Micro community menjadi tren terbaru di media sosial (Sumber gambar: Jakob Owens/Unsplash)

3 Cara Membangun Micro Community yang Jadi Tren Baru di Media Sosial

14 June 2023   |   20:37 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Perkembangan media sosial semakin masif. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215 juta orang pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat sebesar 2,67 persen dibandingkan periode 2021-2022 yakni 210 juta pengguna.

Di sisi lain, laporan We Are Social menunjukkan jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 167 juta pada Januari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 60,4 persen dari populasi di dalam negeri. Pengguna media sosial pun memiliki minat dan kecenderungan masing-masing dalam berkomunikasi di ruang maya.

Baca juga: Tanda-Tanda Kalian Butuh Detoks Media Sosial & Kiat Menjalaninya

Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia Wenseslaus Manggut menilai pengguna yang berasal dari kalangan generasi milenial cenderung menggandrungi platform media sosial yang sudah mapan seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.

Sementara kalangan yang lebih muda seperti generasi Z, lebih menaruh minat untuk membangun semacam komunitas mikro (micro community) di media sosial.

Riuhnya media sosial ini justru membuat banyak orang kini lebih mendambakan keamanan, privasi, komunitas, dan koneksi. Pengguna media sosial, terutama yang berusia di bawah 35 tahun, saat ini cenderung ingin berkomunikasi dengan pengguna lain dengan minat dan hobi yang sama.

Latar belakang inilah yang membuat tren komunitas mikro semakin digandrungi di media sosial. Sejumlah platform media sosial yang memungkinkan untuk menciptakan komunitas mikro bagi penggunanya di antaranya grup Facebook, ClubHouse, Discord di Twitter, dan grup obrolan di Instagram.

Meski demikian, sejatinya setiap media sosial memiliki kemungkinan menjadi wadah bagi komunitas mikro selama ada ruang yang lebih privasi bagi penggunanya.

"Generasi Z ini biasanya enggak mau dikenali dengan orang-orang terdekatnya di media sosial, seperti keluarganya. Jadi mereka lebih suka dengan micro community karena lebih bebas," katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
 

Ilustrasi media sosial (Sumber gambar: Robbin Worral/Pexels)

Ilustrasi media sosial (Sumber gambar: Robbin Worral/Pexels)

Wenses menuturkan tren komunitas mikro di media sosial ini menciptakan obrolan yang kian intensif tentang hal-hal yang dekat dengan kehidupan antarpengguna. Hal ini, dinilai membuat konten-konten yang digemari oleh pengguna media sosial pun seputar hal-hal yang dekat dan memang digemari.

Di sisi lain, tren komunitas mikro yang berkembang juga bisa menjadi peluang untuk menciptakan strategi promosi pemasaran guna meningkatkan bisnis. Dengan komunikasi yang lebih intens, para pelaku usaha bisa menciptakan konsumen yang loyal yang berangkat dari satu komunitas mikro.

Melansir dari Forbes, berikut adalah tiga cara untuk membuat komunitas mikro di media sosial.


1. Kenali audiens

Membangun micro-community atau komunitas mikro bisa dimulai dengan memahami terlebih dahulu karakteristik dari para anggota termasuk ketertarikan dan keinginan mereka. Dari situ, kalian bisa membuat strategi untuk mengaitkan keinginan mereka sesuai dengan misi atau produk yang kalian tawarkan. Dengan kata lain, perlu ada ikatan jelas antara keduanya.

 Meski demikian, perlu diingat bahwa kalian membuat komunitas mikro bukan untuk berjualan secara langsung melainkan menciptakan koneksi antar merek dan anggota, serta antaranggota. Ketahui dan evaluasi apa yang mereka butuhkan dan harapkan dengan melakukan survei atau melihat ulasan-ulasan yang ada.


2. Pilih platform yang tepat

Ada begitu banyak platform yang terbuka untuk membuat komunitas mikro seperti Facebook, Discord, Instagram, dll. Untuk memilih platform yang tepat bagi komunitas kalian, pertimbangkan bagaimana konsumen kalian mengonsumsi konten di media sosial.


3. Berbagi pengalaman dan cerita

Salah satu cara terbaik untuk menciptakan komunitas mikro adalah dengan melibatkan konsumen ke dalam pengalaman kalian ke dalam pengalaman bersama. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan menggunakan Facebook atau Instagram Live, hingga meminta anggota untuk mengirimkan video pendek tentang pengalaman mereka menggunakan produk.

Baca juga: Fenomena Sharenting, Ajang Refleksi & Aktualisasi Ibu Muda lewat Media Sosial

Berbagi pengalaman dengan orang lain adalah kunci terjalinnya komunitas mikro. Rasa berbagi pengaaman dan inklusivitas dalam suatu kelompok dapat membangun loyalitas merek tertentu.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Presiden Jokowi Ingatkan Masyarakat Jangan Sering-sering Berobat ke Luar Negeri

BERIKUTNYA

Pasangan Ini Sukses Berbisnis dan Berdayakan Ratusan Perajin

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: