3 Kandidat Vaksin Tuberkulosis yang Akan Digunakan di Indonesia
19 November 2024 |
07:05 WIB
Sebagai upaya menekan laju peningkatan kasus tuberkulosis (TBC) yang terus mengancam kesehatan masyarakat, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menentukan tiga kandidat vaksin yang akan digunakan di Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat program pengendalian TBC di dalam negeri, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia.
Penyakit TBC di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Pada 2022, tercatat lebih dari 724.000 kasus baru. Angka tersebut meningkat menjadi 809.000 kasus pada 2023. Ini merupakan angka tertinggi dalam sejarah pencatatan TBC di Indonesia.
Secara global, negara ini menempati peringkat kedua setelah India dengan total sekitar 969.000 kasus TBC dan 93.000 kematian setiap tahun. Sebagian besar kasus TBC terjadi pada kelompok usia produktif, terutama di usia 45 hingga 54 tahun.
Baca juga: Angka Tuberkulosis di Dunia Capai Rekor Tertinggi, Tembus 8,2 Juta Kasus
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan deteksi 1 juta kasus Tuberkulosis (TB) pada 2025. Penemuan lebih banyak kasus ini diharapkan bisa mengejar target eliminasi TBC pada 2030. "Target kami tahun depan, kita bisa menemukan sekitar 1 juta kasus. Dari 1.060.000 yang ditemukan, saya ingin 1 jutanya kita diagnosis,” katanya.
Lebih lanjut, Kemenkes telah memantau tiga kandidat vaksin TBC dari negara yang berbeda. Adapun ketiga vaksin tersebut nantinya akan diperuntukkan untuk masyarakat Indonesia. “Ada 3 kandidat vaksin TBC yang kita dekati, ketiganya berasal dari negara yang berbeda,” kata Menkes.
Kandidat vaksin pertama adalah vaksin TB yang dikembangkan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline (GSK) asal Amerika Serikat. Vaksin ini dirancang dengan memanfaatkan protein rekombinan.
Kandidat vaksin kedua dikembangkan melalui kerja sama perusahaan farmasi asal Tiongkok, CanSino, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana. Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi viral-vector dan sedang dalam uji klinis fase pertama.
Kandidat vaksin ketiga dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dan perusahaan farmasi asal Indonesia, Biofarma. Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi mRNA. “Kami juga akan berkontribusi untuk mengikuti proses uji klinis dari ketiga produsen vaksin TB tersebut,” ujar Budi Gunadi.
Lebih lanjut dia mengatakan, vaksin yang dikembangkan ini akan diperuntukkan bagi anak-anak dan dewasa. Selain itu, juga bagi mereka yang belum terinfeksi maupun sudah terinfeksi virus TBC.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan telah memulai langkah penting dengan melakukan tiga uji klinis vaksin TBC terbaru. Hasil dari uji klinis tersebut diperkirakan akan keluar dalam waktu empat tahun mendatang, memberikan harapan besar bagi upaya penanggulangan penyakit mematikan ini.
Saat ini sedang dilakukan 15 uji klinis vaksin TBC yang berlangsung di seluruh dunia. Adapun, 3 dari 15 uji vaksin TBC tersebut diikuti oleh Indonesia. yakni sebagai berikut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat program pengendalian TBC di dalam negeri, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia.
Penyakit TBC di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Pada 2022, tercatat lebih dari 724.000 kasus baru. Angka tersebut meningkat menjadi 809.000 kasus pada 2023. Ini merupakan angka tertinggi dalam sejarah pencatatan TBC di Indonesia.
Secara global, negara ini menempati peringkat kedua setelah India dengan total sekitar 969.000 kasus TBC dan 93.000 kematian setiap tahun. Sebagian besar kasus TBC terjadi pada kelompok usia produktif, terutama di usia 45 hingga 54 tahun.
Baca juga: Angka Tuberkulosis di Dunia Capai Rekor Tertinggi, Tembus 8,2 Juta Kasus
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan deteksi 1 juta kasus Tuberkulosis (TB) pada 2025. Penemuan lebih banyak kasus ini diharapkan bisa mengejar target eliminasi TBC pada 2030. "Target kami tahun depan, kita bisa menemukan sekitar 1 juta kasus. Dari 1.060.000 yang ditemukan, saya ingin 1 jutanya kita diagnosis,” katanya.
Lebih lanjut, Kemenkes telah memantau tiga kandidat vaksin TBC dari negara yang berbeda. Adapun ketiga vaksin tersebut nantinya akan diperuntukkan untuk masyarakat Indonesia. “Ada 3 kandidat vaksin TBC yang kita dekati, ketiganya berasal dari negara yang berbeda,” kata Menkes.
Kandidat vaksin pertama adalah vaksin TB yang dikembangkan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline (GSK) asal Amerika Serikat. Vaksin ini dirancang dengan memanfaatkan protein rekombinan.
Kandidat vaksin kedua dikembangkan melalui kerja sama perusahaan farmasi asal Tiongkok, CanSino, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana. Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi viral-vector dan sedang dalam uji klinis fase pertama.
Kandidat vaksin ketiga dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dan perusahaan farmasi asal Indonesia, Biofarma. Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi mRNA. “Kami juga akan berkontribusi untuk mengikuti proses uji klinis dari ketiga produsen vaksin TB tersebut,” ujar Budi Gunadi.
Lebih lanjut dia mengatakan, vaksin yang dikembangkan ini akan diperuntukkan bagi anak-anak dan dewasa. Selain itu, juga bagi mereka yang belum terinfeksi maupun sudah terinfeksi virus TBC.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan telah memulai langkah penting dengan melakukan tiga uji klinis vaksin TBC terbaru. Hasil dari uji klinis tersebut diperkirakan akan keluar dalam waktu empat tahun mendatang, memberikan harapan besar bagi upaya penanggulangan penyakit mematikan ini.
Saat ini sedang dilakukan 15 uji klinis vaksin TBC yang berlangsung di seluruh dunia. Adapun, 3 dari 15 uji vaksin TBC tersebut diikuti oleh Indonesia. yakni sebagai berikut.
- M72/AS01E (Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline): Indonesia mulai memvaksinasi subjek untuk uji klinis fase 3 pada 20 September 2024, menyusul permulaan sebelumnya di Afrika Selatan dan Kenya.
- BNT164a1 (BioNTech dan Biofarma): Setelah menyelesaikan uji coba fase 1, Indonesia akan berpartisipasi dalam fase 2 kandidat vaksin TB mRNA dari BioNTech.
- AdHu5Ag85A (CanSinoBio dan Etana): Indonesia terlibat dalam fase 1 uji klinis kandidat vaksin TBC vektor virus CanSinoBio.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.