Internet Web 3.0 (Sumber Foto: Freepik)

Era Baru Internet Web 3.0 Makin Canggih, Apa Saja Keunggulannya?

03 April 2023   |   17:00 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Jagat internet terus menggeliat seiring dengan masifnya inovasi digital. Salah satu wujud kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah kehadiran platform yang lebih canggih dari pada versi sebelumnya. Dalam sekejap memengaruhi aspek kehidupan dan kerja manusia menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. 

Web 3.0 misalnya, digadang-gadang sebagai platform yang akan berkembang pada 2023 yang menjanjikan kecepatan serta berbagai inovasi penunjang aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan data terbaru We Are Social dan Hootsuite Januari 2023, saat ini jumlah pengguna internet secara global telah mencapai 5,16 miliar. Angka tersebut merupakan 64,4 persen dari populasi dunia yang totalnya mencapai 8,01 miliar orang. 

Kecanggihan teknologi ditandai dengan internet yang mulai memasuki era Web 3.0. Melalui internet generasi ketiga inilah, nantinya akan diperkenalkan sejumlah istilah seperti blockchain, kecerdasan buatan, kripto, metaverse, non fungible token (NFT), dan lainnya.

Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia Asih Karnengsih mengatakan bahwa Web 3.0 terikat dengan teknologi blockchain. “Web 3.0 merupakan web generasi ketiga yang terikat dengan teknologi blockchain dan memiliki sistem yang terdesentralisasi atau tidak terpusat,” dalam wawancaranya bersama Hypeabis.id belum lama ini. 

Baca juga: Tren Web3 & Metaverse 2023: Industri Fesyen dan Hiburan Bakal Adopsi Lebih Masif 
 

Ilustrasi Web 3.0 (Sumber: Freepik/Macrovector)

Ilustrasi Web 3.0 (Sumber: Freepik/Macrovector)

Dijelaskan bahwa teknologi blockchain bersifat terdesentralisasi dalam artian pengoperasiannya tidak hanya bergantung pada satu server saja. Sehingga apabila server tersebut rusak atau down, performanya tidak akan terganggu. Di samping itu, dalam ekosistem Web 3.0 pengguna akan berperan besar sebagai kreator dan memiliki akses penuh terhadap seluruh konten dan aset digital mereka.

“Satu foto yang beredar di internet atau media sosial bisa di-repost dengan mudah tanpa diketahui sumber asalnya dari mana. Namun, dalam Web 3.0 bisa diketahui sumber paling awalnya siapa,” kata Asih.

Dalam Web 3.0 juga ada metaverse yang mirip dengan kehidupan nyata. Di sana ada transaksi dan potensi ekonomi di dalamnya. Metaverse punya sistem yang mirip seperti bisnis real estate, orang-orang bisa melakukan transaksi jual beli tanah dan mempertimbangkan kapan harganya akan naik dan turun.

Adapun sejumlah jenama juga mendirikan toko dan menjual produk mereka dalam bentuk digital. “Misalnya beli tas branded di metaverse dalam bentuk digital, pembayarannya menggunakan mata uang kripto, nanti tasnya akan dikirim dan jadi milik kita,” jelas Asih.

Mata uang kripto atau cryptocurrency akan disediakan oleh platform tersebut. Pembeli harus mengkonversi mata uang Rupiah ke kripto untuk bisa melakukan transaksi. Selain metaverse, Web 3.0 juga akan banyak dipengaruhi oleh AI dengan versi yang makin canggih.

Generasi internet sebelumnya yakni Web. 1.0 dan Web. 2.0 masih memiliki keterbatasan. Dalam Web. 1.0 interaksi terjadi satu arah dan web. 2.0 hanya dua arah, sementara dalam Web 3.0 ada interaksi antar manusia dengan manusia atau manusia dengan mesin (AI). 

Baca juga: Menilik Perkembangan Game Web3 di Tengah Crypto Winter 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Lego Rilis Duplo Garden, Mainan Susun untuk Latih Motorik Anak

BERIKUTNYA

Chef Asal Indonesia Perkenalkan Kuliner Indonesia Ke Jepang

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: