Ilustrasi seseorang yang tertekan (dok: Unsplash/AnthonyTran)

Terlalu Banyak Dapat Informasi Negatif Soal Covid-19, Hati-Hati dengan Psikosomatis

24 July 2021   |   13:39 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Belakangan ini ajakan untuk menghentikan penyebaran informasi mengenai Covid-19 ramai beredar di tengah masyarakat. Ajakan tersebut diikuti juga oleh munculnya poster-poster di grup-grup komunitas daerah yang ada media sosial atau pesan instan.

Bahkan, ajakan tersebut di beberapa daerah akhirnya memicu respons lanjutan yang mengancam tenaga kesehatan atau pasien Covid-19 beserta keluarganya. Sebagai contoh adalah munculnya larangan ambulans menghidupkan sirine ketika melewati wilayah tertentu hingga perusakan ambulans yang melintas.

Menurut Sosiolog dari Universitas Nasional Sigit Rohadi, munculnya ajakan untuk menghentikan penyebaran informasi mengenai Covid-19 menandakan bahwa masyarakat dalam kondisi sangat tertekan. Serbuan informasi yang sifatnya negatif, seperti halnya berita duka secara terus menerus akhirnya membuat mereka sulit berpikir jernih.
 

Ilustrasi kesehatan mental terganggu saat pandemi Covid-19/Freepik.com

Ilustrasi kesehatan mental terganggu saat pandemi Covid-19/Freepik.com



“Banyak yang berada dalam tingkat ketegangan akut dengan perilaku bermacam-macam. Ada yang parah hingga merusak ambulans lewat karena panik atau takut. Ada yang tiba-tiba panik kebingungan ketika pengeras suara masjid dihidupkan selain di waktu azan, macam-macam,” tuturnya kepada Hypeabis.

Lebih lanjut, Sigit menyebut masyarakat yang tertekan akibat informasi bersifat negatif seputar Covid-19 kebanyakan adalah usia paruh baya dan lansia. Hal itu tidak terlepas dari penurunan kognitif seiring bertambahnya usia ditambah dengan rendahnya literasi digital.

Adapun, cara yang bisa dilakukan untuk menghindari tekanan berlebihan akibat serbuan informasi bersifat negatif adalah mengimbangi diri dengan informasi yang bersifat positif. Selain itu, sebisa mungkin jangan pernah bergantung kepada satu sumber informasi, terlebih sumber tersebut belum bisa dipastikan asal usulnya seperti informasi yang beredar di media sosial atau grup pesan instan.

“Harus diimbangi dengan berita-berita positif, contohnya berita masyarakat saling membantu lewat berbagai gerakan sosial, mengantar makanan, tabung oksigen. Narasi positif ini juga perlu dibangun karena informasi yang melulu satu hal menimbulkan ketegangan pikiran atau sakit fisik psikosomatis,” ungkapnya.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Omni Hospital dr. Andri, Sp. KJ mengatakan gangguan psikosomatis merupakan keluhan gejala fisik yang muncul akibat pikiran dan emosi yang dirasakan seseorang. Gangguan tersebut bisa berasal atau diperburuk oleh stres dan rasa cemas.

Menurut Andri, gangguan psikosomatis tidak boleh dibiarkan lantaran dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Selain itu, gangguan tersebut juga bisa memicu seseorang untuk mencari rasa aman secara instan, seperti mengonsumsi obat-obatan atau suplemen makanan secara berlebihan yang tentunya dalam jangka panjang berdampak buruk bagi tubuh.

“Mendapatkan berita mengenai Covid-19 dari keluarga, teman-teman, tetangga, atau dari sumber lainnya secara terus menerus tentunya membuat tidak nyaman. Memberikan suasana tidak baik mengaktifkan respon stres yang tidak baik jika berlebihan,” paparnya.

Walaupun demikian, bukan berarti solusi dari permasalahan tersebut adalah menutup diri dari informasi mengenai Covid-19. Karena bagaimanapun juga informasi tersebut tetap dibutuhkan untuk meningkatkan kewaspadaan yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap respon sistem kekebalan tubuh.

“Saya menyarankan kita semua untuk mengambil jarak. Berikan waktu cukup sejam sehari membaca berita berkaitan dengan Covid-19 dan kematian yang diakibatkannya. Siapkan diri Anda sebelumnya dengan membaca artikel yang menyenangkan atau melakukan relaksasi dan meditasi,” ujar Andri.
1
2


SEBELUMNYA

Mau Ketemu Artis Running Man? Cek Tanggalnya

BERIKUTNYA

Hobi Nonton Video? Ini Berbagai Kelebihan Youtube Berbayar

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: