Agus Prayogo & Odekta Naibaho Raih Podium Pertama di Borobudur Marathon Elite Race 2021
27 November 2021 |
14:45 WIB
Atlet Agus Prayogo dan Odekta Naibaho menjadi peraih podium pertama dengan medali emas di perlombaan Borobudur Marathon Elite Race 2021. Agus berada di urutan teratas untuk kategori Men's Category Elite Race, sedangkan Odekta mendapatkan posisi pertama di kategori Women's Category Elite Race.
Penghargaan ini menjadi yang pertama bagi keduanya setelah absen dari pertandingan Borobudur Marathon pada tahun 2020 dan setelah sempat berhalangan pada tahun 2016. Bahkan dalam perhelatan ini, Agus mendapatkan predikat pelari tercepat sekaligus memecahkan rekornya sendiri dengan durasi 2 jam 32 menit.
"Walaupun tidak personal best, paling tidak catatan waktunya lebih bagus daripada performa saya di PON Papua bulan lalu, di mana saya meraih tiga medali emas di cabang marathon. Saya finish dengan catatan waktu dua jam 33 menit. Untuk pagi ini di Borobudur Marathon dua jam 32 menit," jelas Agus di konferensi pers Borobudur Marathon Elite Race 2021, Sabtu (27/11).
Mengenai tantangan saat berlangsungnya Elite Race dengan sistem dan rute baru pada masa pandemi, Agus menuturkan bahwa lokasi rute atau trek lari tidak dilakukan di desa sekitar Candi Borobudur, tapi di Kompleks Lumbini dengan 12 kali looping dan satu kali u-turn.
"Ini salah satu tantangan teman-teman atlet, rutenya looping 12 kali dan ada satu u-turn. Itu cukup menantang sih. Mudah-mudahan u-turnnya bisa hilang sehingga catatan waktu untuk atlet bisa lebih bagus lagi," tutup Agus.
Sementara itu, Odekta mengatakan bahwa trik untuk mengatasi trek lari yang cukup menantang ada pada kemampuan untuk menguasai diri meski sudah melihat rute yang menantang dengan banyaknya looping dan tanjakan yang memicu rasa jenuh.
"Jadi gimana caranya supaya bisa menguasai diri saja, bisa bertahan sampai finish," jelas Odekta.
Sebagai penutup, baik Odekta maupun Agus tentu berharap bahwa penyelenggaraan Borobudur Marathon bisa lebih baik lagi dengan adanya perbaikan diri yang terus menerus serta bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain.
"Andaikan ini setiap daerah mempunyai event seperti ini, mungkin Indonesia jadi tujuan motivasi marathon orang-orang di luar sana, yaitu sport tourism. Jadi ini adalah contoh buat daerah-daerah lain," katanya.
Editor: M R Purboyo
Penghargaan ini menjadi yang pertama bagi keduanya setelah absen dari pertandingan Borobudur Marathon pada tahun 2020 dan setelah sempat berhalangan pada tahun 2016. Bahkan dalam perhelatan ini, Agus mendapatkan predikat pelari tercepat sekaligus memecahkan rekornya sendiri dengan durasi 2 jam 32 menit.
"Walaupun tidak personal best, paling tidak catatan waktunya lebih bagus daripada performa saya di PON Papua bulan lalu, di mana saya meraih tiga medali emas di cabang marathon. Saya finish dengan catatan waktu dua jam 33 menit. Untuk pagi ini di Borobudur Marathon dua jam 32 menit," jelas Agus di konferensi pers Borobudur Marathon Elite Race 2021, Sabtu (27/11).
Mengenai tantangan saat berlangsungnya Elite Race dengan sistem dan rute baru pada masa pandemi, Agus menuturkan bahwa lokasi rute atau trek lari tidak dilakukan di desa sekitar Candi Borobudur, tapi di Kompleks Lumbini dengan 12 kali looping dan satu kali u-turn.
"Ini salah satu tantangan teman-teman atlet, rutenya looping 12 kali dan ada satu u-turn. Itu cukup menantang sih. Mudah-mudahan u-turnnya bisa hilang sehingga catatan waktu untuk atlet bisa lebih bagus lagi," tutup Agus.
Sementara itu, Odekta mengatakan bahwa trik untuk mengatasi trek lari yang cukup menantang ada pada kemampuan untuk menguasai diri meski sudah melihat rute yang menantang dengan banyaknya looping dan tanjakan yang memicu rasa jenuh.
"Jadi gimana caranya supaya bisa menguasai diri saja, bisa bertahan sampai finish," jelas Odekta.
Sebagai penutup, baik Odekta maupun Agus tentu berharap bahwa penyelenggaraan Borobudur Marathon bisa lebih baik lagi dengan adanya perbaikan diri yang terus menerus serta bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain.
"Andaikan ini setiap daerah mempunyai event seperti ini, mungkin Indonesia jadi tujuan motivasi marathon orang-orang di luar sana, yaitu sport tourism. Jadi ini adalah contoh buat daerah-daerah lain," katanya.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.