Toyota Corolla KE70 atau Toyota Corolla DX

Kenalan dengan Toyota Corolla DX, Sedan Tua yang Tak Hilang Pesonanya

27 October 2021   |   19:34 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Pepatah yang satu ini mungkin bisa memberikan gambaran tentang Toyota Corolla DX di Tanah Air. Usianya sudah mendekati empat dekade. Namun, pesona sedan kompak yang satu ini seakan tak luntur ditelan waktu.

Sebagai catatan, generasi pertama Corolla DX meluncur pada 1979. Sementara generasi terakhirnya dipasarkan terakhir kali pada 1983, sebelum akhirnya digantikan oleh Corolla GL atau Corolla EE80.

Toyota Corolla DX sebenarnya merupakan salah satu varian dari Toyota Corolla KE70 yang punya beberapa varian mulai dari DX, SE, hingga GT. Namun, varian yang dijual di Indonesia hanya DX yang akhirnya melekat jadi nama panggilan mobil tersebut.

Tidak hanya digemari oleh penggemar otomotif senior, generasi keempat dari Toyota Corolla ini juga ikut digemari oleh penggemar otomotif yang masuk dalam kategori generasi milenial maupun generasi Z.

Di sejumlah sosial media, kerap berseliweran foto maupun video mobil ini dalam keadaan yang menakjubkan untuk mobil seusianya. Ada yang tampil dalam kondisi layaknya baru keluar dari dealer, ada yang tampil ala mobil rally di era 1980-an atau mengusung konsep rally look, dan ada pula yang dibuat ceper dengan konsep stance atau hellaflush.

Toyota Corolla DX dengan modifikasi stance atau hellaflush (dok: )

Toyota Corolla DX dengan modifikasi stance atau hellaflush (dok: SpeedHunters/Alexey Sedurn)

Selayaknya kebanyakan mobil hobi, Corolla DX tak punya patokan harga. Harganya tergantung pada kondisi mobil, sejarah, atau bahkan kemauan si penjual. Jadi kalian tak perlu heran apabila menemukan mobil ini dijual dengan harga yang sama dengan adik-adiknya atau malah melampauinya. 

Rentang harga jual mobil ini mulai dari belasan juta hingga ratusan juta rupiah. Tentu saja, Corolla DX dengan harga belasan juta rupiah membutuhkan biaya perbaikan yang tidak sedikit. Biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaikinya bukan tidak mungkin bisa berkali-kali lipat dari harga mobil itu sendiri. 

Biasanya, Toyota Corolla DX yang dijual dengan harga murah perlu banyak perbaikan di sektor body. Usianya yang sudah sangat tua, apalagi jika tidak dirawat dengan baik membuat body-nya dipenuhi karat tersembunyi atau keropos di sejumlah sisi. 

Walaupun demikian, hal tersebut tak mengurungkan niat para penggemar otomotif untuk memilikinya, entah untuk dijadikan sebagai tunggangan harian atau salah satu koleksi di garasi. Berikut ini 4 alasan yang membuat Toyota Corolla DX tetap dicinta meskipun sudah renta:
 

Desain yang abadi dan kompak 

Salah satu faktor yang membuat Corolla DX digemari hingga saat ini adalah desainnya. Desainnya yang mengotak, khas mobil-mobil keluaran 1980-an, membuatnya tak terlihat ketinggalan zaman.

Tak sedikit penggemar otomotif yang sepakat bahwa desain Corolla DX ini abadi dan masih layak disejajarkan dengan sedan sekelasnya yang umurnya jauh lebih muda. Perlu diketahui, mobil ini didesain sejak 1974 atau membutuhkan waktu lima tahun sebelum diluncurkan.

Dimensinya juga terbilang kompak, hampir sama dengan kebanyakan city car masa kini. Panjang mobil ini 4.050 mm dengan lebar 1.610 mm. Adapun, tingginya tak lebih dari 1.400 mm, hanya 1.385 mm.

Bandingkan dengan dimensi Toyota Corolla terbaru atau sedan kompak lainnya yang membengkak dari tahun ke tahun.
 

Mesin yang bandel dengan perawatan murah

Toyota Corolla DX dibekali dengan salah satu mesin legendaris Toyota, yakni 4K 1.300 cc dengan mekanisme katup overhead valve (OHV) atau mesin pushrod. Mesin tersebut mampu menghasilkan 74 tenaga kuda dengan torsi maksimum 105 Nm.

Mesin itu juga masih menggunakan sistem bahan bakar konvensional, yakni karburator. Tergolong sederhana dan mudah ditangani oleh banyak mekanik tanpa membutuhkan peralatan khusus.

Mesin Toyota 4K yang digunakan oleh Toyota Corolla DX (dok: Wikipedia/Jirapat Chroenkeskij)

Mesin Toyota 4K yang digunakan oleh Toyota Corolla DX (dok: Wikipedia/Jirapat Chroenkeskij)

Sebagai catatan, mesin yang sama juga digunakan oleh Toyota Kijang KF20 atau Toyota Kijang Doyok.

Adapun, untuk transmisinya masih menggunakan transmisi manual empat percepatan. Transmisi tersebut menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang.

Tergolong pas-pasan atau kurang mumpuni untuk kondisi saat ini. Oleh karena itu, tak sedikit pemilik Toyota Corolla DX memutuskan menggantinya dengan mesin dan transmisi yang lebih mumpuni.

Cara paling mudah adalah menggantinya dengan mesin Toyota Kijang yang lebih muda, bisa 5K (1.500 cc), 7K (1.800), atau 7K-E (1.800 cc injeksi). Penggantian menggunakan tiga mesin ini tidak memerlukan perubahan dudukan mesin atau engine mounting.

Bagi yang kurang puas dengan performa mesin tersebut, opsi yang bisa dilakukan adalah menggunakan mesin 4A-GE milik Toyota Corolla GTi atau Toyota Sprinter Trueno. Ada pula yang mengganti mesin Corolla DX dengan mesin milik Toyota Supra, yakni 2JZ-GTE.

Tentu saja, hal tersebut diikuti oleh penggantian transmisi yang sesuai. Mobil ini juga bisa kok dimodifikasi transmisinya menjadi transmisi otomatis agar lebih nyaman digunakan di dalam kota.
 

Berpenggerak roda belakang

Toyota Corolla DX merupakan Toyota Corolla yang masih menggunakan penggerak roda belakang. Penggerak roda belakang mempunyai beberapa keunggulan, antara lain lebih tangguh untuk jalanan ekstrem, relatif tidak gampang selip, dan membuat radius putar mobil menjadi lebih kecil.

Perlu diketahui, mobil berpenggerak roda belakang punya kecenderungan untuk oversteer, atau gampangnya, ngepot. Inilah kondisi di mana pantat mobil mengarah ke sisi luar belokan.

Toyota Corolla DX digunakan untuk drifting (dok: Bequietndrive)

Toyota Corolla DX digunakan untuk drifting (dok: Bequietndrive)

Nah, oversteer inilah yang membuat lahirnya motorsport drifting yang selalu mengandalkan mobil RWD. Menurut beberapa pakar drifting, mobil FWD dan AWD tidak akan diakui bisa drifting meski gerakannya sama, karena jika anda bisa mengepotkan mobil FWD, itu disebut ass dragging (seret pantat) dan AWD disebut power slide.

Oleh karena itu, kalian tak perlu heran jika melihat banyak Toyota Corolla DX dan kakak-kakaknya beraksi menari-nari di aspal.
 

Komponen yang sederhana

Tidak hanya mesinnya, komponen lain yang ada di Toyota Corolla DX juga terbilang sederhana. Tidak ada sensor-sensor elektronik yang rumit menempel pada mobil ini seperti halnya mobil masa kini.

Komponen kaki-kakinya tergolong tangguh dan sederhana. Tak perlu banyak modifikasi apabila digunakan untuk balapan ekstrim seperti halnya reli. 

Toyota Corolla DX dengan modifikasi ala reli (rally look) (dok: Modifikasi.com)

Toyota Corolla DX dengan modifikasi ala reli (rally look) (dok: Modifikasi.com)

Demikian halnya dengan komponen kemudinya yang belum dilengkapi power steering. Tentu saja akan jauh lebih mudah diperbaiki ketika mengalami kerusakan. 

Kesederhaan dan ketangguhan dari Toyota Corolla DX membuatnya digunakan untuk banyak hal. Mobil ini di masa kejayaannya sempat digunakan sebagai armada taksi, mobil dinas kepolisian, hingga menjadi andalan pereli papan atas nasional.
 

Nostalgia masa lalu

Faktor yang satu ini juga membuat Toyota Corolla DX tak kehilangan penggemar. Mobil ini merupakan mobil 1980-an paling ikonik, khususnya di Tanah Air.

ss

Toyota Corolla DX yang sudah direstorasi melintas di jalanan Jakarta (dok: Hypeabis/Rezha Hadyan)

Mereka yang pernah hidup di era 1980-an, khususnya yang melewati masa muda di era tersebut tak mungkin tak kenal dengan Toyota Corolla DX. 

Ada yang pernah bermimpi ingin memilikinya di masa lalu, ada yang pernah menumpang mobil tersebut di masa lalu, entah milik teman atau orang tuanya. Kemudian ada juga yang pernah memilikinya dan punya cerita indah di dalamnya.

Pemilik Toyota Corolla DX yang tergolong muda pun tak mau kalah. Mereka mencoba mengembalikan masa kejayaan mobil miliknya dengan mendatangi tempat-tempat yang menjadi ikon pergaulan di era 1980-an, sebagai contoh adalah kawasan Blok M dan Melawai, Jakarta Selatan.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Thriller hingga Aksi, Ini 4 Rekomendasi Tayangan Netfix November 2021

BERIKUTNYA

Hati-Hati, Ada Risiko Serius di Balik Persalinan Sesar

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: