Ilustrasi minuman manis. (Sumber: paul einerhand/unsplash)

Diabetes di Depan Mata, Begini Cara Terhindar dari Faktor Risiko

15 November 2022   |   08:11 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Like
Genhype sadar ngga sih kalau minuman manis atau minuman kekinian yang setiap hari kita konsumsi bisa menyebabkan diabetes di kemudian hari.  Indonesia sendiri saat ini termasuk dalam lima besar negara dengan kasus diabetes tertinggi di dunia.  

Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021 bahwa ada sekitar 19,5 juta orang Indonesia berusia 20-79 tahun yang mengidap diabetes di Indonesia. Ini adalah sebuah peringatan bagi kita untuk bekerja keras menurunkan prevalensi diabetes ini. 

Tingginya kasus diabetes tidak lepas dari kebiasaan mengonsumsi gula yang terus meningkat Hal ini disampaikan oleh 
Senior Manager Medical Underwriter Sequis dokter Fridolin Seto Pandu yang mengatakan bahwa prevalensi diabetes akan sulit ditekan jika masyarakat, khususnya kalangan muda masih terus terbiasa mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat.

Baca jugaMengenal Faktor Risiko Diabetes yang Bisa Diubah dengan Mudah

Kebiasaan minum dan makanan manis dalam jumlah banyak dan rutin dapat membuat tubuh mengalami resistensi insulin, yakni sel-sel tubuh tidak mampu menggunakan gula yang masuk ke dalam tubuh karena terjadi gangguan respon insulin atau dikenal dengan prediabetes. Padahal, insulin berguna untuk membantu proses metabolisme gula darah. 

“Jika tidak segera diobati maka dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyakit diabetes dan penyakit komplikasi lainnya, seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, dan disfungsi ereksi karena diabetes adalah 'induk' dari segala penyakit degeneratif,” jelasnya.

Misalnya saja, dalam satu gelas es kopi susu kekinian ternyata ada yang mengandung 25 sendok teh gula per sajian (sugars per serving) atau setara dengan 400 kalori. Padahal jumlah gula yang boleh dikonsumsi idealnya 10 persen dari kebutuhan energi total. Contohnya, jika kebutuhan kalori 1.500 kalori berarti asupan gula maksimal adalah 150 kalori.

Lantas apakah harus 'tobat' mengonsumsi makanan dan minuman manis? Dr. Fridolin menyarankan agar memilih asupan rendah gula begitu juga dengan karbohidrat agar jangan melebihi kebutuhan harian.

“Boleh saja makan yang manis tapi kurangi porsi dan durasi konsumsinya hingga nanti terbiasa memesan minuman kekinian tanpa gula,” ujarnya.

Selain itu agar terhindar dari risiko penyakit diabetes ada beberapa hal yang harus dilakukan.
 

1. Olahraga teratur

 Lakukan olahraga atau latihan fisik secara rutin. Latihan beban sangat baik karena  otot akan membakar gula dan meningkatkan kerja insulin. Selain itu, rutin berolahraga dapat menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan kesehatan mental, dan menjaga suasana hati juga mengurangi risiko stres.
 

2. Terapkan pola hidup sehat

Terapkan pola hidup sehat. Walau menjalankan hidup sehat tidak mudah tapi akan terbiasa bila dilatih. Pola hidup sehat berkaitan dengan makanan dan minuman bergizi dan seimbang yang kita konsumsi, cukup istirahat dan tidur teratur, pengelolaan stres dan berpikir positif, serta secara perlahan hentikan kebiasaan merokok, soda, dan alkohol.
 

3. Rutin periksa kadar gula

 Periksa kadar gula darah secara berkala untuk memonitor kadar gula darah sebagai upaya deteksi dini penyakit diabetes. Bagi yang kondisi tubuhnya sehat dan tidak berisiko tinggi terhadap diabetes dapat melakukan pemeriksaan gula darah setahun sekali.

Sedangkan yang memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau memiliki riwayat keluarga penderita diabetes, mengalami obesitas, serta berusia 40 tahun ke atas sebaiknya tes gula darah lebih sering sesuai petunjuk dokter.
 

4. Kurangi Asupan Manis

Mengurangi konsumsi asupan yang manis dan menjalankan pola hidup sehat adalah bentuk proteksi dari dalam agar terhindar dari masalah kesehatan yang bisa menggerus harapan hidup. Tubuh yang sehat akan memampukan kita beraktivitas, bersekolah dan bekerja demi mencapai kesejahteraan.

Namun, perlu juga kita pertimbangkan proteksi dari luar karena pertambahan usia tidak dapat dihindari. Artinya, kondisi tubuh kita nantinya akan semakin rentan. Demikian juga lingkungan yang semakin buruk dapat membuat tubuh terpapar polusi dan rentan terinfeksi virus, jamur, atau bakteri. Proteksi dari luar dapat dilakukan dengan berasuransi untuk menghindari tergerusnya tabungan dan aset akibat biaya yang besar untuk pengobatan medis.

Baca juga5 Jenis Olahraga yang Pas Buat Penderita Diabetes

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla
'

SEBELUMNYA

Barbershop Kian Menjamur, Ini Jenis Perawatan & Tren Rambut Pria Paling Diminati

BERIKUTNYA

7 Potret Busana Pra Nikah Kaesang dan Erina, dari Jersey sampai Adat Nusantara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: