Desainer Sanet Sabintang Bawa Koleksi Modest Fashion Ramah Lingkungan di Russia Islamic World Kazan Forum
29 May 2023 |
16:17 WIB
Perkembangan industri modest fashion Tanah Air kian diakui secara global dengan hadirnya berbagai desainer yang menampilkan karyanya di sejumlah ajang fashion show. Baru-baru ini, desainer dari Indonesia Fashion Chamber, Sanet Sabintang menghadirkan koleksi terbarunya dalam acara Russia Islamic World Kazan Forum 2023.
Terdapat sekitar 15 tampilan koleksi modest fashion ready to wear yang dipresentasikan dalam ajang tersebut dengan mengusung tema Islam Nusantara, bersama para designer lain dari beberapa negara.
“Aku menampilkan beberapa koleksi dari kain perca yang disulap menjadi sebuah baju berbentuk outer-outer cantik. Aku sengaja mengusung konsep ini karena kecintaanku pada sustainable fashion," ujar wanita pemilik brand Sabin ini melalui keterangannya, Senin (29/6/2023).
Baca juga: Intip Tren Modest Fashion 2023
Selain itu, Sanet juga ingin berkontribusi dalam pencegahan kerusakan bumi akibat fast fashion dan sampah tekstil yang sulit terurai. Tidak hanya menggunakan bahan perca, dia juga menggunakan bahan yang ramah lingkungan seperti linen, katun maupun viscos.
Melalui koleksi-koleksi tersebut, Sanet memperlihatkan kepiawaian dan kreativitasnya dalam menciptakan busana yang memadukan tren terkini dengan nilai-nilai modest fashion. Untuk perjalanannya kali ini selain didukung oleh Indonesian Fashion Chamber, Sanet juga mendapat dukungan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember.
Ali Charisma, Ketua National Chairman IFC sangat menyadari betapa pentingnya hubungan internasional ini bagi kemajuan industri modest fashion Indonesia. Untuk itulah, IFC berkomitmen selalu bekerjasama dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di industri modest fashion di seluruh dunia demi mendorong pertumbuhan industri modest fashion Indonesia.
IFC terus berperan aktif dalam mendukung desainer muda yang berbakat seperti Sanet Sabintang dengan brand Sabin. “Melalui partisipasi kami dalam forum seperti Russia Islamic World Kazan Forum 2023, berharap dapat memperluas jangkauan industri modest fashion Indonesia dan menginspirasi perkembangan yang lebih lanjut,” ujarnya.
Ali Charisma percaya bahwa melalui kerjasama yang kuat dengan para pemangku kepentingan modest fashion dunia, industri modest fashion Indonesia akan semakin maju dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam kancah fashion global.
Pihaknya pun terus fokus mengangkat modest fesyen berkelanjutan yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi produk fast fashion yang pada 10 hingga 15 tahun lalu sempat menjadi isu besar di pasar Amerika dan Eropa.
Apalagi dia melihat bahwa sustainable fashion memiliki nilai filosofi yang sejalan dengan konsep syariah dengan menjalankan ethical proses sehingga tidak ada alasan modest fashion ini mendukung fast fashion.
Di samping ramah lingkungan, dalam proses pengembangannya modest fashion Indonesia juga harus memiliki ciri khas dan karakteristik yang membedakannya dengan fesyen dari Negara lain, salah satunya dengan mengangkat kearifan lokal melalui sentuhan wastra nusantara yang ready to wear.
Sebagai salah satu Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, Indonesia terus berambisi untuk menjadi pusat modest fesyen dunia. Apalagi, kebutuhan akan pakaian yang menutup aurat terus meningkat dalam 10 tahun terakhir.
Berdasarkan data dari The State of Global Islamic Economic, pertumbuhan industri fesyen muslim di Indonesia mencapai US$21 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 18,2 persen per tahun. Menempatkan Indonesia sebagai peringkat ketiga pasar fesyen muslim dunia, di bawah Iran dengan total nilai industri US$53 miliar, dan Turki sebesar US$28 miliar.
Baca juga: Angkat Kearifan Lokal, In2MotionFest Siap Tembus Industri Modest Fashion Global
Untuk memenuhi hal tersebut, para fesyend desainer terus berlomba menghadirkan modest fesyen dengan desain yang makin inovatif. Tren modest fesyen yang dihasilkan para desainer ini nyatanya tidak hanya diminati di dalam negeri saja tetapi hingga ke kancah internasional
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Terdapat sekitar 15 tampilan koleksi modest fashion ready to wear yang dipresentasikan dalam ajang tersebut dengan mengusung tema Islam Nusantara, bersama para designer lain dari beberapa negara.
“Aku menampilkan beberapa koleksi dari kain perca yang disulap menjadi sebuah baju berbentuk outer-outer cantik. Aku sengaja mengusung konsep ini karena kecintaanku pada sustainable fashion," ujar wanita pemilik brand Sabin ini melalui keterangannya, Senin (29/6/2023).
Baca juga: Intip Tren Modest Fashion 2023
Selain itu, Sanet juga ingin berkontribusi dalam pencegahan kerusakan bumi akibat fast fashion dan sampah tekstil yang sulit terurai. Tidak hanya menggunakan bahan perca, dia juga menggunakan bahan yang ramah lingkungan seperti linen, katun maupun viscos.
Melalui koleksi-koleksi tersebut, Sanet memperlihatkan kepiawaian dan kreativitasnya dalam menciptakan busana yang memadukan tren terkini dengan nilai-nilai modest fashion. Untuk perjalanannya kali ini selain didukung oleh Indonesian Fashion Chamber, Sanet juga mendapat dukungan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember.
Ali Charisma, Ketua National Chairman IFC sangat menyadari betapa pentingnya hubungan internasional ini bagi kemajuan industri modest fashion Indonesia. Untuk itulah, IFC berkomitmen selalu bekerjasama dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di industri modest fashion di seluruh dunia demi mendorong pertumbuhan industri modest fashion Indonesia.
IFC terus berperan aktif dalam mendukung desainer muda yang berbakat seperti Sanet Sabintang dengan brand Sabin. “Melalui partisipasi kami dalam forum seperti Russia Islamic World Kazan Forum 2023, berharap dapat memperluas jangkauan industri modest fashion Indonesia dan menginspirasi perkembangan yang lebih lanjut,” ujarnya.
Ali Charisma percaya bahwa melalui kerjasama yang kuat dengan para pemangku kepentingan modest fashion dunia, industri modest fashion Indonesia akan semakin maju dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam kancah fashion global.
Pihaknya pun terus fokus mengangkat modest fesyen berkelanjutan yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi produk fast fashion yang pada 10 hingga 15 tahun lalu sempat menjadi isu besar di pasar Amerika dan Eropa.
Apalagi dia melihat bahwa sustainable fashion memiliki nilai filosofi yang sejalan dengan konsep syariah dengan menjalankan ethical proses sehingga tidak ada alasan modest fashion ini mendukung fast fashion.
Di samping ramah lingkungan, dalam proses pengembangannya modest fashion Indonesia juga harus memiliki ciri khas dan karakteristik yang membedakannya dengan fesyen dari Negara lain, salah satunya dengan mengangkat kearifan lokal melalui sentuhan wastra nusantara yang ready to wear.
Sebagai salah satu Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, Indonesia terus berambisi untuk menjadi pusat modest fesyen dunia. Apalagi, kebutuhan akan pakaian yang menutup aurat terus meningkat dalam 10 tahun terakhir.
Berdasarkan data dari The State of Global Islamic Economic, pertumbuhan industri fesyen muslim di Indonesia mencapai US$21 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 18,2 persen per tahun. Menempatkan Indonesia sebagai peringkat ketiga pasar fesyen muslim dunia, di bawah Iran dengan total nilai industri US$53 miliar, dan Turki sebesar US$28 miliar.
Baca juga: Angkat Kearifan Lokal, In2MotionFest Siap Tembus Industri Modest Fashion Global
Untuk memenuhi hal tersebut, para fesyend desainer terus berlomba menghadirkan modest fesyen dengan desain yang makin inovatif. Tren modest fesyen yang dihasilkan para desainer ini nyatanya tidak hanya diminati di dalam negeri saja tetapi hingga ke kancah internasional
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.