Makin Digemari, Ini Serba-serbi yang Harus Diketahui tentang Olahraga Lari
22 May 2023 |
15:00 WIB
Di tengah ragam jenis olahraga yang ada, lari masih menjadi latihan fisik yang cukup digemari masyarakat sampai saat ini. Mudah dan murahnya akses perlengkapan lari, membuat olahraga ini bisa dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.
Hal itupun diamini oleh Bagas Saputera (24). Dia mengaku lebih memilih lari sebagai pilihan untuk berolahraga karena mudah dan tidak perlu merogoh kocek untuk menekuninya. Selain itu, lari juga merupakan salah satu olahraga yang menurutnya paling fleksibel untuk dilakukan di tengah rutinitasnya yang padat.
Selama hari kerja, dia biasanya akan lari pada sore hari sepulang dari kantor. Sedangkan pada waktu akhir pekan, dia akan lari pada pagi hari yang biasanya dia lakukan di sekitar lingkungan rumahnya, atau di alun-alun tengah kota tempat tinggalnya. "Lari itu olahraga yang gampang. Selain gratis, asyik juga karena banyak orang sekarang suka lari," katanya.
Baca juga: Cek 6 Tip untuk Pelari Pemula yang Ingin Ikut Maraton
Ya, lari kini menjadi salah satu olahraga yang kian populer tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Hal itu setidaknya dibuktikan dengan banyaknya ajang lari massal yang dihelat di berbagai negara. Bahkan, pandemi yang sempat melanda dunia tak mengurungkan ajang-ajang lari dengan hadirnya kegiatan lari virtual (virtual run).
Head Coach CFJ Running Team, Ferry Junaedi, menjelaskan secara umum, lari terbagi dalam beberapa jenis yang dikualifikasi berdasarkan jarak tempuh yakni lari jarak pendek (sprint) dengan jarak 100-400 meter, lari jarak menengah dengan 800-3.000 meter, lari jarak jauh dengan 5.000-10.000 meter, serta lari maraton dengan jarak tempuh 21-42 kilometer.
Sementara berdasarkan medannya, lari juga terbagi lagi menjadi tiga jenis yakni lari di jalan beraspal (road running), lari lintas alam (trail running), dan lari jarak jauh yang dilakukan di alam terbuka (cross country running).
Meski terlihat mudah, olahraga lari juga tetap membutuhkan latihan pemanasan agar otot-otot pada tubuh lebih lentur dan membuat badan bekerja lebih maksimal saat melakukan lari. Ferry mengatakan latihan pemanasan sebelum lari bisa dilakukan selama 30 menit yang terdiri dari jogging selama 5-10 menit, yang dilanjutkan dengan gerakan peregangan (stretching) baik yang statis maupun dinamis.
"Sebelum mulai latihan inti, harus melakukan stretching dinamis yang senamnya bergerak supaya otot-otot kita siap. Setelah lari, jangan lupa pendinginan," katanya kepada Hypeabis.id.
Meski demikian, durasi dan gerakan latihan pemanasan maupun pendinginan yang dilakukan harus disesuaikan dengan target lari yang ingin dicapai. Misalnya, untuk melakukan lari dengan jenis interval run yang cenderung membutuhkan kecepatan, harus melakukan latihan pemanasan lebih ekstra.
Ferry mengatakan waktu terbaik untuk melakukan olahraga lari adalah pada waktu pagi hari yakni mulai pukul 5 sampai 6 pagi ketika kondisi tenaga dan pikiran masih fit dan suasana yang masih segar. Sebaliknya, lari di sore hari biasanya tidak akan maksimal karena tubuh sudah dalam kondisi lelah setelah seharian beraktivitas.
Adapun, jarak yang ditempuh saat lari juga bergantung dengan target yang ingin dicapai oleh seseorang. Namun, untuk pelari pemula, disarankan untuk bisa menempuh jarak hingga 10 kilometer selama satu minggu. Tak harus menyelesaikannya dalam satu kali latihan, jarak tempuh tersebut bisa dibagi-bagi dengan beberapa kali aktivitas lari.
Sebagai jenis olahraga, lari memang bisa dilakukan oleh siapa saja dari berbagai kalangan. Akan tetapi, setiap orang juga harus memahami kemampuan dan kondisi kesehatan dirinya sendiri untuk bisa menyesuaikan saat menjalani olahraga lari. Sebab, setiap orang akan memiliki stamina dan kekuatan tubuh yang berbeda-beda.
Ferry mengatakan satu kesalahan yang biasanya dilakukan oleh pemula saat olahraga lari adalah memforsir tubuh untuk mencapai jarak tempuh tertentu. "Jangan lupa tetap jaga hidrasi tubuh. Kalau bisa minum itu selain air putih, sediakan juga isotonik untuk mengembalikan energi tubuh," katanya.
Sebelum ataupun sesudah lari, tak ada salahnya juga untuk mengonsumsi makanan sebagai cadangan sekaligus mengembalikan energi untuk tubuh. Hanya saja, usahakan makan saat 2 jam baik sebelum maupun sesudah lari untuk memberikan jeda mencerna makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh. Adapun, makanan yang dikonsumsi pun sebaiknya yang tergolong ringan seperti buah atau camilan, bukan hidangan berat.
Ada sejumlah manfaat kesehatan yang bisa dapatkan dari olahraga lari mulai dari membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat otot dan tulang, hingga membantu tubuh mencegah penyakit kronis. Selain itu, lari juga menjadi aktivitas fisik yang ideal untuk membakar kalori mulai dari 300-1.000 kalori dalam satu kali latihan.
Sebelum lari, ada baiknya untuk menyiapkan sejumlah perlengkapan seperti pakaian olahraga yang menyerap keringat, sepatu lari, topi, hingga jam tangan lari (running watch) atau jam pintar (smartwatch) yang bisa memantau jarak yang ditempuh hingga kondisi detak jantung (heart rate).
Baca juga: Gemar Olahraga Lari? Waspada 5 Cedera Ini
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Hal itupun diamini oleh Bagas Saputera (24). Dia mengaku lebih memilih lari sebagai pilihan untuk berolahraga karena mudah dan tidak perlu merogoh kocek untuk menekuninya. Selain itu, lari juga merupakan salah satu olahraga yang menurutnya paling fleksibel untuk dilakukan di tengah rutinitasnya yang padat.
Selama hari kerja, dia biasanya akan lari pada sore hari sepulang dari kantor. Sedangkan pada waktu akhir pekan, dia akan lari pada pagi hari yang biasanya dia lakukan di sekitar lingkungan rumahnya, atau di alun-alun tengah kota tempat tinggalnya. "Lari itu olahraga yang gampang. Selain gratis, asyik juga karena banyak orang sekarang suka lari," katanya.
Baca juga: Cek 6 Tip untuk Pelari Pemula yang Ingin Ikut Maraton
Ya, lari kini menjadi salah satu olahraga yang kian populer tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Hal itu setidaknya dibuktikan dengan banyaknya ajang lari massal yang dihelat di berbagai negara. Bahkan, pandemi yang sempat melanda dunia tak mengurungkan ajang-ajang lari dengan hadirnya kegiatan lari virtual (virtual run).
Head Coach CFJ Running Team, Ferry Junaedi, menjelaskan secara umum, lari terbagi dalam beberapa jenis yang dikualifikasi berdasarkan jarak tempuh yakni lari jarak pendek (sprint) dengan jarak 100-400 meter, lari jarak menengah dengan 800-3.000 meter, lari jarak jauh dengan 5.000-10.000 meter, serta lari maraton dengan jarak tempuh 21-42 kilometer.
Sementara berdasarkan medannya, lari juga terbagi lagi menjadi tiga jenis yakni lari di jalan beraspal (road running), lari lintas alam (trail running), dan lari jarak jauh yang dilakukan di alam terbuka (cross country running).
Lari menjadi salah satu olahraga populer hingga saat ini (Sumber gambar: Run Ffwpu/Pexels)
"Sebelum mulai latihan inti, harus melakukan stretching dinamis yang senamnya bergerak supaya otot-otot kita siap. Setelah lari, jangan lupa pendinginan," katanya kepada Hypeabis.id.
Meski demikian, durasi dan gerakan latihan pemanasan maupun pendinginan yang dilakukan harus disesuaikan dengan target lari yang ingin dicapai. Misalnya, untuk melakukan lari dengan jenis interval run yang cenderung membutuhkan kecepatan, harus melakukan latihan pemanasan lebih ekstra.
Ferry mengatakan waktu terbaik untuk melakukan olahraga lari adalah pada waktu pagi hari yakni mulai pukul 5 sampai 6 pagi ketika kondisi tenaga dan pikiran masih fit dan suasana yang masih segar. Sebaliknya, lari di sore hari biasanya tidak akan maksimal karena tubuh sudah dalam kondisi lelah setelah seharian beraktivitas.
Adapun, jarak yang ditempuh saat lari juga bergantung dengan target yang ingin dicapai oleh seseorang. Namun, untuk pelari pemula, disarankan untuk bisa menempuh jarak hingga 10 kilometer selama satu minggu. Tak harus menyelesaikannya dalam satu kali latihan, jarak tempuh tersebut bisa dibagi-bagi dengan beberapa kali aktivitas lari.
Sebagai jenis olahraga, lari memang bisa dilakukan oleh siapa saja dari berbagai kalangan. Akan tetapi, setiap orang juga harus memahami kemampuan dan kondisi kesehatan dirinya sendiri untuk bisa menyesuaikan saat menjalani olahraga lari. Sebab, setiap orang akan memiliki stamina dan kekuatan tubuh yang berbeda-beda.
Ferry mengatakan satu kesalahan yang biasanya dilakukan oleh pemula saat olahraga lari adalah memforsir tubuh untuk mencapai jarak tempuh tertentu. "Jangan lupa tetap jaga hidrasi tubuh. Kalau bisa minum itu selain air putih, sediakan juga isotonik untuk mengembalikan energi tubuh," katanya.
Sebelum ataupun sesudah lari, tak ada salahnya juga untuk mengonsumsi makanan sebagai cadangan sekaligus mengembalikan energi untuk tubuh. Hanya saja, usahakan makan saat 2 jam baik sebelum maupun sesudah lari untuk memberikan jeda mencerna makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh. Adapun, makanan yang dikonsumsi pun sebaiknya yang tergolong ringan seperti buah atau camilan, bukan hidangan berat.
Ada sejumlah manfaat kesehatan yang bisa dapatkan dari olahraga lari mulai dari membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat otot dan tulang, hingga membantu tubuh mencegah penyakit kronis. Selain itu, lari juga menjadi aktivitas fisik yang ideal untuk membakar kalori mulai dari 300-1.000 kalori dalam satu kali latihan.
Sebelum lari, ada baiknya untuk menyiapkan sejumlah perlengkapan seperti pakaian olahraga yang menyerap keringat, sepatu lari, topi, hingga jam tangan lari (running watch) atau jam pintar (smartwatch) yang bisa memantau jarak yang ditempuh hingga kondisi detak jantung (heart rate).
Baca juga: Gemar Olahraga Lari? Waspada 5 Cedera Ini
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.