Generasi Muda Waspada, IDAI Sebut Kasus Diabetes Naik 70 Kali Lipat
29 March 2023 |
07:58 WIB
Diabetes merupakan penyakit mematikan nomor tiga di dunia, setelah strok dan penyakit jantung koroner yang sering menimpa orang dewasa. Namun, saat ini diabetes juga menjadi hal yang perlu diwaspadai oleh generasi yang lebih muda, termasuk anak-anak dan remaja.
Hal ini disebabkan, dalam beberapa tahun terakhir, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa kasus diabetes melitus tipe 1 meningkat sebesar 70 kali lipat dari 2010 hingga 2023. Kasus diabetes di Indonesia juga makin memprihatinkan karena minimnya peningkatan masyarakat terkait skrining, deteksi, pencegahan dini, dan penanganannya.
Perlu diketahui diabetes mempunyai dua kategori. Kategori pertama paling sering dijumpai dengan sebutan diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe-1), yang disebabkan oleh genetik dan autoimun yang bisa terjadi pada anak karena salah satu atau kedua orang tuanya memiliki penyakit diabetes.
Untuk kategori kedua merupakan diabetes mellitus tipe-2 (DM tipe-2), yang disebabkan akibat gaya hidup tidak sehat, berat badan yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik. Diabetes tipe ini biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih dewasa.
Baca juga: Yuk Kenali Faktor-Faktor Pemicu & Gejala Diabetes pada Anak
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia), Dewi Muliaty, menyatakan dalam beberapa tahun belakang ini ditemukan banyak kasus penyakit diabetes yang terjadi pada anak dan remaja. Padahal seperti yang diketahui diabetes biasanya terjadi pada orang berusia 40 tahun ke atas.
Masa pertumbuhan anak yang cenderung memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan tidak bernutrisi menjadi salah satu faktornya. Dia mengharapkan agar masyarakat lebih sadar dan peduli tentang upaya pencegahan diabetes prematur pada anak dan remaja, lantaran kasus ini telah menjadi kekhawatiran nasional.
Sementara itu, Aman B.Pulungan, Executive Director of International Pediatric Association menambahkan bahwa tingkat kesadaran orang tua terhadap pemeriksaan kesehatan anak yang kurang menjadi faktor meningkatnya penyakit diabetes pada anak dan remaja.
Berdasarkan data global, rata-rata anak yang terkena penyakit diabetes mellitus berusia 5 hingga 9 tahun dan 10 hingga 14 tahun. “Namun, tidak menutupi kemungkinan dapat terjadi pada usia di luar itu. Untuk menghindari resiko terburuk, gejalanya perlu dideteksi sejak dini,” katanya dalam workshop Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja di Jakarta, Selasa (28/3).
Aman juga menambahkan mengenai pengelolaan diabetes pada anak dan remaja sebenarnya sudah lama digaungkan melalui kontrol glikemik dan dan kontrol metabolik. Namun, tenaga ahli dan kesadaran masyarakat yang masih tergolong rendah menjadi penyebab meningkatnya jumlah diabetes pada anak.
Baca juga: Diabetes di Depan Mata, Begini Cara Terhindar dari Faktor Risiko
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Hal ini disebabkan, dalam beberapa tahun terakhir, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa kasus diabetes melitus tipe 1 meningkat sebesar 70 kali lipat dari 2010 hingga 2023. Kasus diabetes di Indonesia juga makin memprihatinkan karena minimnya peningkatan masyarakat terkait skrining, deteksi, pencegahan dini, dan penanganannya.
Perlu diketahui diabetes mempunyai dua kategori. Kategori pertama paling sering dijumpai dengan sebutan diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe-1), yang disebabkan oleh genetik dan autoimun yang bisa terjadi pada anak karena salah satu atau kedua orang tuanya memiliki penyakit diabetes.
Untuk kategori kedua merupakan diabetes mellitus tipe-2 (DM tipe-2), yang disebabkan akibat gaya hidup tidak sehat, berat badan yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik. Diabetes tipe ini biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih dewasa.
Baca juga: Yuk Kenali Faktor-Faktor Pemicu & Gejala Diabetes pada Anak
Workshop Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja di Jakarta, Selasa (28/3). (Sumber foto: Prodia)
Masa pertumbuhan anak yang cenderung memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan tidak bernutrisi menjadi salah satu faktornya. Dia mengharapkan agar masyarakat lebih sadar dan peduli tentang upaya pencegahan diabetes prematur pada anak dan remaja, lantaran kasus ini telah menjadi kekhawatiran nasional.
Sementara itu, Aman B.Pulungan, Executive Director of International Pediatric Association menambahkan bahwa tingkat kesadaran orang tua terhadap pemeriksaan kesehatan anak yang kurang menjadi faktor meningkatnya penyakit diabetes pada anak dan remaja.
Berdasarkan data global, rata-rata anak yang terkena penyakit diabetes mellitus berusia 5 hingga 9 tahun dan 10 hingga 14 tahun. “Namun, tidak menutupi kemungkinan dapat terjadi pada usia di luar itu. Untuk menghindari resiko terburuk, gejalanya perlu dideteksi sejak dini,” katanya dalam workshop Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja di Jakarta, Selasa (28/3).
Aman juga menambahkan mengenai pengelolaan diabetes pada anak dan remaja sebenarnya sudah lama digaungkan melalui kontrol glikemik dan dan kontrol metabolik. Namun, tenaga ahli dan kesadaran masyarakat yang masih tergolong rendah menjadi penyebab meningkatnya jumlah diabetes pada anak.
Baca juga: Diabetes di Depan Mata, Begini Cara Terhindar dari Faktor Risiko
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.