Ilustrasi pemilahan sampah di rumah. (Sumber gambar: Julia M Cameron/Pexels)

Wih, Riset Ini Sebut Mayoritas Masyarakat Indonesia Aktif Mengelola Sampah

04 July 2023   |   15:38 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Sampah plastik masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Menurut penelitian yang dirilis dalam jurnal Science Advance pada 2021, Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar di dunia dengan jumlah mencapai 56.333 metrik ton setiap tahun. 

Di sisi lain, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah plastik menempati urutan kedua menyumbang timbunan sampah nasional dengan proporsi sebesar 18,55 persen atau sekitar 3,6 juta ton pada tahun 2022.

Menariknya, tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program waste management atau pengolahan sampah cukup tinggi. Menurut survei yang dilakukan Populix, sebanyak 75 persen masyarakat Indonesia sudah berpartisipasi dalam mengelola sampah.

Baca juga: Gaya Hidup Ini Penting Untuk Mengurangi Sampah Plastik

Survey yang melibatkan 1.018 responden itu menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat turut berpartisipasi secara aktif dalam berbagai program pengelolaan sampah, baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun lingkungan sekitarnya, termasuk menyalurkan sampah menggunakan aplikasi waste management.

Selain berpartisipasi secara individu, 80 persen responden juga mengajak kerabat terdekat mereka untuk ikut serta berpartisipasi dalam program pengelolaan limbah dengan berbagai aktivitas seperti membawa tas belanja sebagaimana dipilih oleh 80 persen responden, membawa botol minuman pribadi (75 persen), dan membawa wadah pribadi untuk membeli produk tertentu (53 persen).

Selain itu, aktivitas lainnya yakni menggunakan plastik sampah daur ulang (45 persen), menggunakan sedotan reusable (42 persen), menggunakan paper bag (36 persen), dan mengembalikan botol untuk brand tertentu (18 persen).
 

Banyak cara untuk mengelola sampah (Sumber gambar: Polina Tankilevitch/Pexels)

Banyak cara untuk mengelola sampah (Sumber gambar: Polina Tankilevitch/Pexels)

Beragam Inisiatif Pengelolaan Sampah

Tidak hanya melalui program pemerintah, pelaku bisnis dan komunitas juga aktif dalam mengeluarkan gerakan sosial lingkungan seperti meluncurkan aplikasi waste management dan mengadakan berbagai kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah.

Sejumlah aplikasi waste management yang paling sering digunakan masyarakat yaitu E-Recycle (54 persen), Mall Sampah (47 persen), Octopus (28 persen), Duitin (27 persen), Plasticpay (22 persen), Rekosistem (21 persen), Mountrash (16 persen), dan Rapel (11 persen). Adapun, rata-rata masyarakat menggunakan aplikasi tersebut setiap 2 hari sekali.

Baca juga: Lewat Aplikasi Recycle for Good, Setor Sampah Bisa jadi Hadiah

Di samping itu, masyarakat juga kini menaruh perhatian terhadap program-program pengelolaan sampah dari satu merek yang turut melibatkan partisipasi konsumennya sebagaimana diakui oleh 54 persen responden. Bahkan, 81 persen responden tertarik untuk mengikuti program yang dilakukan oleh merek tersebut.

Ada sejumlah alasan yang mendorong partisipasi mereka diantaranya karena ingin berkontribusi mengurangi sampah plastik (81 persen), ingin mengelola sampah lebih baik (69 persen), menjadi kegiatan yang memberikan tambahan penghasilan (48 persen), program yang ditawarkan oleh merek menarik untuk diikuti (31 persen), dan rasa percaya pada merek tersebut untuk mengelola sampah mereka (21 persen).

Tak hanya perusahaan, komunitas-komunitas juga aktif dalam mengeluarkan berbagai aktivitas dengan masyarakat. Aktivitas-aktivitas yang sering diikuti oleh masyarakat adalah daur ulang sampah (71 persen), sosialisasi/edukasi (64 persen), dan pembuatan bank sampah (54 persen). 

Hal-hal yang menjadi alasan masyarakat mengikuti kegiatan tersebut yakni memperluas jaringan dan network (59 persen), memudahkan dalam berbagi informasi (57 persen), memiliki minat atau ketertarikan yang sama (49 persen), dan diajak oleh teman/keluarga (36 persen).

Umumnya, komunitas melakukan sejumlah aktivitas tersebut di lingkungan rumah (59 persen) dan media sosial (59 persen) seperti grup WhatsApp (66 persen), Instagram (52 persen), Facebook (39 persen), dan grup Telegram (38 persen). 

Di sisi lain, kolaborasi antara komunitas dan merek juga sering dilakukan. Sebanyak 74 persen responden mengatakan bahwa komunitasnya sering berkolaborasi dengan merek dalam melakukan kegiatan pengelolaan sampah.

Hal yang menjadi alasan untuk berkolaborasi adalah program yang dilakukan oleh merek memberikan pengalaman baru (61 persen), visi dan misi merek sesuai dengan komunitas (52 persen), program yang dilakukan menarik (54 persen), dan merek tersebut terpercaya (47 persen).

Timothy Astandu selaku Co-Founder dan CEO Populix mengatakan berbagai inisiatif yang dilakukan oleh merek dan komunitas dalam memberikan edukasi dan pengalaman bagi masyarakat memberikan dampak positif sehingga makin banyak masyarakat yang paham bagaimana cara mengelola sampah mereka.

Oleh karena itu, menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis, dan komunitas harus dijalankan dengan semakin  baik ke depannya agar kesadaran masyarakat di Indonesia semakin meningkat demi mewujudkan target pemerintah yakni Indonesia Bersih 2025.

Baca juga: 3 Tip Mengolah Sisa Makanan Lebaran agar Tidak Menjadi Sampah

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Spesifikasi & Keunggulan Kamera Logitech Sight Berbasis AI, Bikin Meeting Online Makin Nyaman

BERIKUTNYA

Makin Seru! 8 Finalis Berebut Juara Turnamen Esports eFootball 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: