Setiawan Sabana, akademisi dan pelaku seni yang dikenal sebagai 'seniman kertas' (Sumber: Galeri Nasional Indonesia)

Menengok Profil & Kiprah Seniman Grafis Setiawan Sabana

30 April 2023   |   14:48 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Dunia seni dan pendidikan Indonesia kembali berduka. Setiawan Sabana, akademisi asal Institut Teknologi Bandung (ITB) berpulang pada Kamis, (27/4/23). Tidak hanya dikenal sebagai akademisi, profesor asal kampus Ganesha ini juga akrab dikenal sebagai perupa dengan segudang karya yang mewarnai belantika seni Tanah Air.

Berdasarkan informasi dari ITB, Setiawan berpulang pada pukul 03.00 WIB. Purnabakti Guru Besar Kelompok Keilmuan Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) itu pun sempat dishalatkan di Masjid Salman ITB sebelum dikebumikan di Bandung, Jawa Barat.

Dekan FSRD ITB, Andryanto Rikrik Kusmara, dalam pidato pelepasannya menyebut bahwa Setiawan adalah sosok yang menginspirasi akademisi ITB. Dia meninggalkan banyak karya untuk generasi para penerus, termasuk buku dan jurnal selama empat dekade lebih pengabdiannya di ITB.

"Beliau meninggalkan banyak legacy untuk para generasi penerus ITB. Karya-karya beliau berupa buku, jurnal, bahkan pameran tunggal baik dalam skala nasional maupun internasional," ujar Andryanto. 

Baca juga: Profil Astari Rasjid, Seniman & Mantan Duta Besar RI yang Wafat di Singapura

Setiawan Sabana lahir di Bandung, 10 Mei 1951. Riwayat pendidikan tingginya dimulai dari Jurusan Seni Murni, FSRD-ITB pada tahun 1977. Setelah itu, dia melanjutkan studi S2 di Northern IIlinois University, Amerika Serikat pada 1982 dengan mengambil jurusan Art Department. Pada 2002, Setiawan lalu meraih gelar Doktor pada Program Pascasarjana ITB. 
 

Kiprah Sebagai Seniman 

Dikutip dari laman Galeri Nasional, sebagai perupa Setiawan Sabana memulai berkarya dengan teknik grafis. Salah satunya saat mengikuti penelitian tentang seni grafis kontemporer di Jepang pada 1989 atas undangan dari Japan Foundation.

Tak hanya itu, setelah mengikuti pelatihan, dia pun menyempatkan diri untuk berpameran tunggal di Galeri Natsuhiko, Tokyo, pada 1990, dan sebuah pameran tunggal di Galeri Oda di Hiroshima pada tahun 1991. selain di Jepang, dia juga sempat berpameran di Venesia, Italia, Malaysia, dan Bangladesh.

Namun, setelah menekuni seni grafis Setiawan kemudian melanjutkan untuk fokus terhadap medium kertas yang akhirnya cukup membuat namanya populer dikenal sebagai 'seniman kertas'. Pasalnya, melalui medium ini Setiawan menghasilkan renungan filosofis yang dikawinkan dengan berbagai perspektif seni. 
 

Salah satu karya  setiawan Sabana dalam pameran KITAB (Sumber gambar: Galeri Nasional Indonesia)

Salah satu karya setiawan Sabana dalam pameran KITAB (Sumber gambar: Galeri Nasional Indonesia)

Salah satunya lewat pameran tunggalnya yang diselenggarakan secara daring di Galeri Nasional Indonesia pada 2021, dengan judul KITAB: Jagat Kertas dalam Renungan. Dalam pemeran tersebut Setiawan menampilkan sekitar 41 karya yang dibuat dalam kurun waktu 2019-2021. 

Menjadi penanda setengah abad Setiawan berkarya, pemeran itu terdiri dari 29 karya dua dimensi dan 12 karya tiga dimensi dengan berbagai bentuk. Semuanya dipamerkan dalam bentuk foto dan video untuk memaksimalkan visualisasi detail karya yang terbuat dari medium kertas. 

Menurut kurator pameran Danuh Tyas dan Zusfa Roihan, pada waktu itu pameran Kitab dapat diartikan sebagai tumpukan beberapa lembar kertas/suhuf. Sementara sebagai sebuah metafora kitab juga dapat diartikan sebagai sumber ilmu dan panduan, yang berisikan identitas baik personal hingga universal.

Dilansir dari laman Setiawan Sabana, suami dari Elly Setiawan dan Ayah dari Patra Aditya dan Syarif Maulana ini juga menjalankan ruang Garasi 10 yang telah dirintis sejak 2012 yang berlokasi Jalan Rebana No.10 Bandung. Garasi 10 merupakan sebuah ruang gagas yang banyak melakukan aktivitas kebudayaan dari mulai seni rupa, musik, hingga diskusi mengenai berbagai ide. 


Penghargaan

Kemampuan Setiawan di bidang seni di dalam dan luar negeri. Bahkan, di Indonesia, dia juga mendapatkan berbagai penghargaan di bidang akademik dan seni. Pada 2006, misalnya dia mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya XX dari Presiden RI Ganesha Wira Adiutama, ITB.

Tak hanya itu, lewat berbagai kegiatan akademisi dan aktivitas seninya Setiawan juga mendapatkan Anugerah Budaya Kota Bandung pada 2016. Selain itu juga Anugerah Seni Jawa Barat (2017), Penghargaan dalam rangka 70 tahun FSRD, dan Penghargaan Akademisi Peduli Disabilitas Jawa Barat (2019).

Semua penghargaan itu tentu didapat dari dedikasi Setiawan terhadap dunia seni dan akademisi di Indonesia. Kini, setelah seniman kertas itu pergi, pelajaran darinya menjadi contoh bagi para kolega, mahasiswa, hingga masyarakat yang mengenalnya.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya ITB, Gusti Ayu Putri Saptawati, menyebut almarhum sebagai sosok yang yang santun dan penuh hormat kepada siapapun baik terhadap senior maupun juniornya. "Sejumlah prestasi dan jasa serta baktinya telah dipersembahkan kepada masyarakat, bangsa, dan negara," papar Gusti Ayu.

Baca juga: Profil Jeff Koons, Seniman Kontemporer Masyhur & Kontroversial Asal Amerika Serikat

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

4 Tip Mengelola Bonus Biar Jadi Jaring Pengaman Finansial

BERIKUTNYA

Dihelat di Bangkok, AOV Premier League 2023 Siap Hadirkan 19 Tim Terbaik Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: