Pengunjung menyaksikan pertunjukan 'video mapping' di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin (24/4/2023). (Sumber foto: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)

Bingung Menghabiskan Waktu Libur Lebaran? Coba yuk ke Monas Week 2023

25 April 2023   |   08:57 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Buat kamu yang masih bingung menghabiskan waktu libur Lebaran tahun ini, yuk kunjungi ajang Monas Week 2023. Acara ini bisa menjadi pilihan untuk mengisi hari terakhir libur Lebaran bersama dengan keluarga, kawan, atau orang terkasih. Berbagai hiburan dapat dinikmati oleh para pengunjung.

Berdasarkan laman akun instagram Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, rangkaian acara yang ada di Monas Week terdiri atas air mancur menari, video mapping, dan pentas seni monas bertajuk Senandung Taman Monas.

Baca juga: 4 Tempat Bermain Skateboard di Jakarta yang Asyik dan Gaul Abis

“Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta menghadirkan Monas Week, ragam acara yang diselenggarakan di Monas,” demikian tertulis.
 
 
Dikutip dari jakcation.co.id, kalian dapat menyaksikan sebuah pertunjukan visual yang mengkombinasikan gambar dan audio yang diproyeksikan di atas Monumen Nasional atau Monas di Jakarta, Indonesia. Pertunjukan ini menggunakan teknologi proyektor canggih untuk menciptakan gambar dan animasi yang terlihat seperti terproyeksi secara langsung di atas permukaan Monas.

Pertunjukan video mapping Monas ini hanya diadakan pada malam hari dan menampilkan gambar-gambar yang menakjubkan dan menarik. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan sejarah dan budaya Indonesia melalui visual yang mencolok, dan menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung.


Cara Menuju Monas

Untuk menuju Monas ada berbagai rute yang bisa kalian coba. Jika datang dari luar kota, kalian dapat menggunakan kereta jarak jauh yang berhenti di Stasiun Gambir. Posisi stasiun yang bersebelahan dengan kawasan Monumen Nasional membuat kalian hanya perlu berjalan kaki beberapa menit saja.

Sementara itu, bagi kalian yang tinggal di sekitar Jabodetabek, bisa menggunakan KRL, dengan tujuan Stasiun Juanda. Dari stasiun tersebut, kalian bisa naik bus transjakarta dan berhenti di halte Monumen Nasional. Kemudian, jalan kaki menuju pintu masuk.

Baca juga: Simak Ragam Pilihan Destinasi Wisata di Jakarta, Cocok untuk Liburan Lebaran

Adapun, penggunaan bus transjakarta juga bisa dilakukan oleh pengunjung sejak awal dan turun di halte Monumen Nasional. Kemudian berjalan kaki sebentar untuk menjangkau kawasan.

Pergi ke Monumen Nasional akan lebih mudah dengan menggunakan taksi atau transportasi berbasis daring. Kalian dapat turun langsung di pintu masuk kawasan ini.

Tarif transportasi umum yang digunakan akan berbeda antara satu dengan lainnya. Di antara transportasi yang tersedia, transjakarta dan kereta rel listrik menjadi yang paling murah.  

Para pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang alias gratis saat memasuki kawasan Monumen Nasional. Genhype baru akan dikenakan biaya ketika masuk ke dalam museum, cawan monumen, atau naik ke puncaknya.

Tarif kunjungan masuk ke museum dan cawan monumen adalah sebesar Rp2.000 untuk anak atau pelajar; Rp3.000 untuk mahasiswa; dan Rp5.000 untuk pengunjung dewasa atau umum. Sementara untuk kunjungan hingga puncak, pengunjung akan dikenakan biaya Rp4.000 untuk anak atau pelajar; Rp8.000 bagi mahasiswa; dan Rp15.000 untuk dewasa atau umum.

Sejarah Monas

Dikutip dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Monumen Nasional atau yang dikenal dengan singkatan Monas adalah bangunan cagar budaya. Pemerintah membangun monumen ini dari 17 Agustus 1961 sampai 1975.

Pembangunannya bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945 agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.  
Monumen yang mendapatkan didesain oleh arsitek Frederich Silaban dan R. M. Soedarsono ini dibangun dalam tiga tahap. Pertama adalah pada 1961/1962 – 1964/1965. Pada tahap ini terdapat pembangunan fondasi, dinding museum di dasar bangunan, dan obelisk.


Pembangunan tahap kedua berlangsung pada 1966-1968. Peristiwa yang disebut dengan Gerakan 30 September membuat tahapan ini mengalami penundaan.

Kemudian, pembangunan tahap akhir berlangsung pada 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. “Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Soeharto. Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan Merdeka,” demikian tertulis.

Dirangkum dari berbagai sumber, Monumen Nasional berada di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Keberadaannya berada di tengah-tengah sejumlah bangunan penting negara, seperti istana negara, pemerintah provinsi DKI Jakarta, museum nasional, dan sebagainya.

Keberadaannya yang strategis di pusat kota juga membuatnya mudah diakses oleh masyarakat yang hendak mengunjungi. Berbagai transportasi umum dapat digunakan oleh banyak orang, seperti transjakarta, kereta rel listrik, kereta jarak jauh, taksi, atau transportasi berbasis aplikasi.

Baca juga: Bosen makanan Bersantan? Simak Rekomendasi Restoran Sehat di Jakarta, Yogyakarta, dan Solo

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

SEVENTEEN Rilis MV Super, Ini Curhatan S. Coups & DK

BERIKUTNYA

Cek 5 Fakta Unik Film Knights of the Zodiac Adaptasi Saint Seiya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: