Menangkap Peluang Ekspor Produk Kerajinan Tangan lewat Inacraft
05 March 2023 |
18:55 WIB
Pameran kerajinan menjadi salah satu cara yang cukup diandalkan oleh para pelaku usaha kerajinan tangan (handycraft) untuk mempromosikan desain dan inovasi produk terbarunya kepada pelanggan, sekaligus memperluas pasar mereka baik di dalam maupun luar negeri.
Salah satu pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara yang paling dinanti oleh para pelaku usaha kriya adalah International Handicraft Trade Fair (Inacraft) yang kini memasuki tahun ke 23, setelah rutin diadakan setiap tahunnya sejak 1999.
Baca juga: 3 Kerajinan Bahan Buatan Ini Bisa Dibuat Sendiri di Rumah
Sempat tertunda akibat pandemi yang terjadi pada 2020, Inacraft tahun ini kembali dilaksanakan secara normal layaknya masa sebelum pandemi. Hal tersebut dilakukan sebagai momen bagi para pelaku usaha industri kreatif untuk melebarkan sayap ke kancah internasional.
Inacraft juga diharapkan dapat membangun kembali semangat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bangkit menuju perekonomian nasional. Selain itu, gelaran ini juga menjadikan pameran sebagai etalase produk kerajinan Indonesia yang terbaru dan berkualitas.
Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) sebagai pihak penyelenggara pun menargetkan Inacraft 2023 bisa mencatatkan transaksi retail sebesar Rp145 miliar dan kontrak dagang sebesar US$12 juta selama 5 hari penyelenggaraan, mulai dari 1 hingga 5 Maret 2023.
Sekjen Asephi, Baby Jurmawati, mengatakan Inacraft telah menjadi wadah bagi para pelaku usaha kreatif untuk mempromosikan produk kerajinan tangannya serta mendapatkan peluang pasar domestik sekaligus membuka pasar internasional sebagai komoditas ekspor.
Pasalnya, selain bersifat B2C (business to Consumer) yang diperuntukkan bagi pembeli retail, Inacraft juga memiliki agenda yang bersifat B2B (Business to Business) untuk mendatangkan pembeli besar atau buyer dari luar negeri. Namun, Baby mengakui bahwa kondisi tahun ini memang belum sepenuhnya pulih sehingga masih ada beberapa buyers yang sudah diundang baru bisa mengagendakan untuk berkunjung pada pameran Inacraft tahun depan.
“Dari semua undangan, ada yang mengagendakan tahun depan karena mereka ingin mengupdate terlebih dahulu kondisi dunia serta produk kerajinan dan produk kreatif Indonesia. Optimis tahun depan akan lebih banyak buyers yang hadir,” ucapnya.
Baca juga: 5 Kerajinan Bambu Ini Bisa Dibikin Sendiri untuk Mendekorasi Rumah
Meski demikian, Baby masih optimistis target kontrak dagang sebesar US$12 miliar masih bisa tercapai. Apalagi setelah beberapa hari penyelenggaraan Inacraft, sudah ada kontrak kerjasama antara perajin dan pembeli.
Adapun beberapa produk kerajinan yang menurutnya paling diminati untuk pasar ekspor adalah produk dari kayu seperti furniture, home décor, dan jewellery, Selain itu, produk tekstil dan wastra dari Indonesia seperti tenun, songket, batik, dan lainnya juga banyak diminati oleh para pembeli.
“Masyarakat Indonesia sangat kreatif dalam menghasilkan produk-produk kerajinan dengan desain yang inovatif sehingga diminati oleh para pembeli dari luar negeri,” tuturnya.
Meski demikian, masih ada produk kerajinan yang kurang mendapatkan perhatian terutama kriya yang berbahan dasar batu-batuan. Baby mengatakan selama pandemi, ekspor kriya dari beberapa pelaku usaha memang sempat berkurang, tetapi beberapa eksportir besar yang memang sudah memiliki pangsa pasarnya sendiri, masih cukup baik.
Karena itulah, Asephi juga menargetkan untuk membuka pasar yang baru atau non-traditional market. “Mungkin untuk Eropa agak berkurang maka kami membuka tujuan pasar baru di Kawasan Asean dan Afrika yang mungkin tidak terlalu terdampak resesi dan cenderung lebih aman,” ujarnya.
Baca juga: Yuk Manfaatkan Sisa Kain Menjadi Kerajinan yang Indah, dari Bed Cover hingga Sajadah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Salah satu pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara yang paling dinanti oleh para pelaku usaha kriya adalah International Handicraft Trade Fair (Inacraft) yang kini memasuki tahun ke 23, setelah rutin diadakan setiap tahunnya sejak 1999.
Baca juga: 3 Kerajinan Bahan Buatan Ini Bisa Dibuat Sendiri di Rumah
Sempat tertunda akibat pandemi yang terjadi pada 2020, Inacraft tahun ini kembali dilaksanakan secara normal layaknya masa sebelum pandemi. Hal tersebut dilakukan sebagai momen bagi para pelaku usaha industri kreatif untuk melebarkan sayap ke kancah internasional.
Inacraft juga diharapkan dapat membangun kembali semangat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bangkit menuju perekonomian nasional. Selain itu, gelaran ini juga menjadikan pameran sebagai etalase produk kerajinan Indonesia yang terbaru dan berkualitas.
Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) sebagai pihak penyelenggara pun menargetkan Inacraft 2023 bisa mencatatkan transaksi retail sebesar Rp145 miliar dan kontrak dagang sebesar US$12 juta selama 5 hari penyelenggaraan, mulai dari 1 hingga 5 Maret 2023.
Sekjen Asephi, Baby Jurmawati, mengatakan Inacraft telah menjadi wadah bagi para pelaku usaha kreatif untuk mempromosikan produk kerajinan tangannya serta mendapatkan peluang pasar domestik sekaligus membuka pasar internasional sebagai komoditas ekspor.
Pasalnya, selain bersifat B2C (business to Consumer) yang diperuntukkan bagi pembeli retail, Inacraft juga memiliki agenda yang bersifat B2B (Business to Business) untuk mendatangkan pembeli besar atau buyer dari luar negeri. Namun, Baby mengakui bahwa kondisi tahun ini memang belum sepenuhnya pulih sehingga masih ada beberapa buyers yang sudah diundang baru bisa mengagendakan untuk berkunjung pada pameran Inacraft tahun depan.
“Dari semua undangan, ada yang mengagendakan tahun depan karena mereka ingin mengupdate terlebih dahulu kondisi dunia serta produk kerajinan dan produk kreatif Indonesia. Optimis tahun depan akan lebih banyak buyers yang hadir,” ucapnya.
Baca juga: 5 Kerajinan Bambu Ini Bisa Dibikin Sendiri untuk Mendekorasi Rumah
Meski demikian, Baby masih optimistis target kontrak dagang sebesar US$12 miliar masih bisa tercapai. Apalagi setelah beberapa hari penyelenggaraan Inacraft, sudah ada kontrak kerjasama antara perajin dan pembeli.
Adapun beberapa produk kerajinan yang menurutnya paling diminati untuk pasar ekspor adalah produk dari kayu seperti furniture, home décor, dan jewellery, Selain itu, produk tekstil dan wastra dari Indonesia seperti tenun, songket, batik, dan lainnya juga banyak diminati oleh para pembeli.
“Masyarakat Indonesia sangat kreatif dalam menghasilkan produk-produk kerajinan dengan desain yang inovatif sehingga diminati oleh para pembeli dari luar negeri,” tuturnya.
Meski demikian, masih ada produk kerajinan yang kurang mendapatkan perhatian terutama kriya yang berbahan dasar batu-batuan. Baby mengatakan selama pandemi, ekspor kriya dari beberapa pelaku usaha memang sempat berkurang, tetapi beberapa eksportir besar yang memang sudah memiliki pangsa pasarnya sendiri, masih cukup baik.
Karena itulah, Asephi juga menargetkan untuk membuka pasar yang baru atau non-traditional market. “Mungkin untuk Eropa agak berkurang maka kami membuka tujuan pasar baru di Kawasan Asean dan Afrika yang mungkin tidak terlalu terdampak resesi dan cenderung lebih aman,” ujarnya.
Baca juga: Yuk Manfaatkan Sisa Kain Menjadi Kerajinan yang Indah, dari Bed Cover hingga Sajadah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.