Hari Istiqlal, Simak 7 Fakta Menarik Masjid Terbesar di Asia Tenggara Ini Yuk!
22 February 2023 |
11:00 WIB
Masjid Istiqlal menjadi ikon wisata religi di Indonesia dan merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini selesai dibangun dan diresmikan Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978. Sejak saat itu, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Istiqlal.
Menilik sejarah, Istiqlal merupakan cita-cita besar bangsa Indonesia pasca merdeka yang ingin memiliki masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia. Alhasil, pada 1953, Menteri Agama pertama RI, KH. Wahid Hasyim, bersama para ulama seperti H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, Ir. Sofwan, dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.
Baca juga: 3 Alasan Istiqlal Jadi Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Dunia
Pada 7 Desember 1954, berdirilah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut. Rencana itu kemudian disampaikan Tjokroaminoto kepada Presiden Soekarno.
Presiden pertama Indonesia itu lantas menyambut hangat dan memberi dukungan penuh. Dia menunjuk Tjokroaminoto sebagai kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal sekaligus ketua dewan juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal.
Memperingati Hari Istiqlal, simak fakta-fakta menarik masjid terbesar di Asia Tenggara ini yuk, Genhype.
Ya, Istiqlal didirikan tepat di lahan bekas benteng Belanda Frederick Hendrik, dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada 1834.
Mengutip Istiqlal.id, lokasi yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran ini dipilih langsung Bung Karno. Alasannya, di seberang lahan tersebut telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Sebelumnya, ada usulan lain terkait pemilihan lokasi yang datang dari Wakil Presiden Moh. Hatta. Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya, yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu dikelilingi kampung-kampung. Dia menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.
Siapa sangka, tempat ibadah masyarakat muslim di Indonesia ini dirancang oleh seorang Nasrani bernama Fredrich Silaban. Penganut agama Kristen Protestan itu dipilih Presiden Soekarno melalui sayembara. Dia berhasil mengalahkan 21 gambar dan rancang bentuk dalam tiga dimensi (maket) yang masuk ke kantor dewan juri.
Uniknya, kala itu Fredrich yang memiliki kedekatan dengan Soekarno menggunakan nama samaran ketika mengikuti sayembara Masjid Istiqlal. Seperti biasa, dalam sayembara, dia menggunakan moto sebagai nama setiap mendaftar. Untuk nama sayembara Istiqlal, dia menggunakan nama ‘Ketuhanan’.
Rancangan Silaban penuh dengan simbolisasi perkembangan Islam dan sejarah Indonesia. Dikutip dari Indonesiakaya, pilar utama masjid berjumlah 12, melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad, 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Sementara itu, pilar dengan diameter 45 meter sebagai penanda tahun kemerdekaan Indonesia.
Dikenal sebagai salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara nama Istiqlal ternyata juga memiliki makna mendalam. Masjid yang mulai dibangun pada 1961 ini merupakan bentuk rasa syukur bangsa Indonesia setelah terbebas dari belenggu penjajahan. Untuk mencerminkan nama tersebut maka dipilihlah nama Istiqlal dari Bahasa Arab yang bermakna merdeka.
Menilik sejarah, Istiqlal merupakan cita-cita besar bangsa Indonesia pasca merdeka yang ingin memiliki masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia. Alhasil, pada 1953, Menteri Agama pertama RI, KH. Wahid Hasyim, bersama para ulama seperti H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, Ir. Sofwan, dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.
Baca juga: 3 Alasan Istiqlal Jadi Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Dunia
Pada 7 Desember 1954, berdirilah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut. Rencana itu kemudian disampaikan Tjokroaminoto kepada Presiden Soekarno.
Presiden pertama Indonesia itu lantas menyambut hangat dan memberi dukungan penuh. Dia menunjuk Tjokroaminoto sebagai kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal sekaligus ketua dewan juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal.
Memperingati Hari Istiqlal, simak fakta-fakta menarik masjid terbesar di Asia Tenggara ini yuk, Genhype.
1. Berdiri di Atas Benteng Belanda
Ya, Istiqlal didirikan tepat di lahan bekas benteng Belanda Frederick Hendrik, dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada 1834. Mengutip Istiqlal.id, lokasi yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran ini dipilih langsung Bung Karno. Alasannya, di seberang lahan tersebut telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Sebelumnya, ada usulan lain terkait pemilihan lokasi yang datang dari Wakil Presiden Moh. Hatta. Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya, yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu dikelilingi kampung-kampung. Dia menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.
2. Dirancang Arsitek Protestan
Siapa sangka, tempat ibadah masyarakat muslim di Indonesia ini dirancang oleh seorang Nasrani bernama Fredrich Silaban. Penganut agama Kristen Protestan itu dipilih Presiden Soekarno melalui sayembara. Dia berhasil mengalahkan 21 gambar dan rancang bentuk dalam tiga dimensi (maket) yang masuk ke kantor dewan juri. Uniknya, kala itu Fredrich yang memiliki kedekatan dengan Soekarno menggunakan nama samaran ketika mengikuti sayembara Masjid Istiqlal. Seperti biasa, dalam sayembara, dia menggunakan moto sebagai nama setiap mendaftar. Untuk nama sayembara Istiqlal, dia menggunakan nama ‘Ketuhanan’.
Rancangan Silaban penuh dengan simbolisasi perkembangan Islam dan sejarah Indonesia. Dikutip dari Indonesiakaya, pilar utama masjid berjumlah 12, melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad, 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Sementara itu, pilar dengan diameter 45 meter sebagai penanda tahun kemerdekaan Indonesia.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.