Ilustrasi Parkinson (Sumber gambar: Freepik)

Mengenal Sejarah Hari Parkinson Sedunia

10 April 2023   |   17:51 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Hari Parkinson Sedunia atau World Parkinson’s Day merupakan hari internasional untuk memeringati penyakit Parkinson yang diadakan setiap tanggal 11 April. Peringatan tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi medis Parkinson.

Hidup dengan Parkinson lebih sulit daripada yang dipikirkan orang. Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui dengan baik tentang penyakit ini. Oleh karena itu, setiap tahunnya dunia masih memeringati Hari Parkinson untuk membuat semua orang lebih mawas diri, sekaligus memberi dukungan kepada penderitanya.

Baca juga: Simak Tip Meredam FOMO, Biar Tidak Berpengaruh terhadap Kesehatan Mental

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif otak yang berlangsung dengan lambat pada kebanyakan orang, seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes. Penyakit ini umumnya memiliki gejala yang timbul secara perlahan dan bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk timbul.

Gejala dari penyakit Parkinson bisa ditandai dengan hilangnya kendali gerakan motorik yang berkelanjutan dan disertai dengan gangguan tertentu. Misalnya, depresi, hilangnya indra penghidu, gangguan lambung, gangguan kognitif, dan sebagainya.

Namun, secara umum Parkinson kerap menjadi istilah yang dipakai untuk menyatakan adanya kelompok gejala gangguan syaraf yang menyebabkan gangguan pergerakan. Beberapa gangguan pergerakan yang menjadi tanda Parkinson mulai dari tremor, gerakan yang lambat, dan gerakannya terasa kaku.

Penyebab dari Parkinson masih belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa hal yang dianggap cukup berperan adalah genetik dan terpaparnya racun pada lingkungan. Di sisi lain, diagnosis Parkinson juga biasanya akan dilakukan tidak dengan pemeriksaaan tunggal. Hal ini guna memastikan kebenaran dari penyakit sebelum didiagnosis dan melakukan pengobatan untuk kesembuhan pasien.


Sejarah Hari Parkinson

 

Ilustrasi Parkinson (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi Parkinson (Sumber gambar: Freepik)

Melansir dari laman resmi Parkinson’s Europe, Hari Parkinson Sedunia pertama kali diadakan pada April 1997. Asosiasi Penyakit Parkinson Eropa (sekarang dikenal sebagai Parkinson’s Europe) adalah pihak yang pertama kali menginisiasinya. Mereka juga bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menetapkan tanggal 11 April sebagai hari peringatan internasional Parkinson.

Penetapan 11 April sebagai Hari Parkinson Sedunia bukan tanpa sebab. Tanggal tersebut dipilih karena merupakan hari kelahiran dari dokter James Parkinson. Dokter James merupakan orang pertama yang mengenali Parkinson sebagai kondisi medis melalui esainya berjudul An Essay on The Shaking Palsy pada 1817.

Perayaan pertama Hari Parkinson Sedunia pada 1997 juga menandai peluncuran Piagam Eropa Parkinson. Piagam ini memberikan fokus utama dan peluang bagi penderita Parkinson, keluarga mereka, dan profesional perawatan kesehatan untuk bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran dan meningkatkan profil Parkinson.

Dengan tujuan yang mulia itu, piagam tersebut mendapat dukungan dari orang-orang berpengaruh di seluruh dunia, termasuk bangsawan Inggris hingga legenda tinju AS Muhammad Ali. Dalam sebuah konferensi Hari Parkinson Sedunia ke-9 yang diadakan di Luksemburg pada 2005, tulip merah diadopsi sebagai simbol resmi penyakit tersebut.

Peringatan Hari Parkinson pun mulai diadakan rutin setiap tahun. Kegiatan yang dilakukan pun beragam, meliputi kampanye kesadaran online, webinar, konferensi, acara kesejahteraan, penggalangan dana, dan banyak lagi.

Namun, umumnya Hari Parkinson Sedunia selalu menyuarakan kampanye penting terkait penyakit medis ini. Pertama, menuntut pemimpin global mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan penderita Parkinson mendapatkan kualitas hidup yang layak mereka dapatkan

Kedua, pemimpin nasional dan pembuat kebijakan dapat mengenali dampak Parkinson pada individu, keluarga maupun pengasuh mereka, dan mengembangkan strategi kebijakan yang tepat untuk mengurangi jumlah pengidap Parkinson.

Ketiga, para profesional perawat kesehatan agar tetap mengikuti penelitian dan perawatan terbaru untuk meningkatkan layanan bagi mereka yang memiliki kondisi tersebut.

Baca juga: Studi Sebut Polusi Udara Ganggu Kesehatan Mental, Simak 5 Cara Mengatasinya Yuk

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Kiat Musisi Independen Gaet Pendengar yang Luas

BERIKUTNYA

Menangkap Peluang Bisnis Hampers Jelang Hari Raya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: