Kualitas Udara Jakarta Buruk, Cek Jenis Masker yang Efektif Menangkal Polusi
12 June 2023 |
14:53 WIB
Kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya sedang tidak baik-baik saja. Tingkat polusinya sangat tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan pada Minggu pagi (11/6/2023), DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia menurut laman IQAir.
Hingga laporan ini ditulis, Senin (12/6/2023), kualitas udara di Jakarta terpantau masih buruk. Konsentrasi PNM 2.5 atau partikel udara berukuran lebih kecil dari 2,5 mikronmeter udara Jakarta berada di angka 53,7 µg/m³. Kualitas udara di Ibu Kota saat ini 10.7 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Lagi Buruk, Waspada Infeksi Saluran Pernapasan
Kondisi ini tergolong tidak sehat untuk kelompok sensitif. Mereka disarankan untuk memakai masker di luar ruangan dan mengurangi aktivitas outdoor. Namun bukan kelompok sensitif saja, masyarakat umum sebaiknya juga menggunakan masker untuk mencegah risiko penyakit saluran pernapasan.
Mengutip IQAir, masker yang paling efektif dalam menghadapi polusi udara diantaranya N95, KN95, dan FFP2. Sementara itu, masker bedah dinilai tidak efektif dalam menghadapi polusi udara karena tidak melindungi dari partikel polusi kasar dan halus yang berukuran 0,3-10 mikron.
Berikut alasan dan fitur mengapa masker tersebut sangat disarankan.
Ketiga masker ini dianggap terbaik dalam menyaring 95 persen partikel di udara hingga ukuran 0,3 mikron menggunakan standar yang diakui secara internasional. Setelah 50 jam penelitian dan pengujian, respirator N95 sekali pakai pun terbilang nyaman, tahan lama, dan mudah didapat.
Masker tesebut juga efektif dalam menyaring virus dan bakteri. Begitu pula dengan asap atau paparan gas berbahaya. Sebagian besar masker bedah kain dan sekali pakai tidak memiliki kemampuan ini dan tidak akan berfungsi dengan baik untuk mengurangi polusi di udara yang dihirup," ujar Dr.Vivek Anand Padegal, Konsultan Senior-Pulmonologi, Rumah Sakit Fortis, India, dikutip dari Hindustan Times, Senin (12/6/2023).
Seiring dengan kemanjuran filtrasi, segel masker bisa dibilang merupakan elemen terpenting dari masker kualitas udara yang efektif. Menguti laman IQAir, masker polusi udara yang baik menggunakan teknik penyegelan berkualitas tinggi dengan kain atau silikon yang memungkinkan masker sesuai dengan kontur wajah dengan nyaman.
Hal Ini membantu mencegah partikel bocor masuk atau keluar dari masker. Selain itu, membantu melindungi kamu dari partikel di udara sekaligus melindungi orang lain dari aerosol terinfeksi yang mungkin kamu hirup.
Masker kualitas udara harus dapat memungkinan kamu untuk tetap bernapas. Perlu ada ruang atau jarak antara masker dengan wajah untuk membantu mengurangi sesak atau kesulitan bernapas. Masker dengan katup buang juga bisa diandalkan untuk membantu mencegah udara di sekitar masker lembab.
Baca juga: Waspadai Bahaya Polusi Udara yang Bisa Sebabkan Penyakit Kronis
Bagian penting lainnya yakni fit atau tali yang dapat disesuaikan dan nyaman untuk membantu membuat segel di sekitar hidung dan dagu kedap udara, memberikan lapisan perlindungan lain terhadap kebocoran, sekaligus membantu mencegah rasa sakit atau ketidaknyamanan dari tali yang dikencangkan.
Editor: Fajar Sidik
Hingga laporan ini ditulis, Senin (12/6/2023), kualitas udara di Jakarta terpantau masih buruk. Konsentrasi PNM 2.5 atau partikel udara berukuran lebih kecil dari 2,5 mikronmeter udara Jakarta berada di angka 53,7 µg/m³. Kualitas udara di Ibu Kota saat ini 10.7 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Lagi Buruk, Waspada Infeksi Saluran Pernapasan
Kondisi ini tergolong tidak sehat untuk kelompok sensitif. Mereka disarankan untuk memakai masker di luar ruangan dan mengurangi aktivitas outdoor. Namun bukan kelompok sensitif saja, masyarakat umum sebaiknya juga menggunakan masker untuk mencegah risiko penyakit saluran pernapasan.
Mengutip IQAir, masker yang paling efektif dalam menghadapi polusi udara diantaranya N95, KN95, dan FFP2. Sementara itu, masker bedah dinilai tidak efektif dalam menghadapi polusi udara karena tidak melindungi dari partikel polusi kasar dan halus yang berukuran 0,3-10 mikron.
Berikut alasan dan fitur mengapa masker tersebut sangat disarankan.
1. Filtrasi
Ketiga masker ini dianggap terbaik dalam menyaring 95 persen partikel di udara hingga ukuran 0,3 mikron menggunakan standar yang diakui secara internasional. Setelah 50 jam penelitian dan pengujian, respirator N95 sekali pakai pun terbilang nyaman, tahan lama, dan mudah didapat. Masker tesebut juga efektif dalam menyaring virus dan bakteri. Begitu pula dengan asap atau paparan gas berbahaya. Sebagian besar masker bedah kain dan sekali pakai tidak memiliki kemampuan ini dan tidak akan berfungsi dengan baik untuk mengurangi polusi di udara yang dihirup," ujar Dr.Vivek Anand Padegal, Konsultan Senior-Pulmonologi, Rumah Sakit Fortis, India, dikutip dari Hindustan Times, Senin (12/6/2023).
2. Tersegel
Seiring dengan kemanjuran filtrasi, segel masker bisa dibilang merupakan elemen terpenting dari masker kualitas udara yang efektif. Menguti laman IQAir, masker polusi udara yang baik menggunakan teknik penyegelan berkualitas tinggi dengan kain atau silikon yang memungkinkan masker sesuai dengan kontur wajah dengan nyaman. Hal Ini membantu mencegah partikel bocor masuk atau keluar dari masker. Selain itu, membantu melindungi kamu dari partikel di udara sekaligus melindungi orang lain dari aerosol terinfeksi yang mungkin kamu hirup.
3. Ventilasi & Tali
Masker kualitas udara harus dapat memungkinan kamu untuk tetap bernapas. Perlu ada ruang atau jarak antara masker dengan wajah untuk membantu mengurangi sesak atau kesulitan bernapas. Masker dengan katup buang juga bisa diandalkan untuk membantu mencegah udara di sekitar masker lembab.Baca juga: Waspadai Bahaya Polusi Udara yang Bisa Sebabkan Penyakit Kronis
Bagian penting lainnya yakni fit atau tali yang dapat disesuaikan dan nyaman untuk membantu membuat segel di sekitar hidung dan dagu kedap udara, memberikan lapisan perlindungan lain terhadap kebocoran, sekaligus membantu mencegah rasa sakit atau ketidaknyamanan dari tali yang dikencangkan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.