Orang-Orang Berbahaya, Lakon Teater Duo Detektif Kocak Bongkar Kejahatan Penguasa
19 November 2022 |
10:31 WIB
1
Like
Like
Like
Cak Lontong dan Akbar tak hanya pandai melawak, tapi juga berakting di atas panggung. Lewat guyonannya mereka selalu berhasil mengocok perut dengan humor-humor cerdas. Hal itu pun terbukti dalam pementasan lakon Orang-Orang Berbahaya di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (18/11) malam.
Berperan sebagai detektif, dua komedian itu tak henti-hentinya membuat penonton tertawa ngakak selama kurang lebih 3 jam durasi pementasan teater dengan lawakan-lawakan mereka. Tak hanya itu, lakon garapan sutradara Agus Noor itu juga sarat kritik sosial dan politik, dengan balutan komedi khas grup Indonesia Kita.
Secara sederhana, benang merah Orang-Orang Berbahaya mengisahkan dua detektif yang ingin memecahkan teka-teki dengan menyamar jadi pasien di sebuah rumah sakit jiwa (RSJ). Misi mereka adalah membongkar kejahatan terselubung penguasa di masa lalu, yang kekuasaannya masih ada meski sudah pensiun.
Baca juga: Warahan Selip Teater Satu Lampung, Komedi Satire dalam Gelak Tawa Penonton
Namun, secara mengejutkan duo detektif itu malah mendapati banyak pejabat tinggi dari hakim sampai pensiunan polisi yang beralih profesi jadi pemilik rumah sakit. Mereka juga menarik keuntungan dari wabah yang melanda masyarakat, membuat isu yang tak jelas juntrungannya, hingga menyekap lawan-lawan politik di rumah sakit tersebut.
Agus Noor, sang sutradara mengatakan lakon ini memang segaja dipersiapkan untuk menghadapi tahun politik yang saat ini sudah mulai terasa gejolaknya di Tanah Air. Lewat pementasan ini, dia berharap dapat menjadi refleksi bagi publik untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi tahun 'berbahaya' itu.
"Kita mencoba merefleksikan untuk lebih waspada dalam menghadapi tahun politik. Sebenarnya itu spirit dasar naskah cerita. Di mana kadang dalam politik itu kan ada rekayasa, intrik, dan memanfaatkan situasi untuk kepentingan kekuasan," papar Agus Noor saat ditemui Hypeabis.id.
Baca juga: Roro Jonggrang, Saat Cinta dan Tipu Muslihat dipentaskan dalam Panggung Teater
Setali tiga uang, Butet Kertaredjasa, pendiri Indonesia Kita mengatakan pentas tesebut juga jadi semacam sikap kritis untuk menyorot kasus-kasus kejahatan yang marak terjadi, tapi tetap menjadi teka-teki mesti sudah disidangkan di pengadilan. Dia juga antusias dengan turut serta bermain dalam lakon yang mengangakat tema spionase komedi itu.
"Ada kasus-kasus yang sampai sekarang membuat masyarakat bertanya-tanya, padahal kasus kejahatan ini sudah ada sejak zaman dulu. Hanya saja banyak kekuatan-kekuatan yang menjadikan kasus tersebut tetap jadi misteri," ujar Butet.
Selain itu, lakon Orang-Orang Berbahaya juga dibintangi Susilo Nugroho, Marwoto, Wisben, Inaya Wahid, Mucle, Yu Ningsih, dan Joind Bayuwinanda yang membuat pementasan itu kian semarak. Ada juga penampilan dari musisi Encik Krishna dan Bonita yang turut memeriahkan gelaran tersebut.
Pertunjukan ini juga diiringi tari-tarian yang dikoreograferi oleh Josh Marcy dan tata musik aransemen Arie Pekar, serta Jakarta Street Music. Adapun, dari segi artistik pementasan ini juga digawangi pelukis Nasirun yang beberapa karyanya diubah dalam bentuk digital sebagai latar belakang panggung.
Lakon Orang-Orang Berbahaya pada akhirnya jadi semacam pengingat untuk semua orang bahwa kritik juga dapat menjadi suguhan menarik jika disampaikan dengan cara yang tepat. Terlebih di tengah situasi sosial politik yang bakal semakin memanas dengan berbagai intrik-intriknya yang semakin terasa gejolaknya di Indonesia.
Baca juga: Pertunjukan Teater Amongraga Mendapatkan Apresiasi Positif Penikmat Seni
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berperan sebagai detektif, dua komedian itu tak henti-hentinya membuat penonton tertawa ngakak selama kurang lebih 3 jam durasi pementasan teater dengan lawakan-lawakan mereka. Tak hanya itu, lakon garapan sutradara Agus Noor itu juga sarat kritik sosial dan politik, dengan balutan komedi khas grup Indonesia Kita.
Secara sederhana, benang merah Orang-Orang Berbahaya mengisahkan dua detektif yang ingin memecahkan teka-teki dengan menyamar jadi pasien di sebuah rumah sakit jiwa (RSJ). Misi mereka adalah membongkar kejahatan terselubung penguasa di masa lalu, yang kekuasaannya masih ada meski sudah pensiun.
Baca juga: Warahan Selip Teater Satu Lampung, Komedi Satire dalam Gelak Tawa Penonton
Pementasan Orang-Orang Berbahaya. (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung)
Agus Noor, sang sutradara mengatakan lakon ini memang segaja dipersiapkan untuk menghadapi tahun politik yang saat ini sudah mulai terasa gejolaknya di Tanah Air. Lewat pementasan ini, dia berharap dapat menjadi refleksi bagi publik untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi tahun 'berbahaya' itu.
"Kita mencoba merefleksikan untuk lebih waspada dalam menghadapi tahun politik. Sebenarnya itu spirit dasar naskah cerita. Di mana kadang dalam politik itu kan ada rekayasa, intrik, dan memanfaatkan situasi untuk kepentingan kekuasan," papar Agus Noor saat ditemui Hypeabis.id.
Baca juga: Roro Jonggrang, Saat Cinta dan Tipu Muslihat dipentaskan dalam Panggung Teater
Setali tiga uang, Butet Kertaredjasa, pendiri Indonesia Kita mengatakan pentas tesebut juga jadi semacam sikap kritis untuk menyorot kasus-kasus kejahatan yang marak terjadi, tapi tetap menjadi teka-teki mesti sudah disidangkan di pengadilan. Dia juga antusias dengan turut serta bermain dalam lakon yang mengangakat tema spionase komedi itu.
"Ada kasus-kasus yang sampai sekarang membuat masyarakat bertanya-tanya, padahal kasus kejahatan ini sudah ada sejak zaman dulu. Hanya saja banyak kekuatan-kekuatan yang menjadikan kasus tersebut tetap jadi misteri," ujar Butet.
Selain itu, lakon Orang-Orang Berbahaya juga dibintangi Susilo Nugroho, Marwoto, Wisben, Inaya Wahid, Mucle, Yu Ningsih, dan Joind Bayuwinanda yang membuat pementasan itu kian semarak. Ada juga penampilan dari musisi Encik Krishna dan Bonita yang turut memeriahkan gelaran tersebut.
Pertunjukan ini juga diiringi tari-tarian yang dikoreograferi oleh Josh Marcy dan tata musik aransemen Arie Pekar, serta Jakarta Street Music. Adapun, dari segi artistik pementasan ini juga digawangi pelukis Nasirun yang beberapa karyanya diubah dalam bentuk digital sebagai latar belakang panggung.
Lakon Orang-Orang Berbahaya pada akhirnya jadi semacam pengingat untuk semua orang bahwa kritik juga dapat menjadi suguhan menarik jika disampaikan dengan cara yang tepat. Terlebih di tengah situasi sosial politik yang bakal semakin memanas dengan berbagai intrik-intriknya yang semakin terasa gejolaknya di Indonesia.
Baca juga: Pertunjukan Teater Amongraga Mendapatkan Apresiasi Positif Penikmat Seni
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.