Ilustrasi gap year (sumber foto: unsplash)

Gap Year, Tantangan atau Peluang?

21 February 2023   |   20:23 WIB

Like
Gap year atau tahun jeda ke jenjang pendidikan berikutnya bukanlah keputusan yang mudah untuk dihadapi. Banyak pertimbangan, risiko dan tantangan tersendiri bagi orang yang memutuskan untuk gap year.  Namun, ternyata hal tersebut dapat menjadi salah satu alternatif bagi siswa dan justru mendatangkan manfaat dari keputusan yang diambilnya.

Hal itu dirasakan oleh Salsabila Ramadhany, mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara. Berawal dari penolakan dalam proses seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan persyaratan dari orang tua bila ingin meneruskan ke jenjang selanjutnya harus PTN, membuatnya memutuskan untuk gap year. 

Baca juga: Berbisnis Sambil Kuliah, Yuk Belajar dari Pengalaman Mahasiswi Ini!

Pada masa-masa gap year itu, Salsabila mengisi waktu dengan bekerja sebagai freelancer dan pramugari. Sebelum menjadi pramugari, dia sempat meminta saran kepada keluarganya tentang pekerjaan sesuai dengan dirinya yang saat itu baru lulusan SMA, tapi dengan pekerjaan itu dia dapat menabung dalam waktu singkat untuk biaya kuliahnya.

Saran dari keluarganya adalah menjadi pramugari dan diberi syarat hanya boleh daftar ke Garuda Indonesia. Pertimbangannya, maskapai milik BUMN itu dinilai memberikan benefit yang sangat layak, berdasarkan informasi dari beberapa orang di sekitarnya.

“Jadi itu option terbaik pada saat itu, gimana aku mengisi waktu gap year aku yang enggak cuma dapet pengalaman, tapi juga bisa nabung untuk waktu yang lumayan singkat untuk biaya kuliah,” ujar Salsabila kepada Hypeabis.id, Senin (20/2/2023). 

Namun, di balik itu Salsabila juga menghadapi masa sulit, yang mana sebelum daftar pramugari, dia tetap harus mencari kerja lain karena statusnya masih freelance mulai dari freelance modeling, iklan, hingga SPG. “Banyak banget masa sulitnya karena aku merasa nyari kerja tuh enggak mudah, nyari kerja tuh lumayan berat. Apalagi pada saat itu aku hanya lulusan SMA,” tambahnya. 

Menurutnya dengan bekerja lebih dulu, dia menjadi tahu betapa sulitnya mencari uang sehingga tidak menyia-nyiakan waktu untuk kuliah karena perjuangan untuk kuliah membutuhkan dana yang tidak sedikit. 

Tak hanya mendapat pengalaman dan tabungan saja, keputusannya memilih untuk gap year juga membuka pemikirannya akan jurusan-jurusan yang tidak diminati sebelumnya. Dengan keputusannya itu juga, dia menjadi lebih yakin untuk mengambil jurusan apa pada jenjang selanjutnya.

Salsabila juga mengaku bahwa dengan pengalamannya selama menjalani gap year, dirinya merasa memiliki ketahanan mental yang lebih kuat karena harus berupaya keras agar dapat mewujudkan cita-citanya untuk berkuliah dengan hasil jerih payah sendiri.

Gap year itu enggak seburuk yang kita kira, karena selama itu diisi dengan hal-hal yang bermanfaat dan meningkatkan value kita, sama aja kok dengan kita berkuliah tepat waktu. Jadi, menurutku value-nya sama-sama ada dan wnggak ada yang salah karena fase kehidupan setiap orang tuh berbeda-beda. Jadi jangan pernah berkecil hati kalau kita memutuskan untuk gap year,”  ujarnya. 

Di sisi lain, Izza Dinillah, Head of Counselor di Siap Kuliah by Sekolah.mu mengatakan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan pada saat gap year dan semakin ke sini, keputusan untuk melakukan gap year diambil secara sadar dengan perencanaan yang matang, mengenai apa yang akan dilakukan selama waktu jeda tersebut.

Namun, terdapat stigma negatif masyarakat mengenai gap year. Menurutnya, stigma tersebut terjadi karena sebagian besar orang yang melakukan gap year disebabkan mereka tidak diterima di universitas.

“Memang di Indonesia, hal tersebut yang umumnya terjadi sehingga orang yang melakukan gap year dianggap sebagai orang yang gagal, tidak kompeten, dan lain sebagainya. Padahal, kegagalan masuk ke universitas bisa terjadi karena banyak hal,” ujar Izza Dinillah kepada Hypeabis.id, Selasa (21/2/2023). 

Baca juga: 5 Alternatif Cari Uang Tambahan Untuk Anak Kuliahan

Menurutnya pemahaman mengenai gap year serta alasan seseorang melakukan gap year menjadi informasi penting yang harus dipahami agar tidak terjebak dengan stigma atau pandangan negatif tersebut.

Dalam hal ini, tidak perlu merasa minder atau tertinggal dengan yang lain karena setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda-beda, termasuk keputusannya yang memilih untuk gap year. “Tunjukkan bahwa keputusan untuk memilih gap year memiliki value yang lebih dan memang bermanfaat untuk diri,” tambahnya.

Selain itu, mengembangkan jejaring yang dimiliki dan mencoba hal baru, jeda juga perlu dilakukan sambil menyusun kembali rencana masa depan.

(Ikuti terus laporan Hypeabis.id lewat Google News)

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Kemasan Bekas Jadi Reward Poin Belanja, Begini Cara Blibli Peringati Hari Peduli Sampah Nasional 2023

BERIKUTNYA

Lexus RX Terbaru Hadir dengan Dua Varian Mesin Hybrid

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: