Element Rilis Single Sadar Tanpa Dirimu versi Remastered
18 June 2023 |
14:30 WIB
1
Like
Like
Like
Element kembali merilis ulang karya-karya musik hit mereka. Grup band pop rock yang populer di era 1990-an itu kini merilis lagu Sadar Tanpa Dirimu versi remastered setelah dirilis 2004 silam. Lagu yang merupakan bagian dari album Dialog itu kini disajikan kembali dengan menggabungkan dua versi awalnya.
Pada awalnya, lagu Sadar Tanpa Dirimu memang dirilis dalam dua versi yakni versi piano dan versi string. Dalam versi remastered ini, lagu tersebut menggabungkan dua versi awalnya menjadi sebuah karya musik yang baru. Dipulas dengan nuansa harmonisasi dari duo vokalis, menambah suasana lagu tersebut lebih romantis dalam kisah-kisah lagu senja masa kini yang sedang marak di Indonesia.
Baca juga: Element hingga Angkasa Bagikan Resep Jaga Eksistensi sebagai Band
Sang vokalis, Lucky Widja, mengatakan perilisan single Sadar Tanpa Dirimu versi remastered merupakan hasil keputusan bersama para personel Element. Ide itu tercipta ketika band yang berdiri pada 1999 itu sedang menggelar latihan dan mencoba mendengarkan kembali lagu-lagu mereka dalam album Dialog.
Ketika mendengarkan lagu Sadar Tanpa Dirimu, mereka pun memiliki ide untuk menggabungkan dua versi rilisan lagu itu menjadi satu karya yang baru. Hal ini pun langsung disetujui oleh Ferdy Tahier, vokalis sekaligus pencipta lagu ini. Sejak awal, dia menilai lagu ini memang memiliki daya tarik tersendiri untuk menjadi single andalan dalam album Dialog.
Di sisi lain, Adhitya Pratama menuturkan bahwa di tengah semakin menjamurnya musisi dan grup band baru, Element akan kembali menunjukkan kebolehannya di kancah musik Indonesia. Tahun ini, katanya, Element akan merilis single-single baru untuk para pendengar setia mereka.
Untuk tetap terdengar relevan dengan kalangan penikmat musik yang lebih muda, Element pun tak menutup mata dengan minat industri musik saat ini. Band yang telah berusia 24 tahun ini terus berupaya menciptakan karya musik yang lebih relevan dengan zaman namun tetap mempertahankan karakter mereka.
Pria yang akrab disapa Adit itu menilai bahwa saat ini kebanyakan anak muda lebih menyukai lagu-lagu yang easy listening atau mudah untuk didengarkan dan dinikmati, baik dari segi lirik, komposisi, aransemen, hingga manajemen sound atau suaranya.
"Anak sekarang tuh denger musik yang ada distorsinya sedikit sudah dianggap berisik. Tapi kami enggak kaget dengan hal itu karena kami sudah pernah melewati itu dan kami tetap mempertahankan karakter dengan media dan suasana yang baru," ujarnya.
Meski demikian, menurut Adit, di tengah perkembangan industri musik yang semakin masif, para musisi Indonesia yang melejit era 2000an yang didominasi oleh grup band pop juga masih mendapatkan tempat di kalangan pencinta musik dalam negeri.
Dia mengatakan kebanyakan materi lagu-lagu yang dibuat oleh musisi era 2000an secara tidak langsung bisa menjadi semacam 'soundtrack' dalam perjalanan hidup pendengarnya. Oleh karena itu, tak heran jika sampai hari ini, lagu-lagu tersebut masih memiliki tempat di kalangan penikmat musik.
Menurutnya, proses bermusik yang tak mudah pada era 1990-an sampai 2000-an turut membentuk mentalitas dan karakter yang kuat pada musisi yang berkembang pada era tersebut. Hal itulah yang membuat lagu-lagu pada era yang disebut masa keemasan grup band itu memiliki karakter yang kuat, terlepas apapun jenis musik yang disajikan.
"Menurut gue itu adalah satu power [kekuatan] yang membuat kami masih eksis sampai hari ini," katanya.
Baca juga: Warna Musik Makin Variatif, Musisi Sayangkan Indonesia Justru Defisit Grup Band
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Pada awalnya, lagu Sadar Tanpa Dirimu memang dirilis dalam dua versi yakni versi piano dan versi string. Dalam versi remastered ini, lagu tersebut menggabungkan dua versi awalnya menjadi sebuah karya musik yang baru. Dipulas dengan nuansa harmonisasi dari duo vokalis, menambah suasana lagu tersebut lebih romantis dalam kisah-kisah lagu senja masa kini yang sedang marak di Indonesia.
Baca juga: Element hingga Angkasa Bagikan Resep Jaga Eksistensi sebagai Band
Sang vokalis, Lucky Widja, mengatakan perilisan single Sadar Tanpa Dirimu versi remastered merupakan hasil keputusan bersama para personel Element. Ide itu tercipta ketika band yang berdiri pada 1999 itu sedang menggelar latihan dan mencoba mendengarkan kembali lagu-lagu mereka dalam album Dialog.
Ketika mendengarkan lagu Sadar Tanpa Dirimu, mereka pun memiliki ide untuk menggabungkan dua versi rilisan lagu itu menjadi satu karya yang baru. Hal ini pun langsung disetujui oleh Ferdy Tahier, vokalis sekaligus pencipta lagu ini. Sejak awal, dia menilai lagu ini memang memiliki daya tarik tersendiri untuk menjadi single andalan dalam album Dialog.
Menurut Arya 'Dei' Prasetyo, gitaris Element, dengan harmonisasi vokal yang dapat dimaksimalkan oleh Lucky, dimana dia dapat menambahkan jumlah pecahan suara yang menarik dalam lagu tersebut, membuat single Sadar Tanpa Dirimu versi remastered ini menjadi terdengar lebih catchy dan kekinian."Lagu ini sebenarnya cukup kuat untuk dijadikan single ketiga pada saat rilis album tahun 2004 dulu. Tapi sayangnya waktu itu lagu yang bernuansa seperti ini pada zamannya hanya diperlakukan sebagai lagu pelengkap dari sebuah album," kata Ferdy.
Musik yang Relevan
Di sisi lain, Adhitya Pratama menuturkan bahwa di tengah semakin menjamurnya musisi dan grup band baru, Element akan kembali menunjukkan kebolehannya di kancah musik Indonesia. Tahun ini, katanya, Element akan merilis single-single baru untuk para pendengar setia mereka.Untuk tetap terdengar relevan dengan kalangan penikmat musik yang lebih muda, Element pun tak menutup mata dengan minat industri musik saat ini. Band yang telah berusia 24 tahun ini terus berupaya menciptakan karya musik yang lebih relevan dengan zaman namun tetap mempertahankan karakter mereka.
Pria yang akrab disapa Adit itu menilai bahwa saat ini kebanyakan anak muda lebih menyukai lagu-lagu yang easy listening atau mudah untuk didengarkan dan dinikmati, baik dari segi lirik, komposisi, aransemen, hingga manajemen sound atau suaranya.
"Anak sekarang tuh denger musik yang ada distorsinya sedikit sudah dianggap berisik. Tapi kami enggak kaget dengan hal itu karena kami sudah pernah melewati itu dan kami tetap mempertahankan karakter dengan media dan suasana yang baru," ujarnya.
Meski demikian, menurut Adit, di tengah perkembangan industri musik yang semakin masif, para musisi Indonesia yang melejit era 2000an yang didominasi oleh grup band pop juga masih mendapatkan tempat di kalangan pencinta musik dalam negeri.
Dia mengatakan kebanyakan materi lagu-lagu yang dibuat oleh musisi era 2000an secara tidak langsung bisa menjadi semacam 'soundtrack' dalam perjalanan hidup pendengarnya. Oleh karena itu, tak heran jika sampai hari ini, lagu-lagu tersebut masih memiliki tempat di kalangan penikmat musik.
Menurutnya, proses bermusik yang tak mudah pada era 1990-an sampai 2000-an turut membentuk mentalitas dan karakter yang kuat pada musisi yang berkembang pada era tersebut. Hal itulah yang membuat lagu-lagu pada era yang disebut masa keemasan grup band itu memiliki karakter yang kuat, terlepas apapun jenis musik yang disajikan.
"Menurut gue itu adalah satu power [kekuatan] yang membuat kami masih eksis sampai hari ini," katanya.
Baca juga: Warna Musik Makin Variatif, Musisi Sayangkan Indonesia Justru Defisit Grup Band
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.