Sulit Punya Anak? Waspada Gangguan Tiroid
25 May 2023 |
18:29 WIB
Gangguan tiroid dapat menyebabkan masalah kesehatan. Ada risiko serius mengintai, salah satunya yakni meningkatkan masalah ketidaksuburan atau infertilitas. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak sadar dirinya mengalami penyakit terkait dengan hormon ini.
Tiroid merupakan kelenjar penting dalam tubuh manusia yang berperan dalam mengatur metabolisme dan kesehatan tubuh. Hormon tiroid sangat diperlukan untuk membantu tubuh menggunakan energi agar tetap hangat, serta membuat otak, jantung, otot, dan organ lainnya bekerja sebagaimana mestinya.
Setidaknya ada dua jenis gangguan tiroid yakni hipotiroid dan hipertiroid. Adapun yang berisiko menimbulkan masalah kesuburan yakni hipotiroid.
“Banyak yang enggak punya anak karena gangguan tiroid,” ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Ulul Albab saat media briefing Kolaborasi Tingkatkan Skrining dan Diagnosis Gangguan Tiroid di Indonesia yang digelar Merck, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Waspada Moms, Penyakit Hipotiroid Kongenital pada Bayi, Ini Dampaknya
Hipotiroid adalah gangguan tiroid yang terjadi akibat berkurangnya aktivitas kelenjar tiroid memproduksi hormon. Hipotiroid dapat berdampak pada melambatnya metabolisme dan pertumbuhan tubuh. Data terbaru atau 2022 menunjukkan, prevalensi hipotiroid mencapai 12,4 juta orang dengan tingkat penanganan masih sangat rendah yaitu 1,9 persen.
Kendati demikian, Ulul mengingatkan risiko kemandulan bukan hanya karena ada gangguan tiroid semata. Namun jika memang ada masalah pada tiroid, sebaiknya segera sadari dengan melakukan skrining, dikontrol dengan pengobatan, mengubah gaya hidup lebih sehat.
“Dalam kondisi ada gangguan tiroid dan tiroid sudah diobati dan akhirnya normal, maka kesuburannya kembali normal,” sebutnya.
Sementara itu, dr. Agustina Puspitasari, Ketua Bidang Penyakit Tidak Menular PB IDI, menerangkan risiko kemandulan atau infertilitas terjadi karena hormon tiroid mempengaruhi hormon estrogen yang mempengaruhi kesuburan pada wanita.
“Dia kan hormonal, jadi akan pengaruh ke hormon lainnya, termasuk mempengaruhi kesuburan,” tuturnya.
Selain memengaruhi kesuburan, dalam beberapa kasus hipotiroid dapat diturunkan dari ibu ke anaknya, disebut sebagai hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius serta disabilitas intelektual.
Baca juga: Kenali Yuk Bedanya 2 Penyakit Kelenjar Tiroid Ini
Sari menambahkan, hipotiroid juga menyebabkan cacat lahir, masalah pada hati, hingga masalah kesehatan jiwa. “Dari bayi ada disabilitas intelektual, menjadi generasi yang tidak produktif. Kalau tidak dikendalikan, kita tidak dapat hal positif dari bonus demografi,” ucapnya.
Sari menjabarkan, wanita lebih banyak menderita gangguan tiroid. Kemudian berusia di atas 60 tahun. Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tiroid juga meningkatkan risikonya.
Kemudian, memiliki riwayat penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit autoimun. Lalu, pernah menjalani pengobatan dengan iodium radioaktif, menjalani operasi tiroid, dan pernah menjalani radioterapi pada dada.
Gejala lainnya yakni, tidak tahan dingin, kesemutan, keram otot, rasa lemah atau lelah. Kesulitan konsentrasi atau menurunnya kemampuan intelektual, obesitas, dan pembengkakan kelenjar tiroid.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Tiroid merupakan kelenjar penting dalam tubuh manusia yang berperan dalam mengatur metabolisme dan kesehatan tubuh. Hormon tiroid sangat diperlukan untuk membantu tubuh menggunakan energi agar tetap hangat, serta membuat otak, jantung, otot, dan organ lainnya bekerja sebagaimana mestinya.
Setidaknya ada dua jenis gangguan tiroid yakni hipotiroid dan hipertiroid. Adapun yang berisiko menimbulkan masalah kesuburan yakni hipotiroid.
“Banyak yang enggak punya anak karena gangguan tiroid,” ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Ulul Albab saat media briefing Kolaborasi Tingkatkan Skrining dan Diagnosis Gangguan Tiroid di Indonesia yang digelar Merck, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Waspada Moms, Penyakit Hipotiroid Kongenital pada Bayi, Ini Dampaknya
Hipotiroid adalah gangguan tiroid yang terjadi akibat berkurangnya aktivitas kelenjar tiroid memproduksi hormon. Hipotiroid dapat berdampak pada melambatnya metabolisme dan pertumbuhan tubuh. Data terbaru atau 2022 menunjukkan, prevalensi hipotiroid mencapai 12,4 juta orang dengan tingkat penanganan masih sangat rendah yaitu 1,9 persen.
Kendati demikian, Ulul mengingatkan risiko kemandulan bukan hanya karena ada gangguan tiroid semata. Namun jika memang ada masalah pada tiroid, sebaiknya segera sadari dengan melakukan skrining, dikontrol dengan pengobatan, mengubah gaya hidup lebih sehat.
“Dalam kondisi ada gangguan tiroid dan tiroid sudah diobati dan akhirnya normal, maka kesuburannya kembali normal,” sebutnya.
Sementara itu, dr. Agustina Puspitasari, Ketua Bidang Penyakit Tidak Menular PB IDI, menerangkan risiko kemandulan atau infertilitas terjadi karena hormon tiroid mempengaruhi hormon estrogen yang mempengaruhi kesuburan pada wanita.
“Dia kan hormonal, jadi akan pengaruh ke hormon lainnya, termasuk mempengaruhi kesuburan,” tuturnya.
Selain memengaruhi kesuburan, dalam beberapa kasus hipotiroid dapat diturunkan dari ibu ke anaknya, disebut sebagai hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius serta disabilitas intelektual.
Baca juga: Kenali Yuk Bedanya 2 Penyakit Kelenjar Tiroid Ini
Sari menambahkan, hipotiroid juga menyebabkan cacat lahir, masalah pada hati, hingga masalah kesehatan jiwa. “Dari bayi ada disabilitas intelektual, menjadi generasi yang tidak produktif. Kalau tidak dikendalikan, kita tidak dapat hal positif dari bonus demografi,” ucapnya.
Risiko Gangguan Tiroid
Penyakit tiroid dapat terjadi pada siapa saja dan pada setiap tahapan usia. Namun, ada beberapa faktor yng membuat seseorang berisiko menderita penyakit tiroid.Sari menjabarkan, wanita lebih banyak menderita gangguan tiroid. Kemudian berusia di atas 60 tahun. Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tiroid juga meningkatkan risikonya.
Kemudian, memiliki riwayat penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit autoimun. Lalu, pernah menjalani pengobatan dengan iodium radioaktif, menjalani operasi tiroid, dan pernah menjalani radioterapi pada dada.
Gejala
Dikutip dari Web MD, gejala hipotiroid meliputi perubahan siklus menstruasi, konstipasi, depresi, rambut kering dan mudah rontok, kulit kering. Adanya gangguan jantung dan peningkatan kadar kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL).Gejala lainnya yakni, tidak tahan dingin, kesemutan, keram otot, rasa lemah atau lelah. Kesulitan konsentrasi atau menurunnya kemampuan intelektual, obesitas, dan pembengkakan kelenjar tiroid.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.