Tidak Melulu Soal Uang & Aset Digital, Simak Geliat Pertumbuhan Game Web 3 di Indonesia
25 April 2023 |
14:25 WIB
Kehadiran game Web 3.0 atau game Web3 memunculkan imaji soal cara memeroleh pendapatan yang diidamkan banyak orang. Gabungan antara industri gim dengan instrumen keuangan di dalam gim Web3, yang kemudian dikenal dengan sebutan GameFi (game dan finance), sukses membuatnya jadi populer.
Dengan GameFi, seseorang yang gemar bermain gim bisa mendapatkan benefit tambahan dari aset Non-Fungible Token (NFT) yang bisa diperjualbelikan di dalam ekosistem Web3 yang terdesentralisasi. Hampir separuh pengguna baru GameFi mengatakan keuntungan adalah alasan mereka mau mencoba jenis gim ini, seperti dilihat dalam survei The State of GameFi 2022 dari Chainplay.
Baca juga: Era Baru Internet Web 3.0 Makin Canggih, Apa Saja Keunggulannya?
Generasi Z menjadi yang paling terbuka dengan konsep ini dan rata-rata mengalokasikan 52% kekayaan mereka di GameFi. Namun, seiring dengan turunnya mata uang kripto, sebagai salah satu basis ekonomi dari game Web3, membuat janji-janji keuntungan yang bisa didapatkan seolah buntu.
Sejalan dengan itu, para penggemar gim merasa mereka ingin tetap merasakan perasaan terhibur saat bermain gim, alih-alih hanya keuntungan semata. Dalam survei yang sama, sebanyak 81 persen penggemar gim menginginkan GameFi pada masa depan diharapkan lebih mementingkan unsur kesenangan, berupa gameplay yang menarik, dibanding hanya fokus pada aspek keuntungan.
Chief Creative Officer Mythic Protocol Igor Tanzil sepakat bahwa gim Web3 tidak melulu soal keuntungan dan aset digital. Baginya, aset dan gim merupakan dua kutub yang berbeda, meski tidak menutup kemungkinan ada perkawinan di dalamnya.
“Pandangan saya cukup simpel, gim Web3 yang sebenarnya belum ada. Yang sekarang ada hanyalah sistem finansial yang dibuat seperti gim yang secara efektif menghasilkan nilai yang bergerak dalam satu arah saja,” ucap Igor kepada Hypeabis.id.
Menurut dia, gim Web3 bukan aset dan tidak bijaksana jika suatu pengembang memaksakan hal tersebut dari perspektif pengembangan proyek gim yang sedang dijalankannya. Dua hal ini, katanya, mesti bisa dibedakan secara penuh.
Dia menjelaskan gim merupakan medium interaktif yang dirancang untuk kesenangan, sedangkan aset adalah objek (digital atau lainnya) yang dirancang untuk dimiliki dan mempunyai suatu nilai. Sampai saat ini Igor mengaku belum melihat adanya amalgamasi fungsional dari dua sektor tersebut.
Di sisi lain, saat ini pasar Web3 juga masih didominasi oleh trader dan orang-orang dengan insentif utama finansial. Sementara itu, pasar game dipenuhi oleh pemain yang mencari kebahagiaan saat bermain gim.
Dua sektor dengan dua tujuan berbeda ini dilihatnya belum memiliki simbiosis yang saling berkesinambungan. Igor berharap, Mythic Protocol dapat membuka jalan dan menjadi bukti nyata untuk itu.
Mythic Protocol merupakan gim Web3 yang dikembangkan oleh developer lokal. Gim ini masuk ke dalam kategori action role-playing game (RPG) yang berfokus pada elemen roguelike. Pada tahun lalu, Mythic Protokol baru saja meluncurkan game pre-alfa yang masih di tahap awal pengembangan.
Meski cukup puas dengan perkembangannya, dirinya mengaku mendapatkan banyak tantangan dalam pertumbuhan industri gim yang terbilang anyar ini. Seperti kebanyakan industri lain, tenaga kerja merupakan salah satu tantangan besar lantaran masih minim pengalaman.
Kekurangan ahli ini berpengaruh pada pengendalian kualitas. Akan tetapi, dengan pergerakan bidang Web3 yang masih sangat baru, Indonesia sebenarnya tidak jauh tertinggal dari negara-negara lain di dunia.
Meski masih mencari bentuk bisnis terbaiknya, nyatanya gim Web3 terus mengalami pertumbuhan yang
menarik, baik dari sisi jumlah gamer maupun developer. Salah satu developer lokal yang ikut meramaikan gim Web3 di Indonesia adalah Royal Garuda Meta Semesta (RGMS) dengan gimnya bernama Garuda Eleven (G11) Metaleague.
Vice President Marketing Royal Garuda Meta Semesta (RGMS) Ghina Jauhari mengatakan G11 Metaleague mendapat sambutan sangat baik sejak melakukan soft launching pada Februari 2023. Saat ini, sudah ada 300 sampai 500 pemain yang aktif bermain gim yang masih dalam bentuk beta ini.
Dengan menawarkan gameplay 5v5 Footbal Manager, G11 Metaleague juga mencoba menghubungkan antara keseruan permainan dan aset digital. Aset digital di dalam gim ini adalah barang virtual berupa kartu pemain atau item in-game lain yang dapat dimiliki dan diperdagangkan kembali di dalam gim maupun marketplace NFT, seperti OpenSea.
Dalam tahap awal ini, Ghina mengatakan pihaknya berfokus membangun gaming community. Kemudian, pihaknya juga ingin meningkatkan kepuasan bermain, sembari mengedukasi benefit dari konsep Play and Earn yang ditawarkan.
“Dalam mengembangkan gim Web3 tentu ada tantangan yang kami hadapi, seperti keterbatasan infrastruktur, keamanan, pengalaman pengguna, dan adopsi pasar. Infrastruktur teknologi blockchain dan smart contract juga masih belum matang sehingga masalah skalabilitas menjadi tantangan,” tegas Ghina kepada Hypeabis.id.
Meskipun demikian, dirinya cukup optimistis dengan industri gim Web3. Sebab, banyak perusahaan besar mulai menginvestasikan sumber dayanya untuk pengembangan gim Web3. Ke depan, potensi untuk terus tumbuh dan berkembang menjadi industri yang matang sangat terbuka.
Baca juga: Menengok Keseruan God of War Ragnarok yang Jadi Best PS5 Game
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dengan GameFi, seseorang yang gemar bermain gim bisa mendapatkan benefit tambahan dari aset Non-Fungible Token (NFT) yang bisa diperjualbelikan di dalam ekosistem Web3 yang terdesentralisasi. Hampir separuh pengguna baru GameFi mengatakan keuntungan adalah alasan mereka mau mencoba jenis gim ini, seperti dilihat dalam survei The State of GameFi 2022 dari Chainplay.
Baca juga: Era Baru Internet Web 3.0 Makin Canggih, Apa Saja Keunggulannya?
Generasi Z menjadi yang paling terbuka dengan konsep ini dan rata-rata mengalokasikan 52% kekayaan mereka di GameFi. Namun, seiring dengan turunnya mata uang kripto, sebagai salah satu basis ekonomi dari game Web3, membuat janji-janji keuntungan yang bisa didapatkan seolah buntu.
Sejalan dengan itu, para penggemar gim merasa mereka ingin tetap merasakan perasaan terhibur saat bermain gim, alih-alih hanya keuntungan semata. Dalam survei yang sama, sebanyak 81 persen penggemar gim menginginkan GameFi pada masa depan diharapkan lebih mementingkan unsur kesenangan, berupa gameplay yang menarik, dibanding hanya fokus pada aspek keuntungan.
Chief Creative Officer Mythic Protocol Igor Tanzil sepakat bahwa gim Web3 tidak melulu soal keuntungan dan aset digital. Baginya, aset dan gim merupakan dua kutub yang berbeda, meski tidak menutup kemungkinan ada perkawinan di dalamnya.
“Pandangan saya cukup simpel, gim Web3 yang sebenarnya belum ada. Yang sekarang ada hanyalah sistem finansial yang dibuat seperti gim yang secara efektif menghasilkan nilai yang bergerak dalam satu arah saja,” ucap Igor kepada Hypeabis.id.
Menurut dia, gim Web3 bukan aset dan tidak bijaksana jika suatu pengembang memaksakan hal tersebut dari perspektif pengembangan proyek gim yang sedang dijalankannya. Dua hal ini, katanya, mesti bisa dibedakan secara penuh.
Dia menjelaskan gim merupakan medium interaktif yang dirancang untuk kesenangan, sedangkan aset adalah objek (digital atau lainnya) yang dirancang untuk dimiliki dan mempunyai suatu nilai. Sampai saat ini Igor mengaku belum melihat adanya amalgamasi fungsional dari dua sektor tersebut.
Mythic Protocol (Sumber: Agate International)
Di sisi lain, saat ini pasar Web3 juga masih didominasi oleh trader dan orang-orang dengan insentif utama finansial. Sementara itu, pasar game dipenuhi oleh pemain yang mencari kebahagiaan saat bermain gim.
Dua sektor dengan dua tujuan berbeda ini dilihatnya belum memiliki simbiosis yang saling berkesinambungan. Igor berharap, Mythic Protocol dapat membuka jalan dan menjadi bukti nyata untuk itu.
Mythic Protocol merupakan gim Web3 yang dikembangkan oleh developer lokal. Gim ini masuk ke dalam kategori action role-playing game (RPG) yang berfokus pada elemen roguelike. Pada tahun lalu, Mythic Protokol baru saja meluncurkan game pre-alfa yang masih di tahap awal pengembangan.
Meski cukup puas dengan perkembangannya, dirinya mengaku mendapatkan banyak tantangan dalam pertumbuhan industri gim yang terbilang anyar ini. Seperti kebanyakan industri lain, tenaga kerja merupakan salah satu tantangan besar lantaran masih minim pengalaman.
Kekurangan ahli ini berpengaruh pada pengendalian kualitas. Akan tetapi, dengan pergerakan bidang Web3 yang masih sangat baru, Indonesia sebenarnya tidak jauh tertinggal dari negara-negara lain di dunia.
Meski masih mencari bentuk bisnis terbaiknya, nyatanya gim Web3 terus mengalami pertumbuhan yang
menarik, baik dari sisi jumlah gamer maupun developer. Salah satu developer lokal yang ikut meramaikan gim Web3 di Indonesia adalah Royal Garuda Meta Semesta (RGMS) dengan gimnya bernama Garuda Eleven (G11) Metaleague.
Vice President Marketing Royal Garuda Meta Semesta (RGMS) Ghina Jauhari mengatakan G11 Metaleague mendapat sambutan sangat baik sejak melakukan soft launching pada Februari 2023. Saat ini, sudah ada 300 sampai 500 pemain yang aktif bermain gim yang masih dalam bentuk beta ini.
Dengan menawarkan gameplay 5v5 Footbal Manager, G11 Metaleague juga mencoba menghubungkan antara keseruan permainan dan aset digital. Aset digital di dalam gim ini adalah barang virtual berupa kartu pemain atau item in-game lain yang dapat dimiliki dan diperdagangkan kembali di dalam gim maupun marketplace NFT, seperti OpenSea.
Dalam tahap awal ini, Ghina mengatakan pihaknya berfokus membangun gaming community. Kemudian, pihaknya juga ingin meningkatkan kepuasan bermain, sembari mengedukasi benefit dari konsep Play and Earn yang ditawarkan.
“Dalam mengembangkan gim Web3 tentu ada tantangan yang kami hadapi, seperti keterbatasan infrastruktur, keamanan, pengalaman pengguna, dan adopsi pasar. Infrastruktur teknologi blockchain dan smart contract juga masih belum matang sehingga masalah skalabilitas menjadi tantangan,” tegas Ghina kepada Hypeabis.id.
Meskipun demikian, dirinya cukup optimistis dengan industri gim Web3. Sebab, banyak perusahaan besar mulai menginvestasikan sumber dayanya untuk pengembangan gim Web3. Ke depan, potensi untuk terus tumbuh dan berkembang menjadi industri yang matang sangat terbuka.
Baca juga: Menengok Keseruan God of War Ragnarok yang Jadi Best PS5 Game
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.