4 Tip Mengelola Bonus Biar Jadi Jaring Pengaman Finansial
30 April 2023 |
11:30 WIB
Di samping mendapatkan gaji, tak jarang para karyawan kantor juga bisanya mendapatkan apresiasi lain seperti bonus akhir tahun ataupun bonus berupa tunjangan hari keagamaan. Bonus biasanya menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh karyawan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang memerlukan dana besar.
Meski demikian, tak jarang juga orang yang justru menggunakan uang bonus untuk bersikap konsumtif dan membeli segala hal yang mungkin saja tidak terlalu dibutuhkan. Jika sudah begitu, uang bonus pun akan cepat habis begitu saja.
Baca juga: Genhype, Begini Cara Atur Keuangan Agar Miliki Hunian Impian
Untuk menghindari hal tersebut, penting untuk memiliki pemahaman tentang mengelola keuangan ketika menerima bonus menurut Investment Coach Jonathan End seperti berikut ini.
Saat menerima bonus, biasanya seseorang sudah memiliki pos keuangan masing-masing sesuai prioritas rumah tangga yang memerlukan alokasi cukup besar, misalnya keperluan renovasi rumah atau biaya servis mobil.
Jonathan End menyarankan untuk membuat daftar prioritas pengeluaran dari yang paling mendesak hingga yang masih bisa ditunda dalam mengatur keuangan. Dia mengatakan membuat daftar tersebut sedini mungkin dapat mengurangi kemungkinan belanja-belanja impulsif yang membuat bonus menjadi lenyap seketika, sehingga menyebabkan rencana keuangan tidak tersusun dengan baik.
Dalam perencanaan dana tersebut, Jonathan juga mengatakan setidaknya perlu ada sejumlah uang yang dialokasikan untuk menabung. Besar kecilnya nominal tidak menjadi masalah, asalkan sudah terencana di awal, sehingga dana tersebut bisa dimaksimalkan untuk kebutuhan yang jauh lebih produktif.
Misalnya alokasi dana yang bisa ditempatkan untuk investasi jangka panjang, seperti dana pendidikan anak. Kalian bisa menyisihkan sebesar 30-40 persen dari dana bonus untuk keperluan ini. Sebagai investor dengan profil risiko menengah, Reksa Dana Pendapatan Tetap bisa menjadi pilihan, di samping diversifikasi aset tetap yang juga diperlukan.
Besarnya nominal bonus tak jarang membuat banyak orang tergiur untuk menggunakannya baik untuk dibelanjakan maupun untuk diinvestasikan demi keuntungan yang lebih banyak.
Jonathan mengatakan dalam berinvestasi, besar atau kecilnya nilai alokasi dana tidak terlalu penting baik itu 30 persen ataupun 70 persen. Satu hal yang harus dipastikan adalah memastikan untuk memilih produk investasi yang cocok dan justru tidak memberatkan investor.
"Apabila satu aspek ini telah dipenuhi, investor tinggal memilih strategi yang cocok untuk tujuan keuangannya," katanya.
Sebelum berinvestasi, Jonathan juga mengingatkan pentingnya memeriksa legalitas platform investasi. Legalitas jadi aspek penentu suksesnya investasi karena investor harus memastikan apakah platform tersebut dipercaya oleh pihak yang berwenang untuk bisa memberikan imbal balik investasi.
Baca juga: 3 Hal yang Wajib Diketahui dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Editor: Fajar Sidik
Meski demikian, tak jarang juga orang yang justru menggunakan uang bonus untuk bersikap konsumtif dan membeli segala hal yang mungkin saja tidak terlalu dibutuhkan. Jika sudah begitu, uang bonus pun akan cepat habis begitu saja.
Baca juga: Genhype, Begini Cara Atur Keuangan Agar Miliki Hunian Impian
Untuk menghindari hal tersebut, penting untuk memiliki pemahaman tentang mengelola keuangan ketika menerima bonus menurut Investment Coach Jonathan End seperti berikut ini.
1. Prioritaskan pengeluaran yang paling terduga
Saat menerima bonus, biasanya seseorang sudah memiliki pos keuangan masing-masing sesuai prioritas rumah tangga yang memerlukan alokasi cukup besar, misalnya keperluan renovasi rumah atau biaya servis mobil.Jonathan End menyarankan untuk membuat daftar prioritas pengeluaran dari yang paling mendesak hingga yang masih bisa ditunda dalam mengatur keuangan. Dia mengatakan membuat daftar tersebut sedini mungkin dapat mengurangi kemungkinan belanja-belanja impulsif yang membuat bonus menjadi lenyap seketika, sehingga menyebabkan rencana keuangan tidak tersusun dengan baik.
2. Sisihkan alokasi untuk berinvestasi
Dalam perencanaan dana tersebut, Jonathan juga mengatakan setidaknya perlu ada sejumlah uang yang dialokasikan untuk menabung. Besar kecilnya nominal tidak menjadi masalah, asalkan sudah terencana di awal, sehingga dana tersebut bisa dimaksimalkan untuk kebutuhan yang jauh lebih produktif.Misalnya alokasi dana yang bisa ditempatkan untuk investasi jangka panjang, seperti dana pendidikan anak. Kalian bisa menyisihkan sebesar 30-40 persen dari dana bonus untuk keperluan ini. Sebagai investor dengan profil risiko menengah, Reksa Dana Pendapatan Tetap bisa menjadi pilihan, di samping diversifikasi aset tetap yang juga diperlukan.
Ilustrasi investasi saham (Sumber gambar: Austin Distel/Unsplash)
3. Buat strategi investasi yang optimal
Besarnya nominal bonus tak jarang membuat banyak orang tergiur untuk menggunakannya baik untuk dibelanjakan maupun untuk diinvestasikan demi keuntungan yang lebih banyak.Jonathan mengatakan dalam berinvestasi, besar atau kecilnya nilai alokasi dana tidak terlalu penting baik itu 30 persen ataupun 70 persen. Satu hal yang harus dipastikan adalah memastikan untuk memilih produk investasi yang cocok dan justru tidak memberatkan investor.
"Apabila satu aspek ini telah dipenuhi, investor tinggal memilih strategi yang cocok untuk tujuan keuangannya," katanya.
4. Pilih platform investasi yang terpercaya
Sebelum berinvestasi, Jonathan juga mengingatkan pentingnya memeriksa legalitas platform investasi. Legalitas jadi aspek penentu suksesnya investasi karena investor harus memastikan apakah platform tersebut dipercaya oleh pihak yang berwenang untuk bisa memberikan imbal balik investasi.Baca juga: 3 Hal yang Wajib Diketahui dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.