Kenali Faktor Risiko Berolahraga Pada Malam Hari, Sebaiknya Tak Jadi Kebiasaan Ya
22 May 2023 |
18:08 WIB
1
Like
Like
Like
Bagi pekerja kantoran, berolahraga pada malam hari sudah seperti sebuah kebiasaan. Padatnya aktivitas dan minimnya waktu luang membuat mereka baru mencari keringat saat hari mulai gelap. Namun, kebiasaan ini ternyata mengundang risiko yang perlu diwaspadai.
Dari sisi kesehatan, olahraga malam hari ternyata bisa berdampak buruk pada tubuh. Di sisi lain, faktor keamanan juga cukup rawan terlebih bagi yang berada di daerah yang memiliki risiko kriminal tinggi pada malam hari.
Ahli Fisiologi Olahraga Prestasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Alfan Nur Asyhar mengatakan ada beberapa alasan yang membuat olahraga malam hari sebaiknya dihindari. Sebab, ada bahaya kesehatan yang bisa timbul akibat aktivitas fisik jelang waktu tidur tersebut.
Baca juga: Kenali Manfaat dan Bahaya Olahraga saat Malam Hari
Olahraga merupakan aktivitas yang bisa membuat suhu badan naik. Selain itu, aktivitas padat ini juga akan merangsang detak jantung serta aliran darah bergerak lebih cepat dari biasanya. Padahal, malam hari adalah fase bagi tubuh untuk melakukan pendinginan.
Dengan demikian, olahraga pada malam hari akan membuat fase pendinginan tubuh menjadi lebih lambat. Efeknya, orang akan jadi sulit tidur atau membuat waktu tidur jadi tertunda. Bila dilakukan terlalu sering, bukan tidak mungkin risiko insomnia bisa muncul.
“Pola jam tidur orang bisa berubah jika berolahraga pada malam hari sudah menjadi kebiasaan. Untuk menghindari efek tersebut, sebaiknya beri jeda yang panjang antara waktu olahraga malam dengan jam tidur seseorang,” jelas Alfan.
Alfan menyarankan agar olahraga sebaiknya dilakukan minimal dua jam sebelum waktu tidur. Kemudian, olahraga malam juga tidak perlu dilakukan dengan durasi yang panjang. Setidaknya, kata dia, 30 menit sudah cukup untuk sekadar mengucurkan keringat dan mencari sehat.
Dengan batas dua jam dari jam tidur ini, harapannya tubuh punya jeda waktu untuk pendinginan. Hal ini akan membuat jam tidur seseorang jadi tidak terganggu.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga sebenarnya tidak terlalu menganjurkan olahraga dalam durasi yang panjang. Mereka menganjurkan olahraga setidaknya 150 menit atau 300 menit per minggu saat intensitas sedang. Artinya, per harinya cukup 30 menit sampai 1 jam berolahraga.
Namun, jika olahraganya dilakukan dalam intensitas tinggi, durasinya pun bisa diturunkan. WHO merekomendasikan setidaknya 75 menit hingga 150 menit per minggu atau 15 menit sampai 30 menit per harinya.
Dari sisi kesehatan, olahraga malam hari ternyata bisa berdampak buruk pada tubuh. Di sisi lain, faktor keamanan juga cukup rawan terlebih bagi yang berada di daerah yang memiliki risiko kriminal tinggi pada malam hari.
Ahli Fisiologi Olahraga Prestasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Alfan Nur Asyhar mengatakan ada beberapa alasan yang membuat olahraga malam hari sebaiknya dihindari. Sebab, ada bahaya kesehatan yang bisa timbul akibat aktivitas fisik jelang waktu tidur tersebut.
Baca juga: Kenali Manfaat dan Bahaya Olahraga saat Malam Hari
Olahraga merupakan aktivitas yang bisa membuat suhu badan naik. Selain itu, aktivitas padat ini juga akan merangsang detak jantung serta aliran darah bergerak lebih cepat dari biasanya. Padahal, malam hari adalah fase bagi tubuh untuk melakukan pendinginan.
Dengan demikian, olahraga pada malam hari akan membuat fase pendinginan tubuh menjadi lebih lambat. Efeknya, orang akan jadi sulit tidur atau membuat waktu tidur jadi tertunda. Bila dilakukan terlalu sering, bukan tidak mungkin risiko insomnia bisa muncul.
“Pola jam tidur orang bisa berubah jika berolahraga pada malam hari sudah menjadi kebiasaan. Untuk menghindari efek tersebut, sebaiknya beri jeda yang panjang antara waktu olahraga malam dengan jam tidur seseorang,” jelas Alfan.
Alfan menyarankan agar olahraga sebaiknya dilakukan minimal dua jam sebelum waktu tidur. Kemudian, olahraga malam juga tidak perlu dilakukan dengan durasi yang panjang. Setidaknya, kata dia, 30 menit sudah cukup untuk sekadar mengucurkan keringat dan mencari sehat.
Dengan batas dua jam dari jam tidur ini, harapannya tubuh punya jeda waktu untuk pendinginan. Hal ini akan membuat jam tidur seseorang jadi tidak terganggu.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga sebenarnya tidak terlalu menganjurkan olahraga dalam durasi yang panjang. Mereka menganjurkan olahraga setidaknya 150 menit atau 300 menit per minggu saat intensitas sedang. Artinya, per harinya cukup 30 menit sampai 1 jam berolahraga.
Namun, jika olahraganya dilakukan dalam intensitas tinggi, durasinya pun bisa diturunkan. WHO merekomendasikan setidaknya 75 menit hingga 150 menit per minggu atau 15 menit sampai 30 menit per harinya.
Ilustrasi olahraga malam hari (Sumber gambar: Freepik)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.