4 Koleksi Baru Sejauh Mata Memandang, Bernuansa Keindahan Alam Dibalut Kain Ramah Lingkungan
13 June 2023 |
18:00 WIB
Belakangan isu lingkungan seakan 'menyandera' industri fesyen. Pasalnya, industri ini menjadi penyumbang limbah terbesar kedua di dunia selain plastik. Semangat bergaya dengan memprioritaskan penjagaan lingkungan pun terus digalakkan.
Salah satu jenama lokal populer, Sejauh Mata Memandang (SMM) mengambil konsentrasi lebih dalam penggunaan tekstil yang berdampak jauh pada lingkungan. Terbaru, SMM memperlihatkan koleksi busana modern dengan konsep ramah lingkungan bertajuk Harmonature: Harmonizing the Nature of Nusantara. Masih tetap dengan DNA SMM yang mengangkat kain wastra Indonesia, kali ini keindahan alam dan busaya tergurat dalam busana-busana baru SMM.
Baca juga: Mengintip Koleksi Terbaru Sejauh Mata Memandang yang Terinspirasi dari Jajanan Tradisional
Chitra Subyakto selaku Pendiri dan Direktur Kreatif SMM menyebut, SMM memiliki tujuan jangka panjang untuk menyadarkan penggerak industri fashion tetang pentingnya sustainability dalam industri tersebut. SMM, menurutnya, memiliki tujuan untuk mengajak sebanyak mungkin penggiat industri fesyen untuk bersama-sama mengubah perilaku.
"Menciptakan ekosistem yang lebih ramah lingkungan melalui proses pengelolaan tekstil yang lebih bertanggung jawab, meliputi pemilihan bahan, proses pewarnaan, dan kolaborasi bersama pengrajin lokal,” ujar Chitra.
Langkah tersbeut disebut sebagai upaya SMM untuk bertanggungjawab dalam menajalnkan bisnis secara sirkular. Baru-baru ini, SMM mengenalkan empat koleksi busana yang mengambil inspirasi keindahan alam. Berikut beberapa konsep koleksinya:
Kain Tuban Gedong dibuat dengan kapas regeneratif yang memperhatikan dampak lingkungan dalam proses pertaniannya. Semua proses produksinya dilakukan penuh oleh pengrajin lokal dengan bertanggungjawab terhadap lingkungan, mulai dari penanaman pohon kapas, pemintalan, penenunan, pembuatan batik, hingga pencelupan alami.
Material kain yang dipilih untuk koleksi batik cap adalah tencel dan katun. Dua bahan ini cocok dengan iklim tropis Indonesia. Sama dengan kain tuban gedong, pengrajin lokal juga bertanggungjawab penuh terhadap proses pembuatan kain yang ramah lingkungan. Untuk pewarnaan SMM bekerja sama dengan pengrajin dari Desa Sembiran, Bali Utara untuk mendapatkan teknik pewarnaan alami.
Kain adat suku Bugis, Sulawesi Selatan menginspirasi SMM untuk membuat koleksi tenun dengan bahan sutera yang lembut. Koleksi dibuat seperti baju bodo yang sudah menjadi ciri khas sebagai pakaian Bugis. Busana bagian atasan tersebut dipadukan dengan bawahan menyerupai sarung tenun sutera.
Sarung tersebut tampil dengan warna cerah dan pola kotak-kotak yang dikenal sebagai Lippa Sabbe. Kain lembut ini sudah dikenal hingga mancanegara. Potongan kain tenun sutera Bugis diproduksi dengan keahlian penenun sutera dari Sengkang, Kabupaten Wejo.
Baca juga: Sejauh Mata Memandang Meluncurkan Koleksi Terbaru dari Kain Daur Ulang
Editor: Dika Irawan
Salah satu jenama lokal populer, Sejauh Mata Memandang (SMM) mengambil konsentrasi lebih dalam penggunaan tekstil yang berdampak jauh pada lingkungan. Terbaru, SMM memperlihatkan koleksi busana modern dengan konsep ramah lingkungan bertajuk Harmonature: Harmonizing the Nature of Nusantara. Masih tetap dengan DNA SMM yang mengangkat kain wastra Indonesia, kali ini keindahan alam dan busaya tergurat dalam busana-busana baru SMM.
Baca juga: Mengintip Koleksi Terbaru Sejauh Mata Memandang yang Terinspirasi dari Jajanan Tradisional
Chitra Subyakto selaku Pendiri dan Direktur Kreatif SMM menyebut, SMM memiliki tujuan jangka panjang untuk menyadarkan penggerak industri fashion tetang pentingnya sustainability dalam industri tersebut. SMM, menurutnya, memiliki tujuan untuk mengajak sebanyak mungkin penggiat industri fesyen untuk bersama-sama mengubah perilaku.
"Menciptakan ekosistem yang lebih ramah lingkungan melalui proses pengelolaan tekstil yang lebih bertanggung jawab, meliputi pemilihan bahan, proses pewarnaan, dan kolaborasi bersama pengrajin lokal,” ujar Chitra.
Langkah tersbeut disebut sebagai upaya SMM untuk bertanggungjawab dalam menajalnkan bisnis secara sirkular. Baru-baru ini, SMM mengenalkan empat koleksi busana yang mengambil inspirasi keindahan alam. Berikut beberapa konsep koleksinya:
Koleksi Sejauh Mata Memandang (Sumber gambar: Dok. Sejauh Mata Memandang)
1. Koleksi Daur Ulang
Menyadar industri fesyen sebagai penyumbang utama polisi dan perubahan iklim global, SMM berupaya mengurangi limbah tekstil dalam busananya. Salah satu konsep yang diterapkan adalah memperpanjang umur kain agar tidak menjadi limbah permanen. Koksi terbaru mereka dibuat dengan memanfaatkan kembali kain sisa produksi, dan menjahitnya menjadi produk baru yang memiliki nilai tambah. Koleksi ini mencakup pakaian, tas, dan aksesoris.2. Koleksi Tenun Tuban Gedog
Tenun Tuban Gedog merupakan kain tenun khas Tuban, Jawa Timur yang sangat memperhatikan konsep sirkular. SMM bekerjasama dengan pengjarin lokal Tuban untuk menuangkan keindahan alam melalui busana kebaya berhias manik.Kain Tuban Gedong dibuat dengan kapas regeneratif yang memperhatikan dampak lingkungan dalam proses pertaniannya. Semua proses produksinya dilakukan penuh oleh pengrajin lokal dengan bertanggungjawab terhadap lingkungan, mulai dari penanaman pohon kapas, pemintalan, penenunan, pembuatan batik, hingga pencelupan alami.
Koleksi Sejauh Mata Memandang (Sumber gambar: Dok. Sejauh Mata Memandang)
3. Koleksi Batik Cap
Koleksi batik cap dibuat dengan teknik tradisional cap dengan stempel tembaga dan lilin untuk menghasilkan kain batik buatan tangan. Koleksi ini menampilkan pola-pola yang terbilang unik. SMM berkolaborasi dengan UMKM dari Desa Watukebo, Banyuwangi dan Desa Karangjompo, Pekalongan untuk membuat koleksi anyar ini.Material kain yang dipilih untuk koleksi batik cap adalah tencel dan katun. Dua bahan ini cocok dengan iklim tropis Indonesia. Sama dengan kain tuban gedong, pengrajin lokal juga bertanggungjawab penuh terhadap proses pembuatan kain yang ramah lingkungan. Untuk pewarnaan SMM bekerja sama dengan pengrajin dari Desa Sembiran, Bali Utara untuk mendapatkan teknik pewarnaan alami.
4. Koleksi Tenun Sutera Bugis
Kain adat suku Bugis, Sulawesi Selatan menginspirasi SMM untuk membuat koleksi tenun dengan bahan sutera yang lembut. Koleksi dibuat seperti baju bodo yang sudah menjadi ciri khas sebagai pakaian Bugis. Busana bagian atasan tersebut dipadukan dengan bawahan menyerupai sarung tenun sutera.Sarung tersebut tampil dengan warna cerah dan pola kotak-kotak yang dikenal sebagai Lippa Sabbe. Kain lembut ini sudah dikenal hingga mancanegara. Potongan kain tenun sutera Bugis diproduksi dengan keahlian penenun sutera dari Sengkang, Kabupaten Wejo.
Baca juga: Sejauh Mata Memandang Meluncurkan Koleksi Terbaru dari Kain Daur Ulang
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.