Kenali Yuk Bedanya 2 Penyakit Kelenjar Tiroid Ini
03 September 2021 |
19:03 WIB
Kelenjar tiroid sangat penting untuk mengontrol semua proses metabolisme dalam tubuh. Kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian pangkal leher ini melepaskan hormon untuk membantu tubuh mengatur dan menggunakan energi, sekaligus mempengaruhi kerja organ tubuh lainnya seperti jantung, pencernaan, otot, hingga sistem saraf.
Namun ada kalanya seseorang mengalami gangguan fungsi pada kelenjar tiroid. Beberapa di antaranya yakni hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Terdengar mirip bukan? Namun kedua penyakit ini justru berlawanan. Untuk membedakannya simak penjelasan berikut ini:
Hipotiroidisme
Mengutip Healthline, hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. Tanpa jumlah hormon tiroid yang tepat, fungsi alami tubuh mulai melambat.
Penyakit ini paling banyak dialami wanita. Gejalnya bervariasi dari orang ke orang dan terkadang sulit dikenali.
Namun, gejala awal biasanya berupa penambahan berat badan dan kelelahan. Gejala lainnya yang sering ditemukan berupa wajah bengkak dan sensitif, depresi, sembelit, merasa kedinginan, keringat berkurang, detak jantung melambat, kolesterol, darah tinggi, kulit kering, serta rambut kering dan menipis.
Kemudian memori terganggu, kesulitan kesuburan atau perubahan menstruasi, kelemahan otot, kekakuan dan nyeri otot, rasa sakit dan kekakuan pada persendian, serta suara serak.
Bagi kebanyakan orang, kondisi gejala ini berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun seiring bertambahnya usia. Saat tiroid semakin melambat, gejalanya mungkin menjadi lebih mudah diidentifikasi.
Adapun penyebab umum hipotiroidisme adalah tiroiditis hashimoto. Dengan kondisi ini, tubuh akan menyerang sistem kekebalannya sendiri. Seiring waktu, serangan ini menyebabkan tiroid berhenti memproduksi hormon sebagaimana mestinya yang mengarah ke hipotiroidisme. Seperti banyak penyakit autoimun, tiroiditis hashimoto lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Hipertiroidisme
Seperti namanya, hipertiroidisme terjadi ketika tubuh membuat terlalu banyak hormon tiroid, tiroksin (T4), dan triiodothyronine (T3), kemudian menjadi terlalu aktif. Jik memiliki penyakit ini, kamu mungkin mengalami detak jantung yang cepat, nafsu makan meningkat, kecemasan, kepekaan terhadap panas, atau penurunan berat badan secara tiba-tiba.
Berbagai kondisi dapat menyebabkan hipertiroidisme. Penyakit Graves, misalnya. Gangguan autoimun ini menjadi penyebab paling umum, yang mana antibodi yang merangsang tiroid mengeluarkan terlalu banyak hormon. Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita daripada pria dan cenderung karena faktor genetik.
Penyebab lain dari hipertiroidisme meliputi kelebihan yodium, bahan utama dalam T4 dan T3. Kemudian tiroiditis atau radang tiroid yang menyebabkan T4 dan T3 bocor keluar dari kelenjar, tumor ovarium atau testis, tumor jinak kelenjar tiroid atau hipofisis.
Kadar hormon T4 dan T3, atau keduanya, dapat menyebabkan tingkat metabolisme yang terlalu tinggi. Ini disebut keadaan hipermetabolik. Dalam kondisi ini mungkin kamu mengalami detak jantung yang cepat, tekanan darah tinggi, dan tremor tangan.
Kamu mungkin banyak berkeringat dan tidak tahan panas. Hipertiroidisme dapat menyebabkan lebih sering buang air besar, penurunan berat badan, dan siklus menstruasi yang tidak teratur pada wanita.
Nah pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid kamu bisa membengkak menjadi gondok, yang bisa simetris atau hanya pada satu sisi. Mata mungkin juga tampa menonjol, yang merupakan tanda exophthalmos atau suatu kondisi yang terkait dengan penyakit Graves.
Gejala lain dari hipertiroidisme meliputi nafsu makan meningkat, kegugupan, kegelisahan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, kelemahan, detak jantung tak teratur, sulit tidur, rambut halus dan rapuh, gatal, rambut rontok, mual dan muntah, dan perkembangan payudara pada pria.
Namun ada pula gejala serius yang harus segera ditangani seperti pusing, sesak napas, hilang kesadaran, detak jantung yang cepat dan tidak teratur. Hipertiroidisme juga dapat menyebabkan fibrilasi atrium, aritmia berbahaya yang dapat menyebabkan stroke, serta gagal jantung kongestif.
Gimana Genhype, sudah bisa bedain hipotiroidisme dan hipertiroidisme? Kalau menemukan gejala-gejalanya, sebaiknya periksakan diri ke dokter ya.
Editor: Avicenna
Namun ada kalanya seseorang mengalami gangguan fungsi pada kelenjar tiroid. Beberapa di antaranya yakni hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Terdengar mirip bukan? Namun kedua penyakit ini justru berlawanan. Untuk membedakannya simak penjelasan berikut ini:
Hipotiroidisme
Mengutip Healthline, hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. Tanpa jumlah hormon tiroid yang tepat, fungsi alami tubuh mulai melambat.
Penyakit ini paling banyak dialami wanita. Gejalnya bervariasi dari orang ke orang dan terkadang sulit dikenali.
Namun, gejala awal biasanya berupa penambahan berat badan dan kelelahan. Gejala lainnya yang sering ditemukan berupa wajah bengkak dan sensitif, depresi, sembelit, merasa kedinginan, keringat berkurang, detak jantung melambat, kolesterol, darah tinggi, kulit kering, serta rambut kering dan menipis.
Kemudian memori terganggu, kesulitan kesuburan atau perubahan menstruasi, kelemahan otot, kekakuan dan nyeri otot, rasa sakit dan kekakuan pada persendian, serta suara serak.
Bagi kebanyakan orang, kondisi gejala ini berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun seiring bertambahnya usia. Saat tiroid semakin melambat, gejalanya mungkin menjadi lebih mudah diidentifikasi.
Adapun penyebab umum hipotiroidisme adalah tiroiditis hashimoto. Dengan kondisi ini, tubuh akan menyerang sistem kekebalannya sendiri. Seiring waktu, serangan ini menyebabkan tiroid berhenti memproduksi hormon sebagaimana mestinya yang mengarah ke hipotiroidisme. Seperti banyak penyakit autoimun, tiroiditis hashimoto lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Hipertiroidisme
Seperti namanya, hipertiroidisme terjadi ketika tubuh membuat terlalu banyak hormon tiroid, tiroksin (T4), dan triiodothyronine (T3), kemudian menjadi terlalu aktif. Jik memiliki penyakit ini, kamu mungkin mengalami detak jantung yang cepat, nafsu makan meningkat, kecemasan, kepekaan terhadap panas, atau penurunan berat badan secara tiba-tiba.
Berbagai kondisi dapat menyebabkan hipertiroidisme. Penyakit Graves, misalnya. Gangguan autoimun ini menjadi penyebab paling umum, yang mana antibodi yang merangsang tiroid mengeluarkan terlalu banyak hormon. Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita daripada pria dan cenderung karena faktor genetik.
Penyebab lain dari hipertiroidisme meliputi kelebihan yodium, bahan utama dalam T4 dan T3. Kemudian tiroiditis atau radang tiroid yang menyebabkan T4 dan T3 bocor keluar dari kelenjar, tumor ovarium atau testis, tumor jinak kelenjar tiroid atau hipofisis.
Kadar hormon T4 dan T3, atau keduanya, dapat menyebabkan tingkat metabolisme yang terlalu tinggi. Ini disebut keadaan hipermetabolik. Dalam kondisi ini mungkin kamu mengalami detak jantung yang cepat, tekanan darah tinggi, dan tremor tangan.
Kamu mungkin banyak berkeringat dan tidak tahan panas. Hipertiroidisme dapat menyebabkan lebih sering buang air besar, penurunan berat badan, dan siklus menstruasi yang tidak teratur pada wanita.
Nah pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid kamu bisa membengkak menjadi gondok, yang bisa simetris atau hanya pada satu sisi. Mata mungkin juga tampa menonjol, yang merupakan tanda exophthalmos atau suatu kondisi yang terkait dengan penyakit Graves.
Gejala lain dari hipertiroidisme meliputi nafsu makan meningkat, kegugupan, kegelisahan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, kelemahan, detak jantung tak teratur, sulit tidur, rambut halus dan rapuh, gatal, rambut rontok, mual dan muntah, dan perkembangan payudara pada pria.
Namun ada pula gejala serius yang harus segera ditangani seperti pusing, sesak napas, hilang kesadaran, detak jantung yang cepat dan tidak teratur. Hipertiroidisme juga dapat menyebabkan fibrilasi atrium, aritmia berbahaya yang dapat menyebabkan stroke, serta gagal jantung kongestif.
Gimana Genhype, sudah bisa bedain hipotiroidisme dan hipertiroidisme? Kalau menemukan gejala-gejalanya, sebaiknya periksakan diri ke dokter ya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.