Bagaimana Nasib Sepak Bola Indonesia Setelah Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20?
30 March 2023 |
12:38 WIB
1
Like
Like
Like
Pupus sudah harapan masyarakat Indonesia untuk bisa melihat pasukan Garuda muda berlaga di kompetisi Piala Dunia U-20. Rencana tinggallah rencana. Kurang dari 2 bulan lagi seharusnya publik bisa menjadi saksi sejarah timnas U-20 Indonesia berlaga di kompetisi bergengsi itu.
Selangkah lagi, benar-benar selangkah lagi Indonesia bisa tercatat dalam buku sejarah menjadi salah satu negara yang pernah berlaga di Piala Dunia U-20. Walaupun ajang ini belum mendapatkan perhatian sebesar kompetisi seniornya, seperti pada Piala Dunia Qatar 2022 kemarin.
Namun tetap saja, ajang ini barangkali bisa menjadi batu loncatan Ibu pertiwi untuk bisa menjadi tuan rumah ajang olahraga lebih besar lainnya, semisal Piala Dunia hingga Olimpiade. Atau setidaknya bisa memberikan senyum lebar dan rasa bangga bagi para pencinta sepak bola di dalam negeri.
Baca juga: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Awan Gelap Sepak Bola Nasional
24 November 2019, suka cita itu menggelora ketika FIFA mengumumkan bahwa Indonesia didapuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Namun rencana itu sempat tertunda kala pandemi Covid-19 menyerang, dan penyelenggaraan kompetisi sepak bola usia muda itu diundur hingga 2023.
Sederet persiapan pun sudah dilakukan pemerintah dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menyukseskan gelaran 2 tahunan itu. Mulai dari menyiapkan 6 stadion terbaik yang akan digunakan, merilis logo, dan lagu resmi hingga gelontoran dana jor-joran untuk menyambut ajang tersebut.
Andai kala itu badai Covid-19 tidak menyerang, barangkali saat ini kita sudah bisa dengan bangga bercerita bahwa pesta olahraga Piala Dunia U-20 pernah terselenggara di bumi pertiwi.
Namun, petir menyambar kala mayoritas masyarakat Indonesia tengah berpuasa. FIFA resmi mengeluarkan pernyataan bahwa status tuan rumah Indonesia untuk ajang Piala Dunia U-20 dihapus atau dicabut.
“Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden PSSI Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghaps Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023,” demikian pernyataan tertulis organisasi tertinggi sepak bola itu, dikutip dari laman resminya.
Baca juga: Status Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Dicabut, Sejumlah Pemain Timnas Indonesia Kecewa & Sedih
Selepas keluarnya kabar tersebut, rasa kecewa, malu, dan muak membanjiri linimasa media sosial dalam beberapa waktu terakhir. Rasa sedih para pencinta sepak bola hingga penggawa Garuda Muda tumpah ruah akibat kehilangan kesempatan emas di depan mata.
Terlambat. Mungkin satu kata ini yang paling bisa menggambarkan apa yang sudah terjadi. Sudah tidak ada cara lagi yang bisa ditempuh Indonesia untuk tetap bisa mempertahankan status tuan rumahnya. Kini, masyarakat sepak bola hanya bisa menantikan sanksi yang akan dijatuhkan oleh FIFA.
Dengan adanya kejadian ini, muncul pertanyaan besar di benak para pencinta olahraga paling populer di Tanah Air itu. Mau dibawa kemana sepak bola Indonesia setelah ini? Apakah masih mungkin para penerus bangsa ini bermimpi untuk tetap bisa menjadi pemain sepak bola di Indonesia?
Mengutip apa yang ditwit oleh akun Twitter resmi PSSI, “Mimpi itu tetap harus dikejar dan kesempatan besar pasti akan terus datang,” demikian tertulis.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam keterangan resminya setelah pertemuan dengan FIFA meminta publik tetap tegar dan mengambil hikmah dari prahara yang menimpa sepak bola nasional ini. Dia juga mengajak masyarakat untuk berkepala tegak dan membuktikan diri untuk menjadi lebih baik.
“Kita harus tegar… Ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepak bola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi,” katanya.
Baca juga: Jadi Ketua Umum PSSI, Intip Kiprah Mentereng Erick Thohir di Dunia Sepak Bola
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Selangkah lagi, benar-benar selangkah lagi Indonesia bisa tercatat dalam buku sejarah menjadi salah satu negara yang pernah berlaga di Piala Dunia U-20. Walaupun ajang ini belum mendapatkan perhatian sebesar kompetisi seniornya, seperti pada Piala Dunia Qatar 2022 kemarin.
Namun tetap saja, ajang ini barangkali bisa menjadi batu loncatan Ibu pertiwi untuk bisa menjadi tuan rumah ajang olahraga lebih besar lainnya, semisal Piala Dunia hingga Olimpiade. Atau setidaknya bisa memberikan senyum lebar dan rasa bangga bagi para pencinta sepak bola di dalam negeri.
Baca juga: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Awan Gelap Sepak Bola Nasional
Piala DUnia U-20 (Sumber: FIFA)
Sederet persiapan pun sudah dilakukan pemerintah dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menyukseskan gelaran 2 tahunan itu. Mulai dari menyiapkan 6 stadion terbaik yang akan digunakan, merilis logo, dan lagu resmi hingga gelontoran dana jor-joran untuk menyambut ajang tersebut.
Andai kala itu badai Covid-19 tidak menyerang, barangkali saat ini kita sudah bisa dengan bangga bercerita bahwa pesta olahraga Piala Dunia U-20 pernah terselenggara di bumi pertiwi.
Namun, petir menyambar kala mayoritas masyarakat Indonesia tengah berpuasa. FIFA resmi mengeluarkan pernyataan bahwa status tuan rumah Indonesia untuk ajang Piala Dunia U-20 dihapus atau dicabut.
“Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden PSSI Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghaps Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023,” demikian pernyataan tertulis organisasi tertinggi sepak bola itu, dikutip dari laman resminya.
Baca juga: Status Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Dicabut, Sejumlah Pemain Timnas Indonesia Kecewa & Sedih
Selepas keluarnya kabar tersebut, rasa kecewa, malu, dan muak membanjiri linimasa media sosial dalam beberapa waktu terakhir. Rasa sedih para pencinta sepak bola hingga penggawa Garuda Muda tumpah ruah akibat kehilangan kesempatan emas di depan mata.
Terlambat. Mungkin satu kata ini yang paling bisa menggambarkan apa yang sudah terjadi. Sudah tidak ada cara lagi yang bisa ditempuh Indonesia untuk tetap bisa mempertahankan status tuan rumahnya. Kini, masyarakat sepak bola hanya bisa menantikan sanksi yang akan dijatuhkan oleh FIFA.
Dengan adanya kejadian ini, muncul pertanyaan besar di benak para pencinta olahraga paling populer di Tanah Air itu. Mau dibawa kemana sepak bola Indonesia setelah ini? Apakah masih mungkin para penerus bangsa ini bermimpi untuk tetap bisa menjadi pemain sepak bola di Indonesia?
Mengutip apa yang ditwit oleh akun Twitter resmi PSSI, “Mimpi itu tetap harus dikejar dan kesempatan besar pasti akan terus datang,” demikian tertulis.
Mimpi itu tetap harus dikejar dan kesempatan besar pasti akan terus datang.?
— PSSI (@PSSI) March 29, 2023
Terima kasih untuk selalu konsisten berjuang membela Merah Putih di kancah internasional, adik-adik. Pertahankan semangat juangmu dan terus fokus dalam mengejar cita-citamu.#KitaGaruda pic.twitter.com/AGY12e1cZP
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam keterangan resminya setelah pertemuan dengan FIFA meminta publik tetap tegar dan mengambil hikmah dari prahara yang menimpa sepak bola nasional ini. Dia juga mengajak masyarakat untuk berkepala tegak dan membuktikan diri untuk menjadi lebih baik.
“Kita harus tegar… Ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepak bola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi,” katanya.
Baca juga: Jadi Ketua Umum PSSI, Intip Kiprah Mentereng Erick Thohir di Dunia Sepak Bola
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.