Sapi menjadi hewan yang sering terinfeksi antraks. (Sumber gambar: Eusebio Chrysnamurti/Hypeabis.id)

Sudah Ada Sejak 700 SM, Telisik 5 Fakta Penyakit Antraks

07 July 2023   |   21:03 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Kasus antraks kembali muncul di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kementerian Kesehatan mencatat 3 kematian mendadak akibat mengonsumsi daging sapi yang terinfeksi Bacillus anthracis, atau bakteri penyebab antraks. Sementara itu, 125 orang diketahui sedang menjalani pengobatan.

Faktanya, kasus antraks di Gunungkidul berlangsung sejak pertengahan Mei lalu. Pada 18 hingga 26 Mei 2023 terjadi kematian mendadak pada sejumlah hewan ternak berupa sapi dan kambing milik warga Dukuh Jati. Hewan ternak yang mati itu lalu dipotong dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi.

WP, salah satu warga pemotong hewan ternak yang mati mendadak itu tiba-tiba mengeluhkan demam, pusing, batuk, pembengkakan kelenjar, dan perut bengkak. Setelah sampel pada tanah tempat WP memotong hewan tersebut diteliti, hasilnya positif terdapat spora antraks. 

Pada 3 Juni 2023, WP akhirnya dirujuk ke RS Sardjito lalu dilakukan pengambilan sampel darah dengan diagnosis suspek antraks. Sehari setelahnya WP dinyatakan meninggal dunia.

Hingga saat ini, 125 orang diberikan pengobatan profilaksis di Gunung Kidul. Sebanyak 87 diantaranya berstatus seropositif. Seropositif berarti pasien pernah terpapar antraks, tetapi tanpa gejala klinis. Hal itu disebabkan karena di dalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi.

“Jadi 87 orang itu adalah yang seropositif tanpa gejala. Oleh karena itu tidak bisa kita masukan ke dalam katagori positif antraks, dan inilah orang-orang yang akan diberikan pengobatan profilaksis,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Pambudi, kemarin.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, dr. Dicky Budiman menyarankan agar kasus antraks di Gunung Kidul ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan ditelusuri asal usulnya. Dengan demikian, penyakit ini tidak menyebar dan tidak terjadi lagi di wilayah tersebut.

Sementara itu, dia menyampaikan adanya kasus antraks membuktikan beberapa penyakit yang berpotensi wabah belum terselesaikan, terutama di negara yang kebersihan dan sanitasinya buruk. Dia khawatir antraks akn menjadi pandemi lantaran kemampuan mendeteksi dan mengawasi adanya potensi ancaman atau wabah masih minim. 

Hal ini berkaitan dengan kapasitas dan kapabilitas laboratorium dan jumlah peneliti yang masih minim. “Indonesia tinggal menunggu waktu terjadinya pandemi,” ucapnya saat dihubungi Hypeabis, Jumat (7/7/2023).

Lantas, apa itu penyakit antraks? Simak fakta-faktanya di bawha ini yuk, Genhype.


1. Spora yang Hidup di Tanah Lebih dari 40 Tahun 

Antraks adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Bakteri penyebab antraks ini apabila kontak dengan udara akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu. Spora ini dapat bertahan sampai lebih dari 40 tahun di tanah.

Dicky menyebut bakterinya dalam bentuk spora ini berbahaya karena bisa terbang kemanapun. Bentuk spora ini juga infeksius. Artinya, sekali terpapar, bisa langsung terinfeksi.


2. Sudah Ada Sejak 700 SM

Mengutip Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), antraks diperkirakan berasal dari Mesir dan Mesopotamia. Banyak sejarawan menilai mungkin penyait ini sudah ada pada zaman Nabi Musa. Antraks digambarkan sebagai penyakit yang menyerang kuda, sapi, domba, unta, dan lembu.

Zaman Yunani kuno dan Roma juga sangat mengenal antraks, dan diilustrasikan dalam banyak tulisan kuno dari para sarjana paling terkenal pada masa itu. Seperti yang dituliskan Homer dalam The Iliad sekitar 700 SM dan dalam puisi Virgil yang hidup dari 70-19 SM. Beberapa bahkan berpendapat bahwa antraks mungkin telah berkontribusi pada kejatuhan Roma.
1
2


SEBELUMNYA

Waspadai Siklus Haid yang Tidak Teratur, Ini Penyebabnya

BERIKUTNYA

Lezatnya Kuliner Otentik Khas Amerika Latin dan Karibia di El Toro

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: