Dampak Buruk Polusi Udara di Jakarta, Warga Keluhkan Gangguan Pernapasan
12 June 2023 |
16:00 WIB
Tingginya polusi di wilayah Jakarta menimbulkan kecemasan. Masyarakat khawatir kualitas udara yang buruk ini dapat berdampak bagi kesehatan dan kualitas hidup mereka. Beraktivitas di luar ruang pun semain tidak nyaman.
Seperti yang dirasakan Nurcahyo. Lebih dari sepekan ini, pengemudi ojek online ini merasakan buruknya kualitas udara di wilayah ibu kota dan sekitarnya. “Saya jadi sering batuk, pilek karena polusi. Debu di mana-mana,” ujarnya saat ditemui Hypeabis.i di bilangan Karet, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Lagi Buruk, Waspada Infeksi Saluran Pernapasan
Oleh karena pekerjaannya di jalan raya, Nurcahyo pun memilih untuk tetap menggunakan masker walaupun pemerintah mencabut peraturan penggunannya di ruang publik. Dia pun berharap agar pemerintah membatasi jumlah kendaraan pribadi yang meningkat setiap tahunnya untuk mengurangi polusi udara. “Diperketat lagi kepemilikan motor dan mobil, ditingkatkan angkutan umumnya,” sarannya.
Hal serupa diharapkan Lilis Varwati, karyawan perusahaan swasta di Jakarta yang telah menggunakan angkutan umum sejak 2020. Menurutnya solusi tercepat untuk mengatasi polusi, yakni memperbanyak kendaraan umum supaya masyarakat, terutama mahasiswa, pelajar, dan pekerja lebih tertarik menggunakannya.
Fasilitasnya kendaraan umum juga lebih diperbaiki untuk menimbulkan kenyamanan pengguna. Sementara untuk harga tiket naik kendaraan umum ini, diharapkan tidak naik.
Segala antisipasi agar kualitas udara tidak semakin buruk perlu dilakukan pemerintah, para pemangku kepentingan, dan masyarakat. Apabila tidak diperhatikan, dia khawatir kesehatan masyarakat terutama di wilayah ibu kota akan semakin buruk.
Lilis menyebut baru saja tetangga di sekitar rumahnya tiba-tiba mengalami kondisi kritis dan dalam hitungan jam meninggal dunia, diduga akibat infeksi gangguan pada pernapasan. "Saya takut tiba-tiba sakit pernapasan, diam-diam yang kita tidak ketahui, tiba-tiba gejalanya parah,” tuturnya.
Dalam beberapa pekan terakhir pun Lilis merasakan bernapas seakan diiringi debu atau partikel kecil yang masuk, hingga membuat hidungnya gatal dan bersin. Dia juga kerap mengalami batuk kering yang membuat tenggorokan sangat gatal seperti radang. “Beberapa hari ini batuk kering, sangat mengganggu,” tegasnya.
Tidak hanya itu, kulitnya juga terasa kering hingga menimbulkan gatal seperti eksim walaupun sedang berada di dalam rumah. Dia terus mengatasinya dengan menggunaan minyak zaitun karena pelembab dirasa kurang efektif.
Sementara itu, Farisah Nurul Fathya mengatakan dia jadi mudah batuk, pilek, dan kelelahan di tengah kondisi udara Jakarta yang buruk. “Saya khawatir polusi takut mempengaruhi paru-paru dan kadar udara yang kurang sehat,” ucapnya.
Dokter Muharam Natadisastra, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi dari RS Pondok Indah IVF Centre, mengungkapkan bahwa polusi mengandung logam berat seperti timbal yang berbahaya bagi kesehatan tubuh hingga reproduksi wanita.
Logam berat ini menurutnya menimbulkan peradangan yang tinggi dan meningkatkan pengentalan darah. “Membuat organ (tubuh) jelek seperti jantung, ovarium, testikel. Lapisan rahim jadi tidak bagus karena mampet,” ungkapnya.
Selain itu, timbal hingga mencuri yang ada di udara juga bisa menyebabkan penyakit autoimun. Oleh karena itu, dia menyarankan agar masyarakat memperbanyak minum air putih sebagai upaya detoksifikasi dan mengonsumsi makanan yang sehat bergizi.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Cek Jenis Masker yang Efektif Menangkal Polusi
Editor: Dika Irawan
Seperti yang dirasakan Nurcahyo. Lebih dari sepekan ini, pengemudi ojek online ini merasakan buruknya kualitas udara di wilayah ibu kota dan sekitarnya. “Saya jadi sering batuk, pilek karena polusi. Debu di mana-mana,” ujarnya saat ditemui Hypeabis.i di bilangan Karet, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Lagi Buruk, Waspada Infeksi Saluran Pernapasan
Oleh karena pekerjaannya di jalan raya, Nurcahyo pun memilih untuk tetap menggunakan masker walaupun pemerintah mencabut peraturan penggunannya di ruang publik. Dia pun berharap agar pemerintah membatasi jumlah kendaraan pribadi yang meningkat setiap tahunnya untuk mengurangi polusi udara. “Diperketat lagi kepemilikan motor dan mobil, ditingkatkan angkutan umumnya,” sarannya.
Hal serupa diharapkan Lilis Varwati, karyawan perusahaan swasta di Jakarta yang telah menggunakan angkutan umum sejak 2020. Menurutnya solusi tercepat untuk mengatasi polusi, yakni memperbanyak kendaraan umum supaya masyarakat, terutama mahasiswa, pelajar, dan pekerja lebih tertarik menggunakannya.
Fasilitasnya kendaraan umum juga lebih diperbaiki untuk menimbulkan kenyamanan pengguna. Sementara untuk harga tiket naik kendaraan umum ini, diharapkan tidak naik.
Segala antisipasi agar kualitas udara tidak semakin buruk perlu dilakukan pemerintah, para pemangku kepentingan, dan masyarakat. Apabila tidak diperhatikan, dia khawatir kesehatan masyarakat terutama di wilayah ibu kota akan semakin buruk.
Lilis menyebut baru saja tetangga di sekitar rumahnya tiba-tiba mengalami kondisi kritis dan dalam hitungan jam meninggal dunia, diduga akibat infeksi gangguan pada pernapasan. "Saya takut tiba-tiba sakit pernapasan, diam-diam yang kita tidak ketahui, tiba-tiba gejalanya parah,” tuturnya.
Dalam beberapa pekan terakhir pun Lilis merasakan bernapas seakan diiringi debu atau partikel kecil yang masuk, hingga membuat hidungnya gatal dan bersin. Dia juga kerap mengalami batuk kering yang membuat tenggorokan sangat gatal seperti radang. “Beberapa hari ini batuk kering, sangat mengganggu,” tegasnya.
Tidak hanya itu, kulitnya juga terasa kering hingga menimbulkan gatal seperti eksim walaupun sedang berada di dalam rumah. Dia terus mengatasinya dengan menggunaan minyak zaitun karena pelembab dirasa kurang efektif.
Sementara itu, Farisah Nurul Fathya mengatakan dia jadi mudah batuk, pilek, dan kelelahan di tengah kondisi udara Jakarta yang buruk. “Saya khawatir polusi takut mempengaruhi paru-paru dan kadar udara yang kurang sehat,” ucapnya.
Dokter Muharam Natadisastra, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi dari RS Pondok Indah IVF Centre, mengungkapkan bahwa polusi mengandung logam berat seperti timbal yang berbahaya bagi kesehatan tubuh hingga reproduksi wanita.
Logam berat ini menurutnya menimbulkan peradangan yang tinggi dan meningkatkan pengentalan darah. “Membuat organ (tubuh) jelek seperti jantung, ovarium, testikel. Lapisan rahim jadi tidak bagus karena mampet,” ungkapnya.
Selain itu, timbal hingga mencuri yang ada di udara juga bisa menyebabkan penyakit autoimun. Oleh karena itu, dia menyarankan agar masyarakat memperbanyak minum air putih sebagai upaya detoksifikasi dan mengonsumsi makanan yang sehat bergizi.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Cek Jenis Masker yang Efektif Menangkal Polusi
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.