Ilustrasi (sumber gambar : tierra mallorca/ unsplash)

Genhype, Begini Cara Atur Keuangan Agar Miliki Hunian Impian

19 February 2023   |   21:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Kaum millennial saat ini sebetulnya memiliki potensi dan kemampuan daya beli yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya, termasuk dalam hal membeli  properti atau rumah. Genhype tentu ingin memiliki properti atau hunian impian kan? Namun, memang kebutuhan membeli  properti  sangat tergantung dari masing-masing orang.

Misalnya saja bagi Genhype yang ingin tinggal di pusat kota, terutama di awal membina keluarga maka akan lebih memilih hunian berupa apartemen yang menawarkan berbagai fasilitas.

Baca juga: Rumah Sawo Mateng, Tempat Penginapan Rasa Museum di Depok

Sementara itu, jika membutuhkan lahan yang lebih luas maka bisa memilih rumah tapak yang lokasinya mungkin lebih jauh dari pusat kota tetapi memiliki beragam fasilitas yang mendukung aktivitas keluarga misalnya dekat dengan sekolah, tempat ibadah, pasar, hingga transportasi untuk menuju pusat kota.

Pengamat Keuangan dari OneShildt Financial Planning Budi Raharjo mengatakan untuk membeli aset jangka panjang seperti properti harus diniatkan dan dipersiapkan secara khusus sehingga harus lebih disiplin mengatur  keuangan, untuk menyiapkan uang muka atau DP serta kemampuan membayar cicilan perbulan.

“Persiapannya butuh waktu 3 sampai 5 tahun memang cukup panjang. Kalau sulit menabung atau ingin lebih cepat maka bisa disisihkan dari uang yang sifatnya tahunan seperti bonus atau THR,” ujarnya.

Adapun untuk besaran cicilan per bulan harus disesuaikan dengan kemampuan setidaknya jumlah cicilan sebesar 35 persen dari total penghasilan sehingga tidak mengganggu cash flow. Selain itu bisa memilih tawaran bunga tetap dari perbankan dalam jangka waktu tertentu.

Misalnya ambil bunga yang fix selama 5 tahun, itu bunganya jelas lebih rendah dibandingkan dengan yang fix 10 tahun atau KPR syariah yang rate atau marginnya tetap sampai selesai masa pinjaman.

Ketika masa fix rate berakhir maka suku bunga akan kembali normal dan bergerak bervariasi atau floating mengikuti suku bunga dari Bank Indonesia sehingga jumlah cicilan pun akan meningkat.

Karena itulah, Budi menyarankan konsumen saat memilih jangka waktu untuk cicilan bunga tetap harus bisa memprediksi dalam beberapa waktu ke depan penghasilan akan meningkat berapa persen sehingga pembayaran cicilan rumah tidak mengganggu cash flow.

“Bisa juga alternatifnya melakukan over kredit ke perbankan yang menawarkan suku bunga lebih murah,” ujar Budi.

Memang pada saat over kredit akan ada konsekuensi atau biaya tambahan yang harus dibayar sehingga perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan apakah biaya yang dikeluarkan sebanding dan lebih menguntungkan.

“Kalau tidak lebih menguntungkan sebaiknya jangan, lebih baik sesuaikan saja cash flow atau mengurangi biaya di beberapa pos pengeluaran,” ucapnya.

Setelah membeli rumah, hal lain yang juga dipertimbangkan adalah biaya renovasi dan mengisi perabotan. Jika tidak ingin repot, maka bisa membeli rumah yang sudah full furnish atau semi furnish sehingga biaya sudah termasuk ke dalam cicilan dan biasanya akan mendapatkan diskon atau promosi dari developer.

“Tapi kalau mau pinjam dari perbankan maksimal 3 tahun karena itu masuknya konsumtif dan habis pakai,” ucapnya.

Memang saat ini sudah ada alternatif pembiayaan lainnya untuk membeli properti atau merenovasi rumah yaitu melalui perusahaan fintech property. Namun, umumnya perusahaan peer to peer lending ini menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional dengan periode cicilan yang lebih pendek sehingga perlu adanya pertimbangan sebelum menggunakan alternatif pendanaan tersebut.

Menurutnya, penggunaan dana dari fintech itu lebih pas digunakan jika ada suatu keuntungan yang bisa diperoleh atau untuk kebutuhan yang mendesak.

“Misalnya ada suatu area yang berkembang cepat dan si pembeli berencana membeli saat itu juga karena melihat ada prospek bagus tapi belum ada dana cukup untuk DP, maka boleh saja pakai pendanaan fintech,” ujarnya.

Baca juga: Cek Arah Rumah & Elemen Pembawa Hoki Tahun Kelinci Air Menurut Pakar Fengsui

Meski demikian, perlu juga memperhatikan cash flow, jangan sampai cicilannya lebih dari 35% pengeluaran yang pada akhirnya akan mengganggu cash flow karena adanya dobel cicilan yang tidak bisa ditutupi.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Yuk Intip Sejarah Kuil Fushimi Inari Taisha yang Terkenal di Jepang

BERIKUTNYA

Tips Atasi Anak Rewel & Demam Saat Tumbuh Gigi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: