Begini Cara Agar Brand Tetap Memiliki Produk yang Relevan dengan Pasar
26 February 2023 |
20:36 WIB
Yudi Supriyanto
Jurnalis Hypeabis.id
Relevansi produk terhadap pasar merupakan elemen penting bagi sebuah brand atau merek untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat. Untuk itu, para pemilik brand pun dituntut untuk selalu adaptif terhadap perubahan zaman.
Founder & Chief Executive Officer NIION Aditya Yara mengatakan, pemilik produk harus mengetahui dan memahami apa yang diinginkan oleh konsumen agar dapat terus menghasilkan produk – produk relevan dengan kondisi terbaru di pasar.
Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci UMKM Go Internasional di Legendary Brand Festival 2023
“Relevansi, nomor satu enggak boleh tua,” katanya dalam diskusi di ajang Legendary Brand Festival di Jakarta pada Minggu, 26 Februari 2023.
Dia menuturkan pemilik produk mesti mengetahui apa yang sedang menjadi tren atau perbincangan pasar pada saat ini, karakter, ketertarikan, dan pola tertentu. Selain itu, pelaku usaha juga harus berpikiran terbuka terhadap sesuatu yang baru dan melakukan diversifikasi.
Sebagai contoh, pada saat ini, NIION mulai masuk ke pasar untuk keluarga dan anak. Langkah ini dilakukan lantaran target pasar yang dahulu diincar mungkin sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Sementara itu, Co Founder Lawless Jakarta Sammy Bramantyo mengatakan bahwa cara agar produk yang dikeluarkan oleh pemilik tetap relevan dengan pasar pada saat ini, adalah dengan terus mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, merek seperti seorang anak. “Kita harus tahu anak mendengarkan [contoh] musik apa,” katanya.
Salah satu contohnya adalah penggunaan media sosial. Pemilik usaha harus menguasai dan mencoba memanfaatkan media sosial yang kerap digunakan oleh pasar pada saat ini.
Pada saat ini, beberapa orang lebih melihat dan menggunakan media sosial daripada media televisi. Menurutnya, pemilik merek bisa menggunakannya sebagai market place mengingat media sosial juga memiliki fungsi tersebut pada saat ini.
Saat memanfaatkan dan menggunakan media sosial, Head of Community Localfest Rico Lubis mempekerjakan generasi yang melek terhadap media sosial adalah salah satu cara yang dilakukan untuk beradaptasi dengan pasar yang permintaannya cepat berubah.
“Karena matanya beda,” katanya. Dia menilai individu dari generasi yang melek terhadap media sosial memiliki rasa dan penglihatan yang berbeda jika dibandingkan dengan generasi lainnya.
Dia menambahkan media sosial yang kini masuk di dalam negeri sejak beberapa tahun silam juga membuat banyak orang memiliki kemudahan untuk mendirikan sebuah merek. Salah satunya adalah saat mencari vendor dalam berbisnis di bidang fesyen. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan 2009 ketika ecommerce, Instagram, TikTok, dan sebagainya belum ada.
Selain mencari vendor, media sosial juga membuat banyak orang ingin mencontoh individu-individu sukses lainnya dalam usaha fesyen dengan cerita sukses yang mudah diakses. “Mereka jadi memiliki local hero,” katanya.
Kondisi ini pun diklaim membuat merek lokal di dalam negeri tumbuh dengan pesat pada 5 – 6 tahun terakhir. Pada saat ini, banyak orang dengan bangga menggunakan produk-produk lokal dari dalam negeri.
Menurutnya, perkembangan itu juga terjadi di daerah timur Indonesia, seperti Ambon dan Papua. Menurutnya, kedua daerah ini memiliki individu-individu yang sangat kreatif saat membuat sebuah produk fesyen. Namun, dia menyayangkan di kedua tempat tersebut jumlah konveksi yang ada masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan Pulau Jawa.
Localfest berencana melakukan tur ke empat kota di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta guna mengangkat local brand yang ada di daerah tersebut. Merek lokal yang ada akan dikolaborasi dengan merek besar dari Jakarta.
“Yang tidak kenal, kami kenalkan,” katanya.
Baca juga: Brand Lokal Buka Jalan ke Pasar Global lewat Legendary Brand Festival
Editor: Dika Irawan
Founder & Chief Executive Officer NIION Aditya Yara mengatakan, pemilik produk harus mengetahui dan memahami apa yang diinginkan oleh konsumen agar dapat terus menghasilkan produk – produk relevan dengan kondisi terbaru di pasar.
Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci UMKM Go Internasional di Legendary Brand Festival 2023
“Relevansi, nomor satu enggak boleh tua,” katanya dalam diskusi di ajang Legendary Brand Festival di Jakarta pada Minggu, 26 Februari 2023.
Dia menuturkan pemilik produk mesti mengetahui apa yang sedang menjadi tren atau perbincangan pasar pada saat ini, karakter, ketertarikan, dan pola tertentu. Selain itu, pelaku usaha juga harus berpikiran terbuka terhadap sesuatu yang baru dan melakukan diversifikasi.
Sebagai contoh, pada saat ini, NIION mulai masuk ke pasar untuk keluarga dan anak. Langkah ini dilakukan lantaran target pasar yang dahulu diincar mungkin sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Sementara itu, Co Founder Lawless Jakarta Sammy Bramantyo mengatakan bahwa cara agar produk yang dikeluarkan oleh pemilik tetap relevan dengan pasar pada saat ini, adalah dengan terus mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, merek seperti seorang anak. “Kita harus tahu anak mendengarkan [contoh] musik apa,” katanya.
Salah satu contohnya adalah penggunaan media sosial. Pemilik usaha harus menguasai dan mencoba memanfaatkan media sosial yang kerap digunakan oleh pasar pada saat ini.
Pada saat ini, beberapa orang lebih melihat dan menggunakan media sosial daripada media televisi. Menurutnya, pemilik merek bisa menggunakannya sebagai market place mengingat media sosial juga memiliki fungsi tersebut pada saat ini.
Saat memanfaatkan dan menggunakan media sosial, Head of Community Localfest Rico Lubis mempekerjakan generasi yang melek terhadap media sosial adalah salah satu cara yang dilakukan untuk beradaptasi dengan pasar yang permintaannya cepat berubah.
“Karena matanya beda,” katanya. Dia menilai individu dari generasi yang melek terhadap media sosial memiliki rasa dan penglihatan yang berbeda jika dibandingkan dengan generasi lainnya.
Dia menambahkan media sosial yang kini masuk di dalam negeri sejak beberapa tahun silam juga membuat banyak orang memiliki kemudahan untuk mendirikan sebuah merek. Salah satunya adalah saat mencari vendor dalam berbisnis di bidang fesyen. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan 2009 ketika ecommerce, Instagram, TikTok, dan sebagainya belum ada.
Selain mencari vendor, media sosial juga membuat banyak orang ingin mencontoh individu-individu sukses lainnya dalam usaha fesyen dengan cerita sukses yang mudah diakses. “Mereka jadi memiliki local hero,” katanya.
Kondisi ini pun diklaim membuat merek lokal di dalam negeri tumbuh dengan pesat pada 5 – 6 tahun terakhir. Pada saat ini, banyak orang dengan bangga menggunakan produk-produk lokal dari dalam negeri.
Menurutnya, perkembangan itu juga terjadi di daerah timur Indonesia, seperti Ambon dan Papua. Menurutnya, kedua daerah ini memiliki individu-individu yang sangat kreatif saat membuat sebuah produk fesyen. Namun, dia menyayangkan di kedua tempat tersebut jumlah konveksi yang ada masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan Pulau Jawa.
Localfest berencana melakukan tur ke empat kota di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta guna mengangkat local brand yang ada di daerah tersebut. Merek lokal yang ada akan dikolaborasi dengan merek besar dari Jakarta.
“Yang tidak kenal, kami kenalkan,” katanya.
Baca juga: Brand Lokal Buka Jalan ke Pasar Global lewat Legendary Brand Festival
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.