Awas, Kaum Milenial yang Obesitas Berisiko Terkena Diabetes & Serangan Jantung
22 June 2021 |
09:21 WIB
Genhype, terutama buat kalian yang menjelang usia 30-an dan 40-an, mungkin sudah saatnya waspada dan mulai menyadari risiko dari kelebihan berat badan. Nah, obesitas ternyata sangat berisiko tinggi memunculkan diabetes tipe 2, bahkan bisa memicu serangan jantung, lho.
Kelompok usia dengan obesitas itu juga cenderung memiliki masalah kesehatan lain pada masa mendatang, walaupun berhasil menurunkan berat badan.
Para peneliti di University of California baru-baru ini menganalisis data 12.300 remaja yang kondisinya dipantau selama 24 tahun. Mereka masuk ke dalam bagian dari studi longitudinal kesehatan remaja hingga dewasa di Amerika Serikat.
Para peneliti kemudian melacak indeks massa tubuh (BMI) z-score. BMI adalah ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan, dan z-score memasukkannya ke dalam perspektif berdasarkan usia dan jenis kelamin anak.
Jika dibandingkan dengan remaja yang memiliki skor BMI-z lebih rendah, remaja dengan skor yang lebih tinggi hampir 9 persen mengalami peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2, 0,8 persen berisiko lebih besar untuk mengalami serangan jantung di usia 30-an dan 40-an, dan 2,6 persen berisiko tinggi berada dalam kesehatan yang lebih buruk, terlepas dari BMI dewasa mereka.
Para peneliti juga mengontrol faktor-faktor lain yang diketahui mempengaruhi hasil kesehatan, seperti ras/etnis, penggunaan tembakau dan alkohol.
“Orang tua harus mendorong remaja untuk mengembangkan perilaku sehat, seperti aktivitas fisik secara teratur dan makanan seimbang,” ujar Dr. Jason Nagata, asisten profesor pediatri di divisi kedokteran remaja dan dewasa muda di University of California, San Francisco.
Adapun temuan ini telah dipublikasikan secara online di Journal of American College of Cardiology.
Kelompok usia dengan obesitas itu juga cenderung memiliki masalah kesehatan lain pada masa mendatang, walaupun berhasil menurunkan berat badan.
Para peneliti di University of California baru-baru ini menganalisis data 12.300 remaja yang kondisinya dipantau selama 24 tahun. Mereka masuk ke dalam bagian dari studi longitudinal kesehatan remaja hingga dewasa di Amerika Serikat.
Para peneliti kemudian melacak indeks massa tubuh (BMI) z-score. BMI adalah ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan, dan z-score memasukkannya ke dalam perspektif berdasarkan usia dan jenis kelamin anak.
Ilustrasi (Dok Moe Magners/Pexels)
Para peneliti juga mengontrol faktor-faktor lain yang diketahui mempengaruhi hasil kesehatan, seperti ras/etnis, penggunaan tembakau dan alkohol.
“Orang tua harus mendorong remaja untuk mengembangkan perilaku sehat, seperti aktivitas fisik secara teratur dan makanan seimbang,” ujar Dr. Jason Nagata, asisten profesor pediatri di divisi kedokteran remaja dan dewasa muda di University of California, San Francisco.
Adapun temuan ini telah dipublikasikan secara online di Journal of American College of Cardiology.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.