Generasi Z Jadi Kunci Sukses dalam Branding
23 March 2022 |
19:52 WIB
Pola perilaku pasar yang semakin kritis, terbuka, dan emosional, mendorong banyak brand di Indonesia untuk lebih kreatif. Tidak hanya menghadirkan iklan yang ciamik, mereka juga memberikan value, serta dampak yang bermakna dengan melibatkan Generasi Z alias Gen-Z.
Founder & CEO Urban Company Maharani Kemala menilai brand saat ini harus memperhatikan brand personality and diversity. Kebanyakan Gen-Z tidak suka apabila semua kampanye menampilkan wanita yang cantik atau kurus.
"Gen-Z lebih tertarik dengan keberagaman, mereka membeli produk yang memiliki tanggung jawab sosial dan etika dengan asumsi brand adalah cerminan diri sendiri," ujarnya dalam acara WOW Brand Festive Day 2022 yang diselenggarakan virtual oleh MarkPlus, Inc. (23/3/2022).
Gen-Z juga tidak suka dengan diskriminasi terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). "Generation Z ini mengutamakan value, lebih kritis, dan menyukai konsep yang riil, berani, dan energik”, tambahnya.
Merangkul Generation Z juga mampu melalui komunitas, seperti yang diterapkan Superapp LINE melalui fitur open chat. Country Manager LINE Indonesia Fanny Verona menerangkan pengguna utama LINE adalah Gen-Z. Ini karena LINE lebih dinamis, banyak fitur seperti open chat yang terbuka bagi komunitas-komunitas.
Untuk memenuhi kebutuhan target pasarnya, LINE Indonesia katanya berfokus pada pengembangan sumber daya manusia yang service-centric, daripada function-centric. Dengan tim yang berfungsi khusus untuk mendengarkan suara Gen-Z ditambah FGD yang rutin, LINE terus berupaya menghadirkan fitur-fitur yang menyenangkan pengguna utamanya, Gen-Z.
Branding LINE bagi Gen-Z diperkuat dengan berbagai layanan seperti split bill, yang saat ini jadi solusi bagi kaum muda di kehidupan sehari-hari. Banyak ditemui pengguna yang hanya membuka aplikasi untuk mengakses fitur split bill, tanpa memanfaatkan fitur chat sama sekali.
"Ini hasil entrepreneur spirit dari service-centric yang diterapkan LINE pada seluruh pegawainya, sehingga setiap pegawai memiliki sense of ownership atas inovasinya untuk melahirkan fitur-fitur yang out of the box," tutur Fanny.
Founder & Chairman MarkPlus Inc. Hermawan Kertajaya menyampaikan brand yang dikatakan berhasil merupakan brang yang menempatkan human spirit dalam setiap strategi. Dengan demikian, dampaknya pun bisa dalam jangka panjang bagi usaha.
Human spirit dikaitkan dalam dinamika tren saat ini seperti metaverse, Gen-Z, dan SDG's menurutnya menjadi tujuan pergerakan kemajuan suatu bangsa. Ya, semuanya saling berkaitan, Gen-Z seharusnya tidak hanya memanfaatkan metaverse sebagai wadah untuk mencari hiburan, namun memanfaatkannya untuk pembangunan berkelanjutan.
"Generasi Z akan sadar dengan metaverse yang akhirnya sangat berarti untuk kehidupan karena tidak hanya ada permainan game di situ, namun dapat diselaraskan ke SDG's," sebut Hermawan.
Editor: Fajar Sidik
Founder & CEO Urban Company Maharani Kemala menilai brand saat ini harus memperhatikan brand personality and diversity. Kebanyakan Gen-Z tidak suka apabila semua kampanye menampilkan wanita yang cantik atau kurus.
"Gen-Z lebih tertarik dengan keberagaman, mereka membeli produk yang memiliki tanggung jawab sosial dan etika dengan asumsi brand adalah cerminan diri sendiri," ujarnya dalam acara WOW Brand Festive Day 2022 yang diselenggarakan virtual oleh MarkPlus, Inc. (23/3/2022).
Gen-Z juga tidak suka dengan diskriminasi terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). "Generation Z ini mengutamakan value, lebih kritis, dan menyukai konsep yang riil, berani, dan energik”, tambahnya.
Merangkul Generation Z juga mampu melalui komunitas, seperti yang diterapkan Superapp LINE melalui fitur open chat. Country Manager LINE Indonesia Fanny Verona menerangkan pengguna utama LINE adalah Gen-Z. Ini karena LINE lebih dinamis, banyak fitur seperti open chat yang terbuka bagi komunitas-komunitas.
Untuk memenuhi kebutuhan target pasarnya, LINE Indonesia katanya berfokus pada pengembangan sumber daya manusia yang service-centric, daripada function-centric. Dengan tim yang berfungsi khusus untuk mendengarkan suara Gen-Z ditambah FGD yang rutin, LINE terus berupaya menghadirkan fitur-fitur yang menyenangkan pengguna utamanya, Gen-Z.
Branding LINE bagi Gen-Z diperkuat dengan berbagai layanan seperti split bill, yang saat ini jadi solusi bagi kaum muda di kehidupan sehari-hari. Banyak ditemui pengguna yang hanya membuka aplikasi untuk mengakses fitur split bill, tanpa memanfaatkan fitur chat sama sekali.
"Ini hasil entrepreneur spirit dari service-centric yang diterapkan LINE pada seluruh pegawainya, sehingga setiap pegawai memiliki sense of ownership atas inovasinya untuk melahirkan fitur-fitur yang out of the box," tutur Fanny.
Founder & Chairman MarkPlus Inc. Hermawan Kertajaya menyampaikan brand yang dikatakan berhasil merupakan brang yang menempatkan human spirit dalam setiap strategi. Dengan demikian, dampaknya pun bisa dalam jangka panjang bagi usaha.
Human spirit dikaitkan dalam dinamika tren saat ini seperti metaverse, Gen-Z, dan SDG's menurutnya menjadi tujuan pergerakan kemajuan suatu bangsa. Ya, semuanya saling berkaitan, Gen-Z seharusnya tidak hanya memanfaatkan metaverse sebagai wadah untuk mencari hiburan, namun memanfaatkannya untuk pembangunan berkelanjutan.
"Generasi Z akan sadar dengan metaverse yang akhirnya sangat berarti untuk kehidupan karena tidak hanya ada permainan game di situ, namun dapat diselaraskan ke SDG's," sebut Hermawan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.