Umay Shahab & Prilly Latuconsina Cerita soal Kehilangan dalam Film Ketika Berhenti di Sini
30 June 2023 |
12:38 WIB
1
Like
Like
Like
Duo sutradara dan produser muda Umay Shahab dan Prilly Latuconsina kembali mengumumkan film terbaru mereka berjudul Ketika Berhenti di Sini. Film ini merupakan proyek kedua mereka setelah sebelumnya sukses merilis film Kukira Kau Rumah pada 2022 lalu. Dalam film ini, mereka mengeksplorasi kisah tentang kehilangan yang mendalam.
Ketika Berhenti di Sini bercerita tentang kisah seorang perempuan bernama Anindita Semesta (diperankan oleh Prilly Latuconsina) yang bertemu dengan Ed (diperankan oleh Bryan Domani). Pertemuan yang diawali kejadian salah paham itu berujung pada perbincangan panjang dan hangat di antara keduanya.
Ed yang menggilai segala jenis riddle atau teka-teki logika, meminta Anindita atau Dita menyelesaikan tantangan riddle darinya dalam sebuah petualangan yang berakhir romantis. Demikianlah, dua manusia yang serupa tapi tak sama itu bersatu.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Kukira Kau Rumah yang Disutradarai Umay Shahab
Empat tahun sejak pertemuan pertama mereka, Dita yang sedang merintis karier, sementara Ed sudah mapan dengan perusahaan arsitek miliknya sendiri. Dita yang masih berjuang untuk meraih impiannya, senantiasa dilanda rasa insecure dan tanpa disadari, Dita senantiasa menuntut Ed.
Suatu hari, Ed mengalami kecelakaan saat diteror telepon oleh Dita dan dia meninggal. Dita pun terpukul dan dihinggapi rasa bersalah. Dua tahun kemudian, Dita berusaha melupakan segalanya tentang Ed dan mencoba menjalani kehidupannya yang baru bersama Ifan (diperankan oleh Refal Hady) yang kemudian menjadi kekasihnya.
Dita kini menjadi sosok pribadi yang berbeda, namun tetap saja tidak ada yang bisa menghapus masa lalu. Hingga suatu saat, Dita dipertemukan kembali dengan teka-teki peninggalan Ed yang harus dipecahkan.
Hingga akhirnya riddle terakhir dari Ed mengarahkan Dita untuk memahami arti sesungguhnya kehilangan dan bagaimana melepaskannya dengan ikhlas. Tidak pernah menduga bahwa makna dari pertanyaan tersebut adalah untuk menyiapkan dirinya menjalani hubungan cinta yang lebih baik dengan Ifan, sosok yang senantiasa hadir untuknya dari dulu.
Dita pun akhirnya memutuskan untuk menemui Ifan dan mengajaknya kembali untuk melanjutkan hubungan mereka lagi, sebelum dia menyesal lagi di kemudian hari.
Berangkat dari hal itu, Umay lantas membayangkan bagaimana jika suatu saat nanti ada sebuah teknologi yang bisa menghubungkan seseorang kembali dengan mereka yang sudah tiada. "Walaupun tidak dengan raga seutuhnya, tidak dalam rasa seutuhnya, tapi kita memiliki kesempatannya,” ungkapnya.
Selain berperan sebagai sutradara dan produser, Umay juga menjadi penulis ide cerita dari film ini yang bekerja sama dengan penulis skenario senior, Alim Sudio serta tim kreatif Sinemaku. Dalam film ini, aktor berusia 22 tahun itu mengeksplorasi cerita tentang kehilangan mendalam yang dialami seseorang, dan premis utama bagaimana manusia berdamai dengan kehilangannya.
Menurutnya, tidak mudah untuk seseorang semua berdamai dengan kehilangannya, termasuk menghadapi semua rasa lelah yang hadir ketika merasakan kehilangan. Sebab, kondisi tersebut juga pernah dia rasakan sendiri ketika Umay harus kehilangan sang kakek.
Dengan pengalaman tersebut, Umay mengaku bisa lebih memahami emosi dan perasaan yang hadir ketika seseorang mengalami kehilangan mendalam. "Jadi sebenernya lebih kepada eksplorasi rasa-rasa itu yang saya ingin tahu lebih dalam. Film ini juga merupakan tabulasi dari cerita temen-temen saya yang pernah mengalami kehilangan," katanya.
Senada, Prilly Latuconsina juga mengaku pernah merasakan rasa kehilangan. Menurutnya, tidak mudah bagi semua orang yang menghadapi kehilangan untuk melaluinya dan melanjutkan kembali hidupnya. Perasaan itulah yang coba dia eksplorasi melalui perannya sebagai Anindita.
Prilly juga menjelaskan karakter Dita dalam film ini terbilang unik, karena dia merupakan orang yang tidak mudah membuka diri, sangat idealis dan juga punya ambisi untuk menggapai mimpinya.
Selain itu, menurutnya, Dita juga sosok yang sulit mengungkapkan perasaan yang dia rasakan dan cenderung akan menyimpannya sendiri. Aktris berusia 26 tahun itu mengatakan salah satu tantangan dalam memerankan karakter tersebut adalah menggambarkan perasaan Dita yang dia pendam dengan ekspresi yang minim.
"Di sini juga jadi belajar menahan tangis karena Dita bukan tipe orang yang nangisnya meledak-meledak kecuali kalau sedang sendiri. Aku bisa bilang ini karakter terberat yang pernah aku mainkan," katanya.
Selain Prilly Latuconsina, Bryan Domani, dan Refal Hady, film ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris lainnya seperti Lutesha Sadhewa, Sal Priadi, Widyawati, Cut Mini Theo, dan Satrya Ghozali. Adapun, film Ketika Berhenti di Sini dijadwalkan tayang di bioskop pada 27 Juli 2023.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Ketika Berhenti di Sini bercerita tentang kisah seorang perempuan bernama Anindita Semesta (diperankan oleh Prilly Latuconsina) yang bertemu dengan Ed (diperankan oleh Bryan Domani). Pertemuan yang diawali kejadian salah paham itu berujung pada perbincangan panjang dan hangat di antara keduanya.
Ed yang menggilai segala jenis riddle atau teka-teki logika, meminta Anindita atau Dita menyelesaikan tantangan riddle darinya dalam sebuah petualangan yang berakhir romantis. Demikianlah, dua manusia yang serupa tapi tak sama itu bersatu.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Kukira Kau Rumah yang Disutradarai Umay Shahab
Empat tahun sejak pertemuan pertama mereka, Dita yang sedang merintis karier, sementara Ed sudah mapan dengan perusahaan arsitek miliknya sendiri. Dita yang masih berjuang untuk meraih impiannya, senantiasa dilanda rasa insecure dan tanpa disadari, Dita senantiasa menuntut Ed.
Suatu hari, Ed mengalami kecelakaan saat diteror telepon oleh Dita dan dia meninggal. Dita pun terpukul dan dihinggapi rasa bersalah. Dua tahun kemudian, Dita berusaha melupakan segalanya tentang Ed dan mencoba menjalani kehidupannya yang baru bersama Ifan (diperankan oleh Refal Hady) yang kemudian menjadi kekasihnya.
Dita kini menjadi sosok pribadi yang berbeda, namun tetap saja tidak ada yang bisa menghapus masa lalu. Hingga suatu saat, Dita dipertemukan kembali dengan teka-teki peninggalan Ed yang harus dipecahkan.
Hingga akhirnya riddle terakhir dari Ed mengarahkan Dita untuk memahami arti sesungguhnya kehilangan dan bagaimana melepaskannya dengan ikhlas. Tidak pernah menduga bahwa makna dari pertanyaan tersebut adalah untuk menyiapkan dirinya menjalani hubungan cinta yang lebih baik dengan Ifan, sosok yang senantiasa hadir untuknya dari dulu.
Dita pun akhirnya memutuskan untuk menemui Ifan dan mengajaknya kembali untuk melanjutkan hubungan mereka lagi, sebelum dia menyesal lagi di kemudian hari.
Para pemain film Ketika Berhenti di Sini (Sumber gambar: Legacy Pictures)
Pengalaman Personal
Umay Shahab mengatakan ide cerita film ini berawal dari kisah seseorang yang ada di hidupnya. Orang tersebut sudah tidak bisa lagi berkomunikasi dengan orang yang dia sayangi karena telah tiada.Berangkat dari hal itu, Umay lantas membayangkan bagaimana jika suatu saat nanti ada sebuah teknologi yang bisa menghubungkan seseorang kembali dengan mereka yang sudah tiada. "Walaupun tidak dengan raga seutuhnya, tidak dalam rasa seutuhnya, tapi kita memiliki kesempatannya,” ungkapnya.
Selain berperan sebagai sutradara dan produser, Umay juga menjadi penulis ide cerita dari film ini yang bekerja sama dengan penulis skenario senior, Alim Sudio serta tim kreatif Sinemaku. Dalam film ini, aktor berusia 22 tahun itu mengeksplorasi cerita tentang kehilangan mendalam yang dialami seseorang, dan premis utama bagaimana manusia berdamai dengan kehilangannya.
Menurutnya, tidak mudah untuk seseorang semua berdamai dengan kehilangannya, termasuk menghadapi semua rasa lelah yang hadir ketika merasakan kehilangan. Sebab, kondisi tersebut juga pernah dia rasakan sendiri ketika Umay harus kehilangan sang kakek.
Dengan pengalaman tersebut, Umay mengaku bisa lebih memahami emosi dan perasaan yang hadir ketika seseorang mengalami kehilangan mendalam. "Jadi sebenernya lebih kepada eksplorasi rasa-rasa itu yang saya ingin tahu lebih dalam. Film ini juga merupakan tabulasi dari cerita temen-temen saya yang pernah mengalami kehilangan," katanya.
Senada, Prilly Latuconsina juga mengaku pernah merasakan rasa kehilangan. Menurutnya, tidak mudah bagi semua orang yang menghadapi kehilangan untuk melaluinya dan melanjutkan kembali hidupnya. Perasaan itulah yang coba dia eksplorasi melalui perannya sebagai Anindita.
Prilly juga menjelaskan karakter Dita dalam film ini terbilang unik, karena dia merupakan orang yang tidak mudah membuka diri, sangat idealis dan juga punya ambisi untuk menggapai mimpinya.
Selain itu, menurutnya, Dita juga sosok yang sulit mengungkapkan perasaan yang dia rasakan dan cenderung akan menyimpannya sendiri. Aktris berusia 26 tahun itu mengatakan salah satu tantangan dalam memerankan karakter tersebut adalah menggambarkan perasaan Dita yang dia pendam dengan ekspresi yang minim.
"Di sini juga jadi belajar menahan tangis karena Dita bukan tipe orang yang nangisnya meledak-meledak kecuali kalau sedang sendiri. Aku bisa bilang ini karakter terberat yang pernah aku mainkan," katanya.
Selain Prilly Latuconsina, Bryan Domani, dan Refal Hady, film ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris lainnya seperti Lutesha Sadhewa, Sal Priadi, Widyawati, Cut Mini Theo, dan Satrya Ghozali. Adapun, film Ketika Berhenti di Sini dijadwalkan tayang di bioskop pada 27 Juli 2023.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.