Aktor Ikranagara Meninggal Dunia, Berikut 7 Fakta Mengenai Hidupnya
07 March 2023 |
10:34 WIB
4. Hampir Jadi Dokter & Jadi Aktivis Pasca G-30-S/PKI
Ikranegara sempat masuk Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM). Setahun sebelumnya dia mengambil Fakultas Teknik Baru, namun memutuskan untuk pindah.Di tengah aktivitasnya untuk menjadi calon dokter, Ikranegara tetap aktif berkesenian. Sayangnya pada 1966, pascaperistiwa G-30-S/PKI, suasana berkesenian benar-benar lumpuh.
Dia ikut berdemonstrasi, bahkan dipercaya sebagai penghubung Yogyakarta-Jakarta. Ketika suasana bertambah gawat, Ikranegara kembali ke Bali. Kuliahnya berantakan, dia lantas pindah ke Jakarta.
Ikranegara mulai memperbaiki bidang akademiknya dengan bergabung di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Namun karena memang penggila seni, dia masuk ke fakultas itu agar memperoleh pengetahuan untuk kesenian. Namun, di fakultas tersebut dia juga merasa jenuh dan kuliahnya tidak pernah selesai.
5. Pendiri Teater
Jiwa seni Ikranegara memang cukup tinggi. Dia sempat bergabung bersama Teater Kecil, pimpinan Arifin C. Noer. Namun pada 1974, dia mendirikan Teater (Siapa) Saja. Teater ini kental dengan budaya tradisional Bali. Bersama Putu Wijaya, dia melakukan dekonstruksi seperti WS Rendra yang menggali budaya Jawa, dan Arifin.C. Noer yang menggali kesenian Cirebon dan Betawi. Teater (Siapa) Saja cukup aktif menggelar pementasan di Taman Ismail Marzuki (TIM) kala itu.
Naskah dramanya yang terbit antara lain Topeng (1972), Saat-Saat Drum Band Mengerang-erang (1973), Angkat Puisi (1979), Tirai (1984). Kemudian Para Narator (1975), Rang Gni (197), Priiiit (1978), Byurrrr (1985), dan masih banyak yang lainnya.
Ada pula Haha-Haha, monolog yang sumbernya diambil dari berita surat kabar tentang berbagai peristiwa, antara lain tentang Kartika Ratna dan Kusni Kasdut yang disajikan secara imajinatif. Drama Topeng dan Saat-Saat Drum Band Mengerang-erang masing-masing meraih Hadiah Harapan Sayembara Penulisan Naskah Dewan Kesenian Jakarta pada 1972 dan 1973.
6. Penyair Andal
Selain mencintai drama dan teater, Ikranegara juga dikenal dengan puisinya. Mengutip M2indonesia, puisinya sudah di muat di koran Bali ketika masih SMP. Puisi tersebut sangat terpengaruh oleh Chairil Anwar. Setelah dewasa, Ikranegara banyak puisi yang dimuat di beberapa media dan majalah. Sebut saja ‘Kelelawar Terbang Menyilang Bulan Pucat’, puisi ini penuh dengan gejolak kehidupan. Penyair yang peka akan kehidupan sekitarnya memulai puisinya dengan sederhana dan manis, tetapi kemudian menukik dan menerjang dengan penuh kepekaan yang menarik dan memikat.
7. Cerpenis
Jiwa seninya memang cukup tinggi. Ikranagara juga terkenal sebagai penulis cerita pendek dan artikel di berbagai surat kabar serta majalah. Beberapa cerita pendeknya yakni Titik-Titik yang Dikodratkan, Di Bawah Langit-Langit, dan Ha-Ha.Baca juga: “Pak Ogah” Meninggal Dunia, Intip Sejarah Boneka Si Unyil
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.