Ilustrasi menonton bioskop (dok: Unsplash/Felipe Bustillo)

Bioskop Bakal Berubah Format Seusai Pandemi, Seperti Apa Ya?

31 August 2021   |   06:27 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Pandemi Covid-19 yang sampai dengan saat ini belum usai diperkirakan akan menciptakan perubahan pada industri perfilman, khususnya bisnis bioskop. Di masa depan, bioskop kemumgkinan besar akan hadir dengan format yang berbeda dengan saat ini.

Menurut Sineas Lukman Sardi, bioskop tidak akan hilang begitu saja walaupun kehadiran platform digital makin masif dengan keragaman kontennya. Pasalnya, bagaimanapun juga platform tersebut tidak bisa menghadirkan pengalaman menonton yang sama seperti bioskop.

Namun, kemungkinan besar format bioskop pascapandemi Covid-19 akan berubah atau kembali lagi masa lampau. Bioskop akan meninggalkan pusat perbelanjaan dan kembali berdiri di gedung tersendiri.
Sineas Lukman Sardi dalam salah satu webinar di rangkaian acara Jakreatifest (dok: Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia Jakarta)


"Potensi dari bioskop ini tidak akan hilang karena memang pengalaman menontonnya ini tidak bisa tergantikan. Cuma nanti ada penyesuaian. Misalnya kalau sekarang bioskop berlokasi di mal, kedepannya akan banyak yang standalone," katanya dalam Talkshow : Perkembangan industri film ke depan di era digital Jakreatifest yang digelar pada Senin (30/8/2021).

Lebih lanjut, agar bisnis bioskop bisa kembali bergairah usai pandemi Covid-19, diperlukan sejumlah stimulus untuk menarik minat masyarakat kembali menonton film lewat layar lebar. Tanpa adanya bantuan tersebut tentunya sangat berat bagi bisnis tersebut untuk kembali seperti sediakala.

"Agar industri ini bisa kembali berjalan kita perlu rancangkan budget stimulus untuk bioskop. Sebenarnya sudah direncanakan dan disambut baik oleh pemerintah. Tetapi karena PPKM [Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat] jadi tertunda," ujarnya.

Selain itu, yang tak kalah penting untuk mendukung industri perfilman secara keseluruhan dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk memberantas pembajakan film. Tentunya, upaya yang dilakukan tak hanya upaya represif atau penindakan hukum, tetapi juga upaya preventif berupa edukasi kepada masyarakat.

"Di kota-kota besar saja kerugian akibat pembajakan bisa mencapai triliunan rupiah. Luar biasa merugikan. Satuan khusus pembajakan film ini seharusnya juga jangan hanya melarang atau melakukan penindakan hukum saja, diperlukan campaign yang menegaskan bahwa ini adalah tindakan tidak benar," tutupnya. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Girl Group fromis_9 Bergaya Retro dalam Teaser Album Single Spesial Talk & Talk

BERIKUTNYA

Endorse Selebgram Vs Beriklan di Instagram, Lebih Efektif Mana?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: