Mengenal 5 Kasta Brand Mewah Dunia
17 March 2023 |
18:10 WIB
Banyak peritel fesyen menyusun strategi pemasaran mereka dengan mengacu pada proposisi nilai dan posisi mereka di kalangan masyarakat untuk membedakan diri dari saingannya. Strategi ini adalah bagian dari DNA yang juga menentukan tujuan dan model bisnis.
Segmentasi merek fesyen diilustrasikan pada piramida mode di mana merek yang lebih mahal berada di puncak. Harga tinggi sesuai dengan material berkualitas tinggi, pakaian yang dibuat sesuai ukuran, layanan pelanggan eksklusif, dan atribut lain.
Baca juga: Birkin & Kelly Jadi Identitas Eksklusif Hermès
Genhype yang menyukai atau menggeluti dunia mode mungkin sudah paham dengan posisi brand di tiap tingkat piramida brand mode mewah dunia. Cukup jelas bahwa Hermes dan H&M tidak berbagi segmen yang sama. Namun, perlu diketahui apa yang menentukan posisi sebuah brand di piramida itu.
Ada beberapa versi berbeda dari piramida atau kasta brand mewah dunia, tetapi sebagian besar didasarkan pada model yang awalnya dibuat oleh Millward Brown, sebuah firma riset dan konsultan pemasaran global, pada pertengahan 1990-an.
Sebelum memetakan brand dan segmennya, kita lebih dulu harus mengenal faktor apa saja yang memengaruhi penempatan brand pada tiap kasta berbeda:
Baca juga: Berharga Fantastis, Intip Ragam Koleksi Fashion Louis Vuitton x Yayoi Kusama
Nah, setelah mengetahui faktor di atas, kita bisa memetakan posisi tiap brand mewah dunia di dalam piramida mode. Kira-kira di mana letak brand favorit kalian?
Kategori mewah tertinggi (supreme luxury) ini mencakup karya eksklusif yang dibuat sesuai ukuran (made-to-measure) yang dicirikan oleh perhatian cermat terhadap detail dan pengerjaan yang sangat baik. Brand haute couture menangani beberapa klien terpilih – seperti karya seni yang megah. Mereka juga cenderung untuk memiliki target pasar seperti selebritas, pengusaha, dan orang terkenal lainnya.
Brand yang biasa ditemukan di segmen ini antara lain Chanel, Hermes, Dior, Givenchy, Bvlgari, Gucci, Valentino dan Dolce & Gabbana.
Produk dalam segmen mewah aspiratif ini biasanya tersedia dalam ukuran standar dibandingkan dengan pakaian yang dibuat sesuai ukuran dari haute couture. Meskipun berkualitas tinggi dan memiliki label harga tinggi, kemewahan ini dapat diakses secara luas. Konsep bisnis brand di segmen ini fokus kepada membuka akses untuk produk berkualitas tanpa biaya tinggi.
Brand yang biasa ditemukan di segmen ini antara lain Versace, Donna Karan, Burberry, Louis Vuitton, YSL, dan Fendi.
Segmen brand mewah dengan akses lebih luas ini terinspirasi dari ready-to-wear (RTW) dan memiliki volume produksi yang lebih masif. Brand pada segmen ini juga cenderung memiliki kepribadian yang lebih santai dengan audiens yang lebih luas dan lebih muda dari segmen RTW.
Merek yang biasa ditemukan di segmen ini antara lain Paul Smith, Stella McCartney, Dsquared2, Moschino, dan Ralph Lauren.
Produk premium di segmen ini pada dasarnya menjembatani kesenjangan antara pasar kelas atas dan pasar massal. Mereka menargetkan orang-orang yang siap membayar lebih untuk tingkat kualitas yang tepat. Bridge fashion juga dikenal sebagai segmen fesyen premium dan dianggap mewah tetapi secara kasta di atas brand high street, dan diciptakan untuk menjembatani kesenjangan antara keduanya.
Sejumlah merek yang biasa ditemui di segmen ini antara lain Marc Jacobs, Guess, Hugo Boss, Calvin Klein, Diesel, DKNY, dan Michael Kors.
Segmen pasar massal berada di bagian bawah piramida mode. Sektor ini bertujuan untuk menjangkau sebanyak mungkin orang dengan menyediakan produk dengan harga terjangkau. Brand dari segmen pasar massal cenderung menarik inspirasi dari merek-merek mewah tetapi membuat pakaian yang lebih hemat biaya untuk konsumen rata-rata.
Pada akhirnya, produk mass market memungkinkan orang untuk tetap mengikuti tren tanpa harga tinggi. Satu-satunya kekurangan dari produk pasar massal adalah kualitas yang tidak bisa disamakan dengan brand mewah. Selain itu, produk dibuat tidak sesuai dengan ukuran tiap bentuk tubuh.
Brand yang biasa ditemukan di segmen ini meliputi high street dan fast fashion antara lain Zara, H&M, Forever21, GAP, American Eagle, Mango, Bershka, dan Stradivarius.
Baca juga: Jajaran Merek Hype-fashion Dihadirkan dalam Kick Avanue Fair
Editor: Dika Irawan
Segmentasi merek fesyen diilustrasikan pada piramida mode di mana merek yang lebih mahal berada di puncak. Harga tinggi sesuai dengan material berkualitas tinggi, pakaian yang dibuat sesuai ukuran, layanan pelanggan eksklusif, dan atribut lain.
Baca juga: Birkin & Kelly Jadi Identitas Eksklusif Hermès
Genhype yang menyukai atau menggeluti dunia mode mungkin sudah paham dengan posisi brand di tiap tingkat piramida brand mode mewah dunia. Cukup jelas bahwa Hermes dan H&M tidak berbagi segmen yang sama. Namun, perlu diketahui apa yang menentukan posisi sebuah brand di piramida itu.
Ada beberapa versi berbeda dari piramida atau kasta brand mewah dunia, tetapi sebagian besar didasarkan pada model yang awalnya dibuat oleh Millward Brown, sebuah firma riset dan konsultan pemasaran global, pada pertengahan 1990-an.
Faktor Penentu Brand
Sebelum memetakan brand dan segmennya, kita lebih dulu harus mengenal faktor apa saja yang memengaruhi penempatan brand pada tiap kasta berbeda:-
Kualitas material
-
Keahlian
-
Layanan dan pengalaman pelanggan
-
Periklanan
-
Kehadiran di media sosial
Baca juga: Berharga Fantastis, Intip Ragam Koleksi Fashion Louis Vuitton x Yayoi Kusama
Kasta Brand Mewah
Nah, setelah mengetahui faktor di atas, kita bisa memetakan posisi tiap brand mewah dunia di dalam piramida mode. Kira-kira di mana letak brand favorit kalian?
1. Haute Couture
Kelly bag karya desainer Daniel Aron (1983). (Sumber foto: Hermes)
Brand yang biasa ditemukan di segmen ini antara lain Chanel, Hermes, Dior, Givenchy, Bvlgari, Gucci, Valentino dan Dolce & Gabbana.
2. Ready to Wear
Fendi ready to wear F/W 2023. (Sumber foto: Fendi)
Brand yang biasa ditemukan di segmen ini antara lain Versace, Donna Karan, Burberry, Louis Vuitton, YSL, dan Fendi.
3. Diffusion Fashion
Stella Winter 2023. (Sumber foto: Stella McCartney)
Merek yang biasa ditemukan di segmen ini antara lain Paul Smith, Stella McCartney, Dsquared2, Moschino, dan Ralph Lauren.
4. Bridge Fashion
Leather Micro Tote Bag in Rose. (Sumber foto: Marc Jacobs)
Sejumlah merek yang biasa ditemui di segmen ini antara lain Marc Jacobs, Guess, Hugo Boss, Calvin Klein, Diesel, DKNY, dan Michael Kors.
5. Mass Market
The Arrival of Spring. (Sumber foto: ZARA)
Pada akhirnya, produk mass market memungkinkan orang untuk tetap mengikuti tren tanpa harga tinggi. Satu-satunya kekurangan dari produk pasar massal adalah kualitas yang tidak bisa disamakan dengan brand mewah. Selain itu, produk dibuat tidak sesuai dengan ukuran tiap bentuk tubuh.
Brand yang biasa ditemukan di segmen ini meliputi high street dan fast fashion antara lain Zara, H&M, Forever21, GAP, American Eagle, Mango, Bershka, dan Stradivarius.
Baca juga: Jajaran Merek Hype-fashion Dihadirkan dalam Kick Avanue Fair
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.