Aktor Ikranagara Meninggal Dunia, Berikut 7 Fakta Mengenai Hidupnya
07 March 2023 |
10:34 WIB
Indonesia kembali kehilangan salah satu seniman terbaiknya. Kali ini, aktor, pelukis, penulis skenario, dan sastrawan, Ikranegara, yang menghembuskan nafas terakhirnya kemarin malam. Kabar meninggalnya seniman multitalenta ini diunggah laman Instagram Festival Film Indonesia.
Disampaikan bahwa Ikranegara berpulang ke pangkuan Tuhan pada 6 Maret 2023. “Festival Film Indonesia turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya sahabat dan keluarga kami Ikranagara 19 September 1943 - 6 Maret 2023,” tulis di laman FFI, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Enam Dekade Perjalanan Karier Mieke Wijaya
Sosok Ikranegara memang erat dengan dunia perfilman. Aktor senior ini sudah banyak malang melintang di beberapa judul film dan cukup eksis walaupun usianya tidak lagi muda.
Dia terlibat dalam film Laskar Pelangi, yang kala itu meledak di pasaran dan menyabet berbagai penghargaan nasional hingga Internasional. Melalui film ini, dia menang kategori Pemeran Utama Pria Terbaik di Indonesia Movie Actors Awards dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji Film Bioskop di Festival Film Bandung pada 2014
Ikranegara juga menjadi bintang film Sang Kiai. Kala itu, dia berperan sebagai tokoh bangsa, K.H. Hasyim Asyari di tengah perjuangan melawan penjajah Jepang pada 1942. Melalui perannya itu, Ikranegara memenangkan penhargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terpuji Film Bioskop di Festival Film Bandung pada 2014 silam.
Jauh sebelum pencapaiannya di dunia perfilman tersebut, Ikranagara semula dikenal karena peran komedi dan dramatisnya dalam film Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1986) dan Keluarga Markum (1986). Dia sempat dinominasikan sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik di Festival Film Indonesia saat menjadi Markus dalam film Kejarlah Daku Kau Kutangkap.
“Selamat jalan, Ikranagara. Terima kasih atas cinta dan dedikasimu pada dunia perfilman Indonesia,” tulis di laman FFI.
Kendati demikian, kiprah Ikranegara sebagai seniman bukan hanya di sektor perfilman saja. Perjalanannya di kesenian cukup panjang dan namanya terbilang tersohor di kalangan seniman lainnya.
Untuk mengenang Ikranegara, berikut fakta dan perjalanan karirnya yang dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
Ketika bersekolah di Sekolah Rakyat (SR), kini dikenal dengan Sekolah Dasar (SD), Ikranegara beruntung memiliki teman yang ayahnya seorang dalang. Mengutip Ensiklopedia Kemendikbud, dari ayah temannya itu dia banyak mengenal istilah pewayangan, profesi dalang, dan berbagai cerita seperti Ramayana dan Mahabarata.
Dia sempat bolos mengaji untuk ikut ayah temannya mendalang di Bali. Ya walaupun tinggal di Bali, Ikranegara merupakan keturunan muslim. Dia lahir di kota Negara, daerah Loloan, suatu perkampungan muslim di Bali Barat, pada 19 September 1943.
Ibunya berdarah Jawa-Bali, bekerja sebagai guru sekolah rakyat pada masa revolusi. Sementara itu, ayahnya berdarah Makassar-Madura, bekerja sebagai pedagang kelontong. Ikranegara memperdalam ilmu agama dengan belajar membaca dan tafsir Alquran, tajwid, serta buku kuning pada seorang kiai di salah satu pesantren di Loloan
Ikranagara beruntung memiliki ibu seorang guru. Ibunya cukup aktif membelikannya berbagai buku, novel, dan berlangganan buku terbitan Balai Pustaka. Kala itu, jarang orang membaca buku seperti yang dilakukan keluarganya. Ketika Ikranegara bersekolah di SMA, kepala sekolahnya juga selalu meminjamkan bukunya karena tahu dia sangat tergila-gila pada buku.
Masa remaja Ikranegara di Bali habis untuk berteater. Berbagai pementasan drama dilakoninya bersama teman sekolahnya, Putu Wijaya. Waktu belajar Ikranegara dihabiskan untuk berlatih dan bermain teater. Dia juga bertindak sebagai sutradara dalam pementasan. Sibuk wara-wiri di panggung teater membuatnya tertinggal pelajaran dan tinggal kelas pada saat SMA.
Ikranegara malu karena tidak naik kelas di masa penghujung SMA-nya. Dia lantas pindah ke Banyuwangi. Di kota tersebut kegiatan keseniannya semakin menjadi. Dia tinggal di sebuah kos bersama rekannya, Armaya yang dikenal sebagai penyair.
Di daerah seberang Pulau Dewata itu, Ikranegara bergabung dengan Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI), denan tokoh seniman, Hasnan Singodimayan. Lewat Hasnan dan Aramaya, Ikranegara mengenal dunia kesenian secara luas.
Disampaikan bahwa Ikranegara berpulang ke pangkuan Tuhan pada 6 Maret 2023. “Festival Film Indonesia turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya sahabat dan keluarga kami Ikranagara 19 September 1943 - 6 Maret 2023,” tulis di laman FFI, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Enam Dekade Perjalanan Karier Mieke Wijaya
Sosok Ikranegara memang erat dengan dunia perfilman. Aktor senior ini sudah banyak malang melintang di beberapa judul film dan cukup eksis walaupun usianya tidak lagi muda.
Dia terlibat dalam film Laskar Pelangi, yang kala itu meledak di pasaran dan menyabet berbagai penghargaan nasional hingga Internasional. Melalui film ini, dia menang kategori Pemeran Utama Pria Terbaik di Indonesia Movie Actors Awards dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji Film Bioskop di Festival Film Bandung pada 2014
Ikranegara juga menjadi bintang film Sang Kiai. Kala itu, dia berperan sebagai tokoh bangsa, K.H. Hasyim Asyari di tengah perjuangan melawan penjajah Jepang pada 1942. Melalui perannya itu, Ikranegara memenangkan penhargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terpuji Film Bioskop di Festival Film Bandung pada 2014 silam.
Jauh sebelum pencapaiannya di dunia perfilman tersebut, Ikranagara semula dikenal karena peran komedi dan dramatisnya dalam film Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1986) dan Keluarga Markum (1986). Dia sempat dinominasikan sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik di Festival Film Indonesia saat menjadi Markus dalam film Kejarlah Daku Kau Kutangkap.
“Selamat jalan, Ikranagara. Terima kasih atas cinta dan dedikasimu pada dunia perfilman Indonesia,” tulis di laman FFI.
Kendati demikian, kiprah Ikranegara sebagai seniman bukan hanya di sektor perfilman saja. Perjalanannya di kesenian cukup panjang dan namanya terbilang tersohor di kalangan seniman lainnya.
Untuk mengenang Ikranegara, berikut fakta dan perjalanan karirnya yang dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
1. Kenal Pewayangan dari Ayah Teman
Ketika bersekolah di Sekolah Rakyat (SR), kini dikenal dengan Sekolah Dasar (SD), Ikranegara beruntung memiliki teman yang ayahnya seorang dalang. Mengutip Ensiklopedia Kemendikbud, dari ayah temannya itu dia banyak mengenal istilah pewayangan, profesi dalang, dan berbagai cerita seperti Ramayana dan Mahabarata. Dia sempat bolos mengaji untuk ikut ayah temannya mendalang di Bali. Ya walaupun tinggal di Bali, Ikranegara merupakan keturunan muslim. Dia lahir di kota Negara, daerah Loloan, suatu perkampungan muslim di Bali Barat, pada 19 September 1943.
Ibunya berdarah Jawa-Bali, bekerja sebagai guru sekolah rakyat pada masa revolusi. Sementara itu, ayahnya berdarah Makassar-Madura, bekerja sebagai pedagang kelontong. Ikranegara memperdalam ilmu agama dengan belajar membaca dan tafsir Alquran, tajwid, serta buku kuning pada seorang kiai di salah satu pesantren di Loloan
2. Kutu Buku
Ikranagara beruntung memiliki ibu seorang guru. Ibunya cukup aktif membelikannya berbagai buku, novel, dan berlangganan buku terbitan Balai Pustaka. Kala itu, jarang orang membaca buku seperti yang dilakukan keluarganya. Ketika Ikranegara bersekolah di SMA, kepala sekolahnya juga selalu meminjamkan bukunya karena tahu dia sangat tergila-gila pada buku.
3. Berkesenian Sejak Remaja
Masa remaja Ikranegara di Bali habis untuk berteater. Berbagai pementasan drama dilakoninya bersama teman sekolahnya, Putu Wijaya. Waktu belajar Ikranegara dihabiskan untuk berlatih dan bermain teater. Dia juga bertindak sebagai sutradara dalam pementasan. Sibuk wara-wiri di panggung teater membuatnya tertinggal pelajaran dan tinggal kelas pada saat SMA. Ikranegara malu karena tidak naik kelas di masa penghujung SMA-nya. Dia lantas pindah ke Banyuwangi. Di kota tersebut kegiatan keseniannya semakin menjadi. Dia tinggal di sebuah kos bersama rekannya, Armaya yang dikenal sebagai penyair.
Di daerah seberang Pulau Dewata itu, Ikranegara bergabung dengan Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI), denan tokoh seniman, Hasnan Singodimayan. Lewat Hasnan dan Aramaya, Ikranegara mengenal dunia kesenian secara luas.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.