggi pada awal infeksi, gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, dan berujung kematian.Gejala lain yang biasa terjadi seperti perdarahan di lubang hidung dan mulut hewan. Tidak jarang hewan ternak mengalami kematian mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis.
Mengutip Web MD, manusia yang bersentuhan dengan spora pada hewan teirnfeksi antraks, gejala bermula pada bintil pada kulit yang gatal atau benjolan yang terlihat seperti gigitan serangga. Kemudian muncul luka pada kulit yang muncul setelah bintil pecah, biasanya tidak nyeri dan muncul pada wajah, leher, lengan, atau tangan. Kendati demikian, tedapat bengkak di sekitar luka.
Apabila mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung spora antraks, gejala yang timbul berupa demam, menggigil, pembengkakan di leher atau kelenjar serta nyeri saat menelan.
Berikutnya mual, kehilangan nafsu makan, dan muntah yang mungkin berdarah. Diare yang mungkin berdarah, sakit kepala, sakit perut, kemerahan di mata dan wajah, pingsan, hingga nyeri dan bengkak di perut.
Sementara itu, jika ada yang menghirup spora antraks, gejala yang timbul mirip flu termasuk demam, kelelahan , nyeri tubuh, dan sakit tenggorokan yang bisa berlangsung selama beberapa jam atau hari. Sesak napas, mual, batuk darah, sakit saat menelan, perasaan tidak nyaman di dada, pusing atau kebingungan, dan berkeringat
Jika memburuk, penderita bisa mengalami gejala lain seperti syok atau kesulitan bernapas, meningitis atau peradangan pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang, hingga meninggal dunia.
5. Cegah Penularan
Untuk mencegah penularan antraks, Nuryani menyarankan agar hewan yang mati akibat penyakit ini perlu dibakar atau dikubur. Jangan sampai dibedah, disembelih, bahkan dimakan.Dicky mengimbau apabila ingin mengubur hewan mati, sebaiknya menggunakan sarung tangan, masker, hingga alat pelindung diri agar tidak bersentuhan dengan spora atau bakteri antraks. Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
Ketika mengonsumsi daging, sebaiknya dimasak sampai matang. Begitu pula dengan air sumur yang dimasak hingga mendidih. “Itu akan hilangkan spora antraks,” imbuhnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.