Pengguna Cashless Makin Banyak, Pembayaran dari Aplikasi Paling Melesat
09 June 2023 |
21:00 WIB
Genhype sadar tidak kalau saat ini terutama sejak pandemi jumlah pengguna uang tunai kian berkurang. Banyak masyarakat yang mulai beralih menggunakan pembayaran digital baik melalui dompet digital, QR, hingga kartu kredit contactless.
Hal ini rupanya sejalan dengan hasil riset dari Consumer Payment Attitudes Study 2022 Visa yang menemukan dampak dari pandemi telah mengubah berbagai kebiasaan masyarakat, termasuk kebiasaan untuk tidak membawa banyak uang tunai dan menggunakan pembayaran digital. Kondisi ini sekaligus dapat mempercepat kesiapan Indonesia menuju cashless society.
Baca juga: 3 Kiat Jadi Generasi Cashless yang Cerdas Menurut Pakar Keuangan
Studi Consumer Payment Attitude Visa 2022, juga menemukan bahwa pembayaran melalui dompet digital telah mengambil alih pembayaran tunai di Indonesia dengan tingkat penggunaan hingga 93 persen. Menariknya, dari sisi usia pengguna, boomers menempati peringkat kedua (95 persen) setelah Gen Y atau milenial (96 persen). Gen Z justru menempati posisi ketiga (89 persen).
Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia mengatakan ada beberapa alasan masyarakat lebih banyak menggunakan pembayaran secara cashless dan mengurangi penggunaan uang tunai.
Sebagian besar atau 56 persen diantaranya merasa kurang aman saat menggunakan uang tunai karena bisa jatuh atau dicuri, 53 persen lebih sering menggunakan pembayaran contactless seperti dompet digital atau kartu contactless.
Sementara itu, 48 persen merasa kurang aman karena bisa menyebarkan infeksi, 47 persen merasa tidak perlu membawa banyak karena gampang menarik uang, 44 persen merasa membawa uang tunai merepotkan dan sudah banyak yang menyediakan pembayaran cashless.
Secara keseluruhan, di Indonesia uang tunai memang masih digunakan secara luas, tetapi tingkat penggunaannya menurun dari 87 persen pada 2021 menjadi 84 persen pada 2022.
"Yang paling melesat naik adalah pembayaran dari aplikasi atau in-app payment, dari hanya 45 persen pada 2021 menjadi 80 persen pada 2022. Kemudian disusul QR payment yang naik dari 50 persem pada 2021 menjadi 62 persen pada 2022," ujarnya dalam Visa Contacless Talk, Jumat (9/6/2023).
Sementara itu, pembayaran menggunakan kartu, metode gesek masih yang paling banyak digunakan pada 59 persen, disusul oleh kartu kredit atau debit online pada 55 persen. Untuk kartu contactless sendiri, penggunaannya meningkat setiap tahun, dari 31 persen pada 2020, 33 persen pada 2021, dan terus tumbuh hingga 34 persen pada 2022.
Lifestyle influencer Dimas Ramadhan merupakan salah satu gambaran anak muda Indonesia yang sudah mengadopsi gaya hidup cashless. Dimas sendiri mengaku menggunakan cashless 99 persen karena dinilai tidak ribet dan lebih mudah, sekaligus juga mempercepat proses pembayaran.
"Lebih nyaman, apalagi di Indonesia sudah ada e-wallet," tuturnya.
Bahkan saat berada di luar negeri, dirinya sering menggunakan VISA contactless, sehingga dia bisa menerapkan cashless dengan mudah. Pasalnya dengan pembayaran digital, tidak ada minimum transaksi, membayar 1 Euro pun bisa.
"Ini yang menjadi keunggulan contactless, sehingga benar-benar membantu untuk cashless," tambahnya.
Pembayaran dengan kartu contactless telah menjadi metode pembayaran yang marak di banyak negara di seluruh dunia. Di lebih dari 20 negara, adopsi pembayaran kartu contactless mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa.
Dimas juga berbagi tips menjalankan gaya hidup cashless supaya keuangan tetap terjaga, karena seringkali ada kekhawatiran akan kebablasan saat belanja karena terlalu mudah mengeluarkan uang.
Karena itulah dia menyarankan agar saat menggunakan pembayaran nontunai, sebisa mungkin sebelum membeli, perlu memikirkan apakah ini kebutuhan atau keinginan. Sehingga perlu mementingkan keperluan dan kemampuan.
Studi Visa juga menemukan bahwa masyarakat Indonesia optimis bisa menjadi cashless society. Lebih dari 3 dari 5 responden memperkirakan Indonesia akan menjadi cashless society pada 2030, bahkan bisa lebih cepat.
Baca juga: Kejahatan Siber Makin Marak, Ini yang Harus Dilakukan saat Akun E-Wallet Dibajak
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Hal ini rupanya sejalan dengan hasil riset dari Consumer Payment Attitudes Study 2022 Visa yang menemukan dampak dari pandemi telah mengubah berbagai kebiasaan masyarakat, termasuk kebiasaan untuk tidak membawa banyak uang tunai dan menggunakan pembayaran digital. Kondisi ini sekaligus dapat mempercepat kesiapan Indonesia menuju cashless society.
Baca juga: 3 Kiat Jadi Generasi Cashless yang Cerdas Menurut Pakar Keuangan
Studi Consumer Payment Attitude Visa 2022, juga menemukan bahwa pembayaran melalui dompet digital telah mengambil alih pembayaran tunai di Indonesia dengan tingkat penggunaan hingga 93 persen. Menariknya, dari sisi usia pengguna, boomers menempati peringkat kedua (95 persen) setelah Gen Y atau milenial (96 persen). Gen Z justru menempati posisi ketiga (89 persen).
2 dari 3 Masyarakat Indonesia Bersiap Tinggalkan Uang Tunai. (Sumber gambar: VISA)
Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia mengatakan ada beberapa alasan masyarakat lebih banyak menggunakan pembayaran secara cashless dan mengurangi penggunaan uang tunai.
Sebagian besar atau 56 persen diantaranya merasa kurang aman saat menggunakan uang tunai karena bisa jatuh atau dicuri, 53 persen lebih sering menggunakan pembayaran contactless seperti dompet digital atau kartu contactless.
Sementara itu, 48 persen merasa kurang aman karena bisa menyebarkan infeksi, 47 persen merasa tidak perlu membawa banyak karena gampang menarik uang, 44 persen merasa membawa uang tunai merepotkan dan sudah banyak yang menyediakan pembayaran cashless.
Secara keseluruhan, di Indonesia uang tunai memang masih digunakan secara luas, tetapi tingkat penggunaannya menurun dari 87 persen pada 2021 menjadi 84 persen pada 2022.
"Yang paling melesat naik adalah pembayaran dari aplikasi atau in-app payment, dari hanya 45 persen pada 2021 menjadi 80 persen pada 2022. Kemudian disusul QR payment yang naik dari 50 persem pada 2021 menjadi 62 persen pada 2022," ujarnya dalam Visa Contacless Talk, Jumat (9/6/2023).
Sementara itu, pembayaran menggunakan kartu, metode gesek masih yang paling banyak digunakan pada 59 persen, disusul oleh kartu kredit atau debit online pada 55 persen. Untuk kartu contactless sendiri, penggunaannya meningkat setiap tahun, dari 31 persen pada 2020, 33 persen pada 2021, dan terus tumbuh hingga 34 persen pada 2022.
Ilustrasi pembayaran non-tunai dan tanpa kontak. (Sumber foto: Pexels/Ivan Samkov)
Lifestyle influencer Dimas Ramadhan merupakan salah satu gambaran anak muda Indonesia yang sudah mengadopsi gaya hidup cashless. Dimas sendiri mengaku menggunakan cashless 99 persen karena dinilai tidak ribet dan lebih mudah, sekaligus juga mempercepat proses pembayaran.
"Lebih nyaman, apalagi di Indonesia sudah ada e-wallet," tuturnya.
Bahkan saat berada di luar negeri, dirinya sering menggunakan VISA contactless, sehingga dia bisa menerapkan cashless dengan mudah. Pasalnya dengan pembayaran digital, tidak ada minimum transaksi, membayar 1 Euro pun bisa.
"Ini yang menjadi keunggulan contactless, sehingga benar-benar membantu untuk cashless," tambahnya.
Pembayaran dengan kartu contactless telah menjadi metode pembayaran yang marak di banyak negara di seluruh dunia. Di lebih dari 20 negara, adopsi pembayaran kartu contactless mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa.
Dimas juga berbagi tips menjalankan gaya hidup cashless supaya keuangan tetap terjaga, karena seringkali ada kekhawatiran akan kebablasan saat belanja karena terlalu mudah mengeluarkan uang.
Karena itulah dia menyarankan agar saat menggunakan pembayaran nontunai, sebisa mungkin sebelum membeli, perlu memikirkan apakah ini kebutuhan atau keinginan. Sehingga perlu mementingkan keperluan dan kemampuan.
Studi Visa juga menemukan bahwa masyarakat Indonesia optimis bisa menjadi cashless society. Lebih dari 3 dari 5 responden memperkirakan Indonesia akan menjadi cashless society pada 2030, bahkan bisa lebih cepat.
Baca juga: Kejahatan Siber Makin Marak, Ini yang Harus Dilakukan saat Akun E-Wallet Dibajak
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.