Cara Memilih Menu Sahur, Bikin Badan Enggak Gampang Lemas

Kesalahan dalam memilih menu makan memang bisa membuat performa tubuh tidak prima saat berpuasa. Padahal, tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang optimal agar kuat menahan lapar dan haus selama kurang lebih 13 jam sampai 14 jam lamanya.

Pengaturan nutrisi, baik saat berbuka puasa maupun sahur, menjadi penting untuk diperhatikan. Terutama, saat sahur, karena asupan makanan saat sahur akan dipakai sepanjang 14 jam ke depan sampai waktu berbuka tiba.

Dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit PELNI Eva Kurniawati mengatakan ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dijadikan sebagai menu sahur. Sebab, makanan atau minuman tersebut dapat membuat tubuh lebih mudah merasa lapar atau haus.

Baca juga: Mulai Puasa Ramadan, Cek 5 Resep Menu Sahur Mudah dan Praktis

Menurut Eva, menu sahur pertama yang perlu dihindari adalah makanan yang tinggi garam. Kandungan garam yang tinggi di dalam makanan dapat menyerap lebih banyak air di dalam tubuh

Oleh karena itu, makanan yang tinggi garam berpotensi membuat seseorang mudah merasa haus saat siang hari. Beberapa makanan tinggi garam yang sering ditemui ialah mi instan, makanan olahan, seperti keripik, hingga makanan kaleng.

Kemudian, dokter Eva juga menyarankan agar makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans tidak menjadi santapan sahur. Jenis makanan ini termasuk yang memiliki waktu transit di lambung lama. Hal ini dapat memicu kembung dan memperparah refluks asam lambung.

Selain itu, jumlah kalorinya juga cenderung lebih besar. Efeknya, seseorang bisa mengalami kenaikan berat badan berlebih selama Ramadan. Beberapa makanan yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans adalah makanan yang diolah dengan cara digoreng serta mengandung santan yang dipanaskan berulang kali.

Menurut dokter Eva, makanan yang mengandung gula sederhana dan makanan pedas juga sebaiknya dihindari. Dua makanan ini juga bisa mengganggu performa tubuh dalam menghadapi puasa.

Makanan dengan gula sederhana, seperti soda, perman, minuman manis, hingga minuman berenergi, terbukti dapat membuat seseorang jadi mudah lemas. Rasa lesu bahkan bisa muncul hanya satu atau dua jam setelah mengonsumsi makanan sahur.

Tak jauh berbeda, makanan pedas juga dapat mengiritasi lambung. Hal ini dapat memicu masalah pencernaan saat menjalani ibadah puasa. Terakhir, kafein juga sebaiknya dikurangi. sebab minuman yang mengandung kafein kerap menimbulkan efek diuretik yang bisa meningkatkan risiko dehidrasi.

“Cobalah untuk mengatur pola makan dengan baik. Konsumsi makanan sehat dan bergizi. Untuk sahur, bisa memilih makanan tinggi karbohidrat kompleks, protein, serat, dan vitamin untuk memberikan energi dan nutrisi yang cukup,” ungkap Eva kepada Hypeabis.id.

Eva menjelaskan makanan berkarbohidrat kompleks sangat baik untuk orang berpuasa karena bisa menjaga kestabilan kadar gula darah. Dirinya menyarankan untuk mengonsumsi roti gandum, oatmeal, sayuran, dan buah-buahan segar saat sahur.

Selain makanan, Eva juga menyarankan agar asupan cairan tubuh tetap terjaga agar tidak dehidrasi. Cara sederhana yang bisa dilakukan ialah dengan meminum satu gelas air segera setelah bangun sahur. Kemudian, minum satu gelas air lagi setelah makan sahur.

Jika ingin mendapatkan asupan cairan tambahan, sesekali bisa menghadirkan menu sahur dengan makanan berkuah. Misalnya, sop, soto bening, atau sayuran bening. Hal ini bisa membantu pemenuhan cairan tubuh.

“Jika ingin mengonsumsi lemak, pastikan makanan tersebut berasal dari sumber lemak yang sehat dalam jumlah yang terbatas. Sumber yang lebih sehat ini termasuk lemak tak jenuh, seperti minyak zaitun, alpukat, omega 3, omega 6, dan kacang-kacangan,” imbuhnya.

Baca juga: 6 Menu Sahur & Buka Puasa untuk Penderita Diabetes

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla