Bakal Jadi Tren, Ini Pentingnya Pameran Karya Seni di Ruang Publik
19 February 2023 |
12:00 WIB
Di London, Inggris, dikenal satu pameran seni ternama yakni Frieze Art Fair. Pameran yang rutin digelar setiap bulan Oktober di Regent's Park London itu setidaknya diikuti oleh sekitar 160 galeri juga balai lelang, dan diadakan selama empat hari di tenda seluas 40.000 meter persegi.
Dihelat sejak 2003, ajang Frieze Art Fair selalu disambut riuh oleh penikmat dan pencinta seni dari seluruh dunia. Setiap gelarannya, Frieze Art Fair mampu mendatangkan 27.000 hingga 60.000 pengunjung yang antusias untuk melihat deretan karya seni yang dipamerkan di ruang terbuka.
Tak perlu jauh-jauh ke Inggris. Di Indonesia, hadir pameran seni dengan konsep serupa yaitu Art Jakarta Gardens yang baru-baru ini selesai dihelat. Mengusung pameran dengan konsep ruang terbuka, Art Jakarta Gardens 2023 memamerkan sejumlah karya yang didominasi oleh patung dan seni instalasi serta sejumlah lukisan, yang dipajang area terbuka hutan kota dan di empat tenda khusus.
Baca juga: 5 Agenda Pameran Seni Sepanjang Februari 2023, Ada Art Jakarta Gardens dan The Big Picture
Direktur Artistik Art Jakarta Gardens, Enin Supriyanto, mengatakan tak hanya sebagai pameran seni, Art Jakarta Gardens juga ingin menggaungkan akan pentingnya ruang publik di Ibu Kota sebagai tempat terbuka untuk memajang sekaligus menikmati karya seni.
Menurutnya, ruang-ruang publik di kota-kota besar seperti Jakarta semestinya bisa menjadi ruang pamer karya seni yang inklusif bagi masyarakat luas. "Kami berharap acara yang cuma sepekan ini bisa menjadi inspirasi baik untuk publik atau pihak berkepentingan untuk mengelola ruang publik di Jakarta," katanya.
Ya, selama ini, pameran seni umumnya digelar di galeri atau museum yang secara tidak langsung menciptakan sekat antara karya seni dengan publik. Hal ini pun memunculkan sentimen negatif bahwa karya seni cenderung bersifat eksklusif dan hanya dapat dinikmati oleh segelintir kalangan.
Sebaliknya, beberapa negara justru telah memiliki taman patung dengan karya-karya seni patung dan instalasi yang terpajang di ruang terbuka. Seperti Storm King Art Center di AS, Inhotim di Brazil, Schlossgut Schwante di Jerman, dan Yorkshire Sculpture Park di Inggris.
Enin juga tidak memungkiri bahwa memajang karya seni di ruang publik terbuka dapat memunculkan risiko keamanan pada karya seni itu sendiri dari tindakan vandalisme. Namun, dia yakin justru acara seperti Art Jakarta Gardens ini juga sekaligus bisa menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat luas agar lebih menghargai kehadiran karya seni di ruang publik.
"Kami ingin karya-karya seni yang ada di ruang publik bisa dilihat sebagai kewajaran bukan sesuatu yang luar biasa. Maunya kami bisa juga menyelenggarakan Art Jakarta Gardens ini di banyak sudut kota Jakarta, seperti di GBK atau Monas," imbuhnya.
Baca juga: Si Paling Art Merapat, Rekomendasi 8 Tempat Wisata Karya Seni di Dunia
Ya, seiring waktu, sejumlah pelaku ekosistem seni baik itu galeri, asosiasi, ataupun penyelenggara pameran, kian masif mendekatkan karya seni dengan publik, dengan menghadirkan pameran di ruang-ruang umum seperti mal atau taman kota.
Bahkan, hal ini diprediksi akan menjadi tren dalam penyelenggaraan pameran seni pada tahun ini dan masa mendatang. Pameran tak lagi hanya menjadi momen menampilkan karya seni, tetapi juga menjadi semacam ajang hiburan sebagai tontonan bagi audiens.
Kurator Mikke Susanto menilai bahwa antusiasme masyarakat yang besar saat ini untuk menikmati pertunjukan sebagai hiburan memunculkan fenomena baru pada dunia seni rupa kontemporer. Saat ini, paparnya, perhelatan pameran seni rupa cenderung dikemas lebih cair sebagai sebuah tontonan.
Menurutnya, saat ini tak sedikit pameran seni rupa kontemporer yang dihelat dikemas dengan mengedepankan unsur hiburan hingga melibatkan partisipasi publik. Tak hanya mengundang keramaian (chaotic) semata, Mikke menilai fenomena ini justru akan semakin mempopulerkan nama-nama seniman yang masih produktif dan bisa menjadi pemicu minat para kolektor.
Kondisi tersebut lantas akan menimbulkan minat yang besar terhadap karya-karya seni rupa kontemporer yang lintas medium, terlebih bagi para seniman yang memang sudah memiliki reputasi yang baik misalnya di tingkat regional Asia Tenggara.
"Saya menduga 2023 akan diramaikan oleh seni kontemporer dengan berbagai medium tanpa batas. Kalau seni lukis kecil kemungkinan akan mendominasi dalam satu atau dua tahun mendatang," katanya.
Anggapan itu pun diamini oleh Inge Santoso, pemilik CAN'S Gallery. Sebagai pemilik galeri, Inge mengatakan presentasi karya seni di ruang terbuka seperti Art Jakarta Gardens sebagai sebuah pameran seni sekaligus tontonan, terbukti mampu menarik minat audiens muda untuk mengoleksi karya seni.
Pada gelaran Art Jakarta Gardens 2022 lalu, sebanyak 90 persen dari seluruh karya yang diboyong oleh CAN'S Gallery terjual ke tangan kolektor yang didominasi kalangan anak muda. "Display karya yang lebih menyenangkan seperti Art Jakarta Gardens lebih cocok untuk mereka," katanya.
Hal itu pun membuat CAN'S Gallery akhirnya kembali menghadirkan karya-karya seni yang dinilai lebih sesuai dengan target kolektor muda baik dari segi artistik kekaryaan maupun harga, pada gelaran Art Jakarta Gardens tahun ini.
Menurut Inge, konsep ruang terbuka pada gelaran pameran ini memberikan kesan dan pengalaman yang baru bagi pengunjung dibandingkan dengan perhelatan seni yang dihelat dalam ruangan. Dengan hadirnya fasilitas seperti taman patung dan tenda-tenda yang mempresentasikan karya, bisa menciptakan suasana yang lebih segar kepada pengunjung.
Baca juga: Bukan Cuma Generasi Old, Anak-Anak Muda juga Mulai Tertarik Menikmati Karya Seni
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Dihelat sejak 2003, ajang Frieze Art Fair selalu disambut riuh oleh penikmat dan pencinta seni dari seluruh dunia. Setiap gelarannya, Frieze Art Fair mampu mendatangkan 27.000 hingga 60.000 pengunjung yang antusias untuk melihat deretan karya seni yang dipamerkan di ruang terbuka.
Tak perlu jauh-jauh ke Inggris. Di Indonesia, hadir pameran seni dengan konsep serupa yaitu Art Jakarta Gardens yang baru-baru ini selesai dihelat. Mengusung pameran dengan konsep ruang terbuka, Art Jakarta Gardens 2023 memamerkan sejumlah karya yang didominasi oleh patung dan seni instalasi serta sejumlah lukisan, yang dipajang area terbuka hutan kota dan di empat tenda khusus.
Baca juga: 5 Agenda Pameran Seni Sepanjang Februari 2023, Ada Art Jakarta Gardens dan The Big Picture
Direktur Artistik Art Jakarta Gardens, Enin Supriyanto, mengatakan tak hanya sebagai pameran seni, Art Jakarta Gardens juga ingin menggaungkan akan pentingnya ruang publik di Ibu Kota sebagai tempat terbuka untuk memajang sekaligus menikmati karya seni.
Menurutnya, ruang-ruang publik di kota-kota besar seperti Jakarta semestinya bisa menjadi ruang pamer karya seni yang inklusif bagi masyarakat luas. "Kami berharap acara yang cuma sepekan ini bisa menjadi inspirasi baik untuk publik atau pihak berkepentingan untuk mengelola ruang publik di Jakarta," katanya.
Ya, selama ini, pameran seni umumnya digelar di galeri atau museum yang secara tidak langsung menciptakan sekat antara karya seni dengan publik. Hal ini pun memunculkan sentimen negatif bahwa karya seni cenderung bersifat eksklusif dan hanya dapat dinikmati oleh segelintir kalangan.
Sebaliknya, beberapa negara justru telah memiliki taman patung dengan karya-karya seni patung dan instalasi yang terpajang di ruang terbuka. Seperti Storm King Art Center di AS, Inhotim di Brazil, Schlossgut Schwante di Jerman, dan Yorkshire Sculpture Park di Inggris.
Salah satu karya seni instalasi di Art Jakarta Gardens 2022 (Sumber gambar: Art Jakarta Gardens Official Instagram)
"Kami ingin karya-karya seni yang ada di ruang publik bisa dilihat sebagai kewajaran bukan sesuatu yang luar biasa. Maunya kami bisa juga menyelenggarakan Art Jakarta Gardens ini di banyak sudut kota Jakarta, seperti di GBK atau Monas," imbuhnya.
Baca juga: Si Paling Art Merapat, Rekomendasi 8 Tempat Wisata Karya Seni di Dunia
Pameran Jadi Tontonan Hiburan
Ya, seiring waktu, sejumlah pelaku ekosistem seni baik itu galeri, asosiasi, ataupun penyelenggara pameran, kian masif mendekatkan karya seni dengan publik, dengan menghadirkan pameran di ruang-ruang umum seperti mal atau taman kota.Bahkan, hal ini diprediksi akan menjadi tren dalam penyelenggaraan pameran seni pada tahun ini dan masa mendatang. Pameran tak lagi hanya menjadi momen menampilkan karya seni, tetapi juga menjadi semacam ajang hiburan sebagai tontonan bagi audiens.
Salah satu karya seni instalasi di Art Jakarta Gardens 2022 (Sumber gambar: Art Jakarta Gardens Official Instagram)
Menurutnya, saat ini tak sedikit pameran seni rupa kontemporer yang dihelat dikemas dengan mengedepankan unsur hiburan hingga melibatkan partisipasi publik. Tak hanya mengundang keramaian (chaotic) semata, Mikke menilai fenomena ini justru akan semakin mempopulerkan nama-nama seniman yang masih produktif dan bisa menjadi pemicu minat para kolektor.
Kondisi tersebut lantas akan menimbulkan minat yang besar terhadap karya-karya seni rupa kontemporer yang lintas medium, terlebih bagi para seniman yang memang sudah memiliki reputasi yang baik misalnya di tingkat regional Asia Tenggara.
"Saya menduga 2023 akan diramaikan oleh seni kontemporer dengan berbagai medium tanpa batas. Kalau seni lukis kecil kemungkinan akan mendominasi dalam satu atau dua tahun mendatang," katanya.
Anggapan itu pun diamini oleh Inge Santoso, pemilik CAN'S Gallery. Sebagai pemilik galeri, Inge mengatakan presentasi karya seni di ruang terbuka seperti Art Jakarta Gardens sebagai sebuah pameran seni sekaligus tontonan, terbukti mampu menarik minat audiens muda untuk mengoleksi karya seni.
Pada gelaran Art Jakarta Gardens 2022 lalu, sebanyak 90 persen dari seluruh karya yang diboyong oleh CAN'S Gallery terjual ke tangan kolektor yang didominasi kalangan anak muda. "Display karya yang lebih menyenangkan seperti Art Jakarta Gardens lebih cocok untuk mereka," katanya.
Hal itu pun membuat CAN'S Gallery akhirnya kembali menghadirkan karya-karya seni yang dinilai lebih sesuai dengan target kolektor muda baik dari segi artistik kekaryaan maupun harga, pada gelaran Art Jakarta Gardens tahun ini.
Menurut Inge, konsep ruang terbuka pada gelaran pameran ini memberikan kesan dan pengalaman yang baru bagi pengunjung dibandingkan dengan perhelatan seni yang dihelat dalam ruangan. Dengan hadirnya fasilitas seperti taman patung dan tenda-tenda yang mempresentasikan karya, bisa menciptakan suasana yang lebih segar kepada pengunjung.
Baca juga: Bukan Cuma Generasi Old, Anak-Anak Muda juga Mulai Tertarik Menikmati Karya Seni
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.