Ilustrasi penanganan sampah plastik. (Sumber gambar : Freepik)

Tripper, Yuk Lebih Peduli Sampah Plastik saat Berwisata

02 November 2022   |   07:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Sampah plastik masih menjadi penyumbang pencemaran lingkungan kedua terbesar di Indonesia. Jumlah timbunannya terus bertambah dari tahun ke tahun karena memang plastik kerap dijadikan kemasan dari berbagai produk kebutuhan harian.

Selain itu, masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap penggunaan serta pengolahan sampah yang butuh ratusan sampai ribuan tahun itu untuk terurai di dalam tanah. 

Baca juga: Yuk Lestarikan Lingkungan, Ini 7 Kiat Mudah Memulai Hidup Minim Sampah

Head of Corporate Communications Alliance to End Plastic Waste, Tania Tan menerangkan setidaknya Indonesia menghasilkan sampah plastik 6,8 juta ton per tahun. Sebanyak 4,8 juta ton tidak tertangani dengan baik dan 620.000 ton terbuang ke laut. 

Melihat fakta ini, butuh kerja sama secara nyata untuk menanganan sampah plastik di Indonesia. Apalagi pemerintah menargetkan Indonesia bebas sampah plastik pada 2040. 

The Alliance to End Plastic Waste (The Alliance) lantas bergerak. Dengan misi untuk mengakhiri sampah plastik di lingkungan, lembaga filantropi ini mengimplementasikan proyek dan berinvestasi dalam solusi inovatif untuk mengembangkan atau meningkatkan sistem pengelolaan sampah. 

Berdiri sejak 2019, The Alliance mengumpulkan jaringan global yang terdiri lebih dari 90 pemimpin industri di seluruh rantai nilai plastik. Bekerja bersama pemerintah, masyarakat sipil, pengusaha, dan komunitas, lembaga ini memajukan ekonomi sirkular sampah plastik.

Sebagai cantoh mereka mencanangkan program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik hari ini pada Mei 2022 di Kabupaten Malang. Program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan persampahan terintegrasi untuk lebih dari 2,6 juta penduduk ketika beroperasi penuh pada 2025. 

Tania menjelaskan Tim Bersih Indonesia bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun layanan pengumpulan sampah di tingkat rumah tangga serta fasilitas pemilahan, pemrosesan, dan daur ulang untuk penduduk yang tinggal di luar kota Malang. 

Pemerintah Indonesia pun telah mengalokasikan lahan untuk membangun lima Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan empat Stasiun Peralihan Antara (SPA), mulai paruh kedua taun ini. 

Selaras dengan itu, The Alliance bersama dengan banyak stakeholder melibatkan dan mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, terutama melalui proses daur ulang. Ketika program ini sudah beroperasi sepenuhnya, The Alliance menargetkan 50.000 ton sampah plastik dapat ditangani dengan tingkat daur ulang lebih dari 60 persen. 

Sistem ini juga diharapkan dapat menciptakan 3.000 lapangan pekerjaan baru. “Tahap Satu Bersih Indonesia akan dikembangkan dengan biaya US$29 juta. Ini sepenuhnya hibah dari The Alliance,” beber Tania.

Malang dipilih karena menjadi tempat tujuan wisata lokal maupun mancanegara. Menurut Tania, program ini pun mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Malang. Menjadi proyek percontohan, dia berharap hal serupa juga bisa diimplementasikan ke daerah lainnya. 

“Program ini masih sejalan dengan tujuan destinasi super prioritas,” ungkapnya ketika ditanya daerah mana saja yang akan disasar proyek ini. 

Baca juga: Sampah Mikroplastik Bikin Ambyar Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta

Sementara itu, dia menyebut barang-barang yang sudah terpilah dan bisa didaur ulang di TPST maupun SPA akan dibersihkan untuk kemudian diambil para offtaker atau pemasok kebutuhan industri. Bekas sampah plastik tersebut bisa diolah menjadi barang jadi, seperti botol. 

“Bagaimaa botol plastik lama diproduksi jadi botol baru. Sehingga tidak ciptakan sumber plastik lain, hasil daur ulang,” jelasnya. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Daftar Fenomena Luar Angkasa Sepanjang November 2022

BERIKUTNYA

Jadwal Tayang & Sinopsis Film Horor Perempuan Bergaun Merah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: