Ilustrasi pertunjukan (Sumber foto: Unsplash/erik-mclean)

Kronologi Dugaan Intimidasi Pertunjukan Musuh Bebuyutan, dari Surat Pernyataan hingga WA Butet Kartaredjasa

10 December 2023   |   20:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Belum lama ini, seni pertunjukan Indonesia dihebohkan kabar dugaan intimidasi dari kepolisian terkait pertunjukan bertajuk Musuh Bebuyutan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (1/12/2023). Sejumlah pihak yang terkait dalam persoalan ini pun sudah angkat bicara. 

Lakon Musuh Bebuyutan sendiri menceritakan kisah sederhana tentang sebuah kampung yang sedang mempersiapkan pemilihan lurah baru. Di pertunjukan ini, sejumlah seniman ternama Indonesia ikut serta. Selain Butet Kartaredjasa, pemain yang menjadi bagian dalam pertunjukan ini seperti Cak Lontong, Cak Lontong, Akbar, Happy Salma, serta Inaya Wahid. Sementara itu, Agus adalah penulis dan sutradara pertunjukan tersebut.

Baca juga: Potret Perebutan Kekuasaan Penuh Satire Politik dalam Lakon Calon Lawan

Berikut kronologi terkait kabar dugaan intimidasi pertunjukkan hingga kabar terbaru soal Whatsapp Butet Kartaredjasa yang diblokir:
 

Penandatanganan Surat

Seperti diwartakan Butet membuat pernyataan pada Rabu (6/12/2023), di mana dia mengaku mendapat intimidasi lewat surat pernyataan, yang isinya meminta dia tidak berbicara politik. Menurutnya, surat itu adalah salah satu syarat agar diterbitkan izin pertunjukannya. 

Adapun, Agus Noor, penulis naskah seni pertunjukan teater berjudul Musuh Bebuyutan itu, di dalam akun media sosial instagramnya @agusnoor_  menuliskan bahwa dirinya diminta untuk menandatangani ketegangan surat pernyataan kalau lakon ini tidak menyinggung isu politik. Dia menyebut bahwa lelucon memang kerap mencemaskan kekuasaan. “Selepas era Orde Baru, baru kali ini, sebagai penulis dan sutradara saya merasakan ketegangan menjelang pementasan,” tulisnya.


Pertanyakan Isi Surat

Masih dalam akun Instagramnya, Agus menyampaikan panjang lebar tentang surat pernyataan untuk berkomitmen tidak membicarakan soal politik. Dia mempertanyakan keharusan menandatangani pernyataan tersebut. “Apakah karea ini tahun politik? Apakah karena sedang ada pemilu, pilpres,” tulisnya.

Dia menuliskan, Pentas Indonesia Kita sudah diadakan sejak 2011 dan mementaskan 40 lakon yang semuanya mengangkat isu sosial politiik. Selama itu, dia tidak pernah menandatangani surat pernyataan untuk berkomitmen tidak mengusung masalah atau unsur politik.

Para pemain menjadi terasa mendapatkan pengawasan sebelum melakukan pentas. Berbagai pertanyaan muncul dan membuat rasa ketakutan timbul, sehingga menjadikan pemain berhati-hati karena seakan ada batas.

Suasana batin semua pihak penuh pertanyaan penasaran dan kecemasan saat menyiapkan pementasan. Agus menuslikan, suasana ini tidak pernah dialami, kecuali pada zaman dahulu ketika Orde Baru.


Merasa Khawatir 

Pada Jumat, 8 Desember 2023, Agus kembali mengunggah video ketika pementasan usia. Dalam unggahannya itu, dia menuturkan mencoba tetap terlihat riang gembira ketika dipanggil untuk muncul ke panggung meskipun sepanjang pertunjukan merasa khawatir. Penonton tertawa sampai akhir pertunjukan. Dia mengatakan berusaha menenangkan diri dengan meyakinkan bahwa yang dikerjakan adalah cara beribadah kebudayaan untuk mencintai Indonesia karena semangat dan pesannya tetap sama, yakni jangan pernah kapok menjadi Indonesia.


Nasib Musuh Bebuyutan

Agus mengunggah pos yang menuliskan tentang pertemuan dengan seorang perwira tinggi polisi bersama kawan-kawan lain. Dalam pertemuan itu, dia bertanya kemungkinan Musuh Bebuyutan tayang di beberapa kota. Pertanyaan itu bukan tanpa sebab. Dia teringat dengan lakon Sarimin yang ditulis pada 2007 yang juga dipentaskan di beberapa kota. Semua lancar sampai pada suatu saat Sarimin main di Surabaya, Jawa Timur. Pada saat itu, aparat polisi setempat marah, 


Bantahan Intimidasi

Menanggapi dugaan tersebut, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro memastikan, terhadap aktor maupun materi acara tidak pernah ada campur tangan dari pihak kepolisian. Demikian dikutip dari Tribatanews.polri.go.id. Menurutnya, personel yang dikerahkan untuk pengamanan hanya berkoordinasi dengan penyelenggara acara terkait izin, dengan satpam terkait pengamanan, dan pengaturan lalu lintas jika diperlukan.

Sementara itu, pihak penyelenggara Kayan Production juga menegaskan tidak ada intervensi yang dilakukan polisi, sebagaimana kabar yang beredar. "Hanya mau menyampaikan bahwa saya memang yang melakukan pengurusan terkait surat-surat perizinan ke kepolisian. Lalu tidak ada intimidasi dalam penandatanganan surat tersebut,” kata Sekretariat Kayan Production, Indah, Selasa (5/12/2023).


Butet Dilaporkan ke Bareskrim

Di sisi lain, Butet dilaporkan oleh Komunitas Advokat Lintas Nusantara (LISAN) ke Bareskrim Polri, pada Jumat (8/12/2023). Seniman itu dianggap menyudutkan kepolisian soal kabar intimidasi, juga dianggap menyebar kabar bohong ihwal informasi tersebut. Namun, laporan itu belum sampai ke meja penyidik karena dianggap belum lengkap secara administrasi. Alhasil, laporan itu diajuken ke pengaduan masyarakat. 


Whatsapp Lumpuh

Baru-baru ini, Butet Kartaredjasa lewat akun IG masbutet mengunggah keterangan yang menuliskan HP/WA dilumpuhkan, Sabtu (9/12/2023). Dia menuliskan akses komunikasi kepada diri tengah dilumpuhkan mulai pagi hari. Sang seniman mempersilahkan siapa saja yang mau menghubungi melalui nomor rumah atau nomor kontak sang istri.  
 
Seniman Butet memberikan keterangan bahwa individu yang meretas dan melumpuhkan WA mulai muncul. Sang penjahat memajang foto, menggunakan nomor lain, masuk ke grup yang ada di aplikasi WA. Kondisi itu membuat dia memperingatkan siapa saja untuk berhati-hati. “Penjahat itu terus bergerilya. Kalau dia bikin status yang aneh-aneh minta ditransfer dan sebaangsanya, jelas itu bukan saya,” tulisnya.


Whatsapp Pulih

Pada pukul 14.30 WIB, Butet mengungkapkan bahwa nomor whatsapp yang diretas sudah dapat kembali. Sejumlah dokumen yang hilang juga secara bertahap sudah berada di tangannya lagi. Dia berterima kasih kepada sejumlah kawan yang ahli di bidang IT di Yogyakarta dan tim cybercrime Polda DIY yng sejak kemarin berjuang mengambil alih kembali nomor aplikasi whatsapp.

Baca juga: Sosok Djoko Pekik di Mata Para Seniman hingga Pejabat 

Editor: Dika Irawan
 

SEBELUMNYA

Eksklusif Profil Marisa Tumbuan CEO Irressavenue: Banyak Barang Preloved Mewah Belum Pernah Dipakai Sama Sekali

BERIKUTNYA

5 Penyebab Kenapa Motor Sekarang Enggak Ada Kick Starter-nya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: