Sukses Raup Cuan dari Hobi Nongkrong? Bisa Kok, Begini Caranya
12 April 2023 |
13:53 WIB
Membangun bisnis dari hobi adalah impian bagi banyak orang. Meskipun begitu, hal ini bukan perkara mudah. Tak sedikit mereka yang mencoba tapi belum berhasil karena segudang tantangan. Namun, mimpi itu juga bukan hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan.
Salah satu yang memilih jalur hobi jadi cuan adalah penjual asal Bandung, Andromeda, ketika dia memulai usaha brand streetwear bernama Hammerstout pada 2017. Dalam membangun bisnis, Andro turut melibatkan komunitas yang berkaitan dengan hobinya. Nongkrong dengan komunitas menjadi kunci utama untuk membentuk sebuah brand yang menjawab kebutuhan pasar.
Baca juga: Raup Cuan Jutaan Rupiah dari Rumah, Simak Kisah Sukses Ibu Rumah Tangga Ini Jadi Kreator Konten
Brand yang Andro bangun berawal dari kegemarannya terhadap motor antik, skateboard, dan hiruk pikuk kehidupan di jalan. Kegemaran inilah yang membuatnya terinspirasi untuk memulai dan terus semangat menjalankan usaha brand streetwear-nya. Selain itu, kesukaannya nongkrong dan menjalin pertemanan rupanya juga menjadi pintu peluang bagi Andro.
Menggeluti skateboarding sejak 2007 membuat Andro mengenal banyak komunitas papan luncur di Bandung. Dengan berkumpul bersama komunitas, dia bisa sekalian memperkenalkan brand Hammerstout, sekaligus juga melakukan riset pasar untuk pengembangan strategi bisnis yang tepat sasaran.
Andro punya prinsip yang dalam bahasa Sunda berbunyi 'tong cicing wae, nongkrong mereun keluar rumah', yang berarti ;jangan hanya berdiam diri saja, nongkrong kali keluar rumah'. Hal ini berhasil menjadi mantra sukses bisnisnya. Mau tahu lebih detail cara mengembangkan hobi jadi cuan ala Andromeda? Yuk simak dalam ulasan berikut ini.
1. Jangan Ragu Berinvestasi Demi Perbanyak Relasi & Perluas Jaringan Komunitas
Strategi mendekatkan diri pada komunitas ini juga merupakan langkah untuk memperkenalkan brand Hammerstout lebih luas lagi. Di area toko Hammerstout, dia menyediakan area komunitas untuk nongkrong atau bekerja (co-working space). Dia juga sering mengadakan acara seperti live music, skateboarding, membuat podcast, dan lain-lain.
“Di lantai atas juga ada skatepark, jadi para pelanggan Hammerstout khususnya anak-anak dari komunitas skateboard bisa bermain dan nongkrong santai setelah melihat-lihat di toko kami," ujar Andro, yang juga aktif berjualan di Lazada ini.
2. Gali Insight Lewat Nongkrong untuk Hasilkan Produk Terbaik
Melalui hobi skateboarding, Andro bertemu dengan banyak orang yang suka dengan fesyen streetwear. Dengan nongkrong bersama komunitas, Andro juga sekaligus bisa melakukan riset pasar dan mendapatkan insight untuk membuat produk yang memang digemari atau dibutuhkan konsumen.
Misalnya, untuk para skater yang sering jatuh ketika skateboarding, mereka butuh pakaian dengan bahan yang tidak mudah sobek. Lalu, untuk para biker, mereka butuh pakaian yang durable dan cepat kering ketika terkena basah karena air di jalanan.
Andro juga melihat bahwa banyak sekali produk pakaian dengan bahan yang nyaman, tapi potongan dan motifnya kurang modis. Hasil dari riset pasar saat nongkrong itu menjadi dasar Andro menjawab ragam kebutuhan tersebut dengan menghadirkan produk-produk terbaiknya melalui brand Hammerstout.
“Nongkrong bikin kita ngerti apa yang dibutuhin konsumen. Itulah pentingnya networking dengan berbagai komunitas,” ujar Andro.
3. Menyampaikan pesan yang sesuai dan tepat sasaran
Salah satu kunci keberhasilan dalam berbisnis adalah mengenal karakter pembeli, sehingga pesan yang disampaikan ke target pasar tepat dan sesuai. Hobi skateboarding dan motor klasik Andro juga mendukungnya untuk tahu lebih banyak tentang karakter dan kebiasaan dari para pecinta motor.
Dengan begitu, ketika Hammerstout meluncurkan produk baru untuk para skateboarder dan biker, akan lebih mudah bagi Andro untuk menghadirkan kampanye yang relevan untuk target pasar brand yang dimilikinya. Dia menuturkan bahwa bisnisnya berkembang dimulai dari lingkaran sosial terdekatnya, yakni komunitas di sekitar.
"Merekalah calon pelanggan pertama kita. Hanya dengan duduk-duduk ngobrol santai dengan komunitas, produk kita tetap bisa sampai ke mereka. Ulah cicing wae! (Jangan berdiam diri saja!) Biar makin banyak pelajaran dari berbagai orang, buat bikin produk kita makin berkembang," jelasnya.
Baca juga: Ide Bisnis Laundry Sepatu, Sumber Cuan yang Cocok untuk Mahasiswa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Salah satu yang memilih jalur hobi jadi cuan adalah penjual asal Bandung, Andromeda, ketika dia memulai usaha brand streetwear bernama Hammerstout pada 2017. Dalam membangun bisnis, Andro turut melibatkan komunitas yang berkaitan dengan hobinya. Nongkrong dengan komunitas menjadi kunci utama untuk membentuk sebuah brand yang menjawab kebutuhan pasar.
Baca juga: Raup Cuan Jutaan Rupiah dari Rumah, Simak Kisah Sukses Ibu Rumah Tangga Ini Jadi Kreator Konten
Brand yang Andro bangun berawal dari kegemarannya terhadap motor antik, skateboard, dan hiruk pikuk kehidupan di jalan. Kegemaran inilah yang membuatnya terinspirasi untuk memulai dan terus semangat menjalankan usaha brand streetwear-nya. Selain itu, kesukaannya nongkrong dan menjalin pertemanan rupanya juga menjadi pintu peluang bagi Andro.
Menggeluti skateboarding sejak 2007 membuat Andro mengenal banyak komunitas papan luncur di Bandung. Dengan berkumpul bersama komunitas, dia bisa sekalian memperkenalkan brand Hammerstout, sekaligus juga melakukan riset pasar untuk pengembangan strategi bisnis yang tepat sasaran.
Andro punya prinsip yang dalam bahasa Sunda berbunyi 'tong cicing wae, nongkrong mereun keluar rumah', yang berarti ;jangan hanya berdiam diri saja, nongkrong kali keluar rumah'. Hal ini berhasil menjadi mantra sukses bisnisnya. Mau tahu lebih detail cara mengembangkan hobi jadi cuan ala Andromeda? Yuk simak dalam ulasan berikut ini.
1. Jangan Ragu Berinvestasi Demi Perbanyak Relasi & Perluas Jaringan Komunitas
Strategi mendekatkan diri pada komunitas ini juga merupakan langkah untuk memperkenalkan brand Hammerstout lebih luas lagi. Di area toko Hammerstout, dia menyediakan area komunitas untuk nongkrong atau bekerja (co-working space). Dia juga sering mengadakan acara seperti live music, skateboarding, membuat podcast, dan lain-lain.
“Di lantai atas juga ada skatepark, jadi para pelanggan Hammerstout khususnya anak-anak dari komunitas skateboard bisa bermain dan nongkrong santai setelah melihat-lihat di toko kami," ujar Andro, yang juga aktif berjualan di Lazada ini.
2. Gali Insight Lewat Nongkrong untuk Hasilkan Produk Terbaik
Melalui hobi skateboarding, Andro bertemu dengan banyak orang yang suka dengan fesyen streetwear. Dengan nongkrong bersama komunitas, Andro juga sekaligus bisa melakukan riset pasar dan mendapatkan insight untuk membuat produk yang memang digemari atau dibutuhkan konsumen.
Misalnya, untuk para skater yang sering jatuh ketika skateboarding, mereka butuh pakaian dengan bahan yang tidak mudah sobek. Lalu, untuk para biker, mereka butuh pakaian yang durable dan cepat kering ketika terkena basah karena air di jalanan.
Andro juga melihat bahwa banyak sekali produk pakaian dengan bahan yang nyaman, tapi potongan dan motifnya kurang modis. Hasil dari riset pasar saat nongkrong itu menjadi dasar Andro menjawab ragam kebutuhan tersebut dengan menghadirkan produk-produk terbaiknya melalui brand Hammerstout.
“Nongkrong bikin kita ngerti apa yang dibutuhin konsumen. Itulah pentingnya networking dengan berbagai komunitas,” ujar Andro.
3. Menyampaikan pesan yang sesuai dan tepat sasaran
Salah satu kunci keberhasilan dalam berbisnis adalah mengenal karakter pembeli, sehingga pesan yang disampaikan ke target pasar tepat dan sesuai. Hobi skateboarding dan motor klasik Andro juga mendukungnya untuk tahu lebih banyak tentang karakter dan kebiasaan dari para pecinta motor.
Dengan begitu, ketika Hammerstout meluncurkan produk baru untuk para skateboarder dan biker, akan lebih mudah bagi Andro untuk menghadirkan kampanye yang relevan untuk target pasar brand yang dimilikinya. Dia menuturkan bahwa bisnisnya berkembang dimulai dari lingkaran sosial terdekatnya, yakni komunitas di sekitar.
"Merekalah calon pelanggan pertama kita. Hanya dengan duduk-duduk ngobrol santai dengan komunitas, produk kita tetap bisa sampai ke mereka. Ulah cicing wae! (Jangan berdiam diri saja!) Biar makin banyak pelajaran dari berbagai orang, buat bikin produk kita makin berkembang," jelasnya.
Baca juga: Ide Bisnis Laundry Sepatu, Sumber Cuan yang Cocok untuk Mahasiswa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.