Pementasan Opera Kecoa Teater Koma (sumber gambar/Djarum Foundation)

Kenang Sang Maestro Nano Riantiarno, Naskah Opera Kecoa Dipentaskan Ulang Indonesia Kita

13 June 2023   |   17:42 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Kepergian penggawa Teater Koma, Nano Riantiarno pada awal tahun 2023 membawa duka mendalam bagi pegiat seni di Indonesia. Selama hidupnya, begawan teater itu telah menghasilkan ratusan karya pertunjukan terkenal yang selalu memihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan masyarakat akar rumput.

Adapun, salah satu naskahnya yang paling terkenal adalah lakon Opera Kecoa yang dipentaskan pada 1990. Kini, setelah lebih dari tiga dekade, naskah tersebut kembali diadaptasi ulang oleh Indonesia Kita dan bakal dipentaskan lagi dengan judul Julini Tak Pernah Mati.

Baca juga: Teater Koma, Sejarah & Kenangan Nano Riantiarno

Diproduksi oleh Kayan Production, pementasan lakon Julini Tak Pernah Mati akan dilangsungkan di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki pada 16-17 Juni 2023. Pada produksi yang ke-39 ini Indonesia Kita juga mendapuk aktor dan aktris besar di Tanah Air untuk meramaikan pementasan tersebut.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by @kayanproduction



Beberapa di antaranya seperti Butet Kartaredjasa, Rangga Riantiarno, Cak Lontong, Akbar, Marwoto, dan Jajang C. Noer. Ada juga Sri Krishna Encik, Sruti Respati Netta Kusumah Dewi, Mucle, Wisben, Joned, Joind Bayu Winanda, serta aktor-aktor Teater Koma yang sudah tidak disangsikan aktingnya.

Penulis dan Direktur Artistik Indonesia Kita, Agus Noor mengatakan lakon Julini dipentaskan untuk kembali mengenang sosok N.Riantiarno. Menurutnya Nano, lewat Teater Koma telah menjadi bukti sejarah bahwa seni pertunjukan sempat mengalami masa keemasan sekaligus menjadi tontonan yang kritis dan menghibur di Indonesia.

"Kisah Julini yang kami angkat kali ini menjadi pengingat bahwa perjalanan seni teater kita bertumbuh dengan keberadaan Teater Koma. Sosok Julini yang tak pernah mati hendaknya bisa membuka jalan untuk menghidupkan kembali masa-masa tersebut,” ujar Agus Noor, penulis dan sutradara pertunjukan dalam siaran tertulis.

Sementara itu pendiri Indonesia Kita, Butet Kartaredjasa melihat bahwa pementasan tersebut akan menjadi kenangan dan reuni tersendiri bagi dirinya yang sering kali tampil bersama Teater Koma. Tak hanya itu, lakon tersebut juga masih relevan dengan kondisi Indonesia saat ini meski naskahnya dibuat pada dekade 90-an.

"Sangat pas dan perlu bagi Indonesia Kita untuk menampilkan lakon ini, supaya para penonton teater bisa kembali diingatkan sejarah penting Teater Koma, sebagai salah satu kelompok teater yang banyak melahirkan seniman besar di dunia seni peran," papar Butet.

Sinopsis Julini Tak Pernah Mati
Adapun lakon Julini Tak Pernah Mati atau Misteri Julini akan mengisahkan sosok Julini, karakter utama dalam naskah Opera Kecoa yang sudah meninggal dunia. Namun, beberapa tahun setelah dia dimakamkan Julini ditemukan dalam keadaan masih utuh saat kuburannya digali.

Fenomena keberadaan  Julini ini pun menggemparkan sekaligus memunculkan polemik. Ada yang menganggapnya sebagai orang sakti, dan ada juga yang menilainya sosok yang berbahaya dan mengancam. Hal itu dikarenakan kejadian itu juga memikat banyak pengikut dan dipuja, sehingga banyak yang mencoba memanfaatkan keajaiban Julini.

Namun, di lain pihak, Julini hanya memiliki keinginan sederhana, yaitu bertemu kawan- kawannya dan kekasihnya. Tapi mereka semua sudah mati. Tinggal anak keturunan mereka. Dari sinilah Julini kemudian terperangkap dalam bermacam kepentingan politik yang juga membuka sejarah yang selama ini disembunyikan.

Tak hanya itu, Julini juga berada dalam posisis simalakama, dia dipuja tapi juga dihujat. Masa lalunya sebagai waria digugat. Apalagi ketika banyak orang menghubung-hubungkan masa silam Julini dengan perjalanan hidup seorang tokoh politik yang akan maju dalam pemilihan pimpinan kota. 

Baca juga: Suara Lantang Perempuan Melawan Toksik Maskulinitas dalam Teater Monolog Drupadi

Sebagai tambahan informasi, lakon Opera Kecoa merupakan salah satu naskah terbaik karya Nano Riantiarno yang sempat dilarang dipentaskan di Jakarta pada masa Orde Baru. Akibat pelarangan tersebut akibatnya lakon Opera Kecoa juga batal pentas di empat kota besar di Jepang pada tahun 1990.

Adapun, dalam adaptasi ulang pementasan naskah tersebut, Indonesia Kita kali ini juga akan digawangi oleh Arie Pekar dari Jakarta Street Music, dan dimeriahkan juga oleh para penari dari Dansity yang dikoreografi oleh Josh Marcy.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Bos ChatGPT Sam Altman Datang nih ke Indonesia, Yuk Intip Agendanya

BERIKUTNYA

4 Koleksi Baru Sejauh Mata Memandang, Bernuansa Keindahan Alam Dibalut Kain Ramah Lingkungan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: