Ilustrasi baju Lebaran (Sumber Foto: Pexels/PNW Production)

Awal Mula Tradisi Beli Baju Lebaran, Ternyata Ada Pengaruh Kolonial Belanda

21 April 2023   |   20:10 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Belanja baju baru sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia saat menyambut hari Lebaran. Rasanya ada kebanggaan tersendiri saat mengenakan baju baru yang bersih dan rapi. Nah Genhype, kira-kira seperti apa sih awal mulanya tradisi beli baju Lebaran? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

Mengacu pada sunnah Nabi Muhammad SAW, setiap umat islam dianjurkan untuk mengenakan pakaian terbaiknya di hari raya Idulfitri. Namun, beliau tidak pernah menyerukan umatnya untuk membeli baju baru  yang penting bersih dan wangi saja sudah cukup. Akan lebih baik lagi jika melengkapi penampilan dengan potongan rambut yang rapi.

Baca juga: 4 Tip Outfit Lebaran yang Nyaman dan Stylish dari Zaskia Sungkar

Inilah yang kemudian membuat orang berbondong-bondong membeli baju baru. Disamping menginginkan penampilan yang sempurna, baju baru juga menjadi simbol kemenangan setelah berhasil menahan hawa nafsu selama sebulan penuh.

Tradisi beli baju Lebaran juga sudah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia, yakni sejak masa penjajahan Belanda di awal abad ke-20. Kegiatan ini juga sedikit banyak dipengaruhi budaya orang-orang Belanda. Fakta ini dibuktikan melalui catatan Snouck Hugronje, penasihat urusan pribumi untuk pemerintah kolonial kepada Direktur Pemerintahan Dalam Negeri. 

Keterangannya tersebut dimuat dalam surat Nasihat-Nasihat Snouck Hugronje Semasa Kepegawaiannya kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889-1939 Jilid IV. Dalam surat yang ditulis pada 20 April 1904 tersebut, tercatat bagaimana cara masyarakat merayakan Idulfitri.

 

Ilustrasi baju Lebaran (Sumber Foto: Pexels/Rodnae Production)

Ilustrasi baju Lebaran (Sumber Foto: Pexels/Rodnae Production)


Snouck menjelaskan di mana-mana ada pesta disertai hidangan makananan spesial, masyarakat juga bertandang ke rumah sanak saudara kerabat, tak ketinggalan membeli pakaian baru, serta mengadakan berbagai bentuk hiburan yang menggembirakan.

Tradisi membeli pakaian saat Lebaran ternyata mirip dengan kebiasaan orang di Eropa. Snouck menjelaskan bahwa rutinitas tersebut kerap dilakukan setahun sekali saat perayaan tahun baru. Kebiasaan ini kemudian diserap oleh masyarakat Indonesia saat perayaan Idulfitri.

Snouck menerangkan dalam buku berjudul Islam di Hindia Belanda bahwa tradisi saling bertamu pada hari pertama bulan kesepuluh dengan mengenakan pakaian serba baru mengingatkan kita pada perayaan tahun baru Eropa.

Namun, di sisi lain Steinmetz dan De Wolff, seorang pejabat Hindia Belanda mengkritik kebiasaan tersebut. Mereka bahkan menyebut tradisi menyambut Lebaran sebagai 'sumber bencana ekonomi'. Kebiasaan membeli baju, membeli petasan, dan lainnya dapat merugikan pemerintahan. Alasannya, banyak bupati dan pamongpraja bumiputra 'memakan' dana pemerintah untuk merayakan Lebaran dengan mewah.

Baca juga: Apakah Tradisi Bukber Masih Relevan dan Urgen?

Kegiatan beli baju baru jelang Lebaran begitu marak di Batavia yang kini bernama Jakarta, dibandingkan kota lainnya di Indonesia. Ini lantaran Batavia merupakan ibu kota, sehingga aktivitas perdagangan begitu besar di sana. 

Snouck juga mengatakan banyak uang dibelanjakan di Batavia untuk membeli petasan, pakaian, dan makanan pada untuk merayakan Lebaran. Kala itu, para bupati dan pamongpraja bumiputra senang menggunakan pakaian dengan mode gabungan ala tradisi Indonesia, perpaduan Islam, dan ala Eropa. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Apa Itu Highway Hypnosis? Kenali Gejala, Penyebab & Cara Mencegahnya

BERIKUTNYA

5 Buah Paling Populer di Asia, Salah Satunya Durian

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: