Ilustrasi karyawan yang termotivasi (Sumber gambar: Unsplash - Windows)

Inilah 3 Ciri Kalian Belom Siap Jadi Pengusaha

08 February 2023   |   17:45 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Pernahkah Genhype berpikir untuk membuka usaha atau beralih menjadi pengusaha ketika merasa jenuh sebagai karyawan? karena berpikir bahwa menjadi pengusaha bisa dengan mudah mendapatkan cuan, serta bisa memiliki banyak waktu dan kebebasan financial.

Apalagi banyak slogan-slogan yang bermunculan untuk dapat sukses di usia muda, sehingga mendorong banyak anak muda untuk ikut terjun ke dunia usaha. Padahal untuk menjadi pengusaha juga tidak semudah itu loh Genhype.

Baca juga: Tips Sukses Naik Kelas dari Pedagang Menjadi Pengusaha

Lagi pula tidak semua orang yang berkecimpung di dalam bisnis bisa sukses. Seperti hukum pareto 20 : 80, artinya dari 100 orang yang memutuskan menjadi pengusaha hanya 20 persen yang berhasil, sedangkan 80 persen lainnya tidak berkembang. Bahkan gagal dan harus gulung tikar.

Pasalnya menjadi pebisnis bukan hanya soal prospek semata, tetapi juga mindset dan mental. Dalam hal ini, apakah kita adalah orang yang memang tepat menjadi pengusaha atau pebisnis.

Pengusaha sekaligus konsultan bisnis Tom Martin Charles Ifle mengatakan bahwa pengusaha itu memiliki pola pikir dan cara kerja yang berbeda. Istilahnya bahwa pengusaha ini darahnya beda. "Artinya tidak semua orant cocok menjadi pengusaha, ada orang yang memang cocoknya bekerja sebagai pegawai," ujarnya dikutip dari channel youtube Tom Mc Ifle.

Menurutnya, ada beberapa ciri-ciri yang layak dikenali apakah seseorang memang cocok menjadi pengusaha atau pekerja. Apa saja itu, yuk simak.


1. Gengsi

Menurut Tom, seseorang yang memiliki gengsi tinggi dan terbiasa gaya hidupnya tinggi dan enggan untuk turun ke lapangan, berpanas-panasan, malas mengunjungi prospek secara 'door to door' maka akan sulit menjadi pengusaha sukses. Sebab,standar hidupnya yang sudah tinggi.

"Kalau gengsinya tinggi ya lebih baik menjadi pegawai saja karena kalau memutuskan menjadi pengusaha artinya berani untuk hidup prihatin," ujarnya.

Nah, jika memang ingin terjun ke dunia bisnis maka orang tersebut harus bisa melepas kegengsiannya dam menurunkan standar hidupnya. Jika belum siap, maka coach Tom merekomendasikan untuk tetap mempertahankan pekerjaan profesionalnya saat ini.


2. Malas

Enggak sedikit nih anak muda yang berpikir kalau menjadi pengusaha artinya merek memiliki banyak waktu luang, bisa leha-leha dan bisa rebahan sepanjang waktu. Padahal, ketika seseorang memutuskan untuk merintis usaha artinya dia harus bekerja lebih keras dan lebih lama.

Jika saat menjadi karyawan waktu kerjanya sudah terjadwal seminggu 4 kali atau 5 kali dengan waktu 8 jam kerja, maka ketika memulai usaha justru waktu kerjanya bisa lebih lama.

"Bahkan ketika rebahan atau tidurpun harus mikir dan tidak bisa tenang. Besok harus jualan apa, strategi bisnisnya bagaimana, jika usaha enggak jalan bagaimana dengan anak buah," jelasnya.

Nah, jadi ketika kalian berpikir menjadi pengusaha itu enak karena bisa punya banyak waktu luang maka harus berhati-hati. Sebab, bisa jadi kalian enggak benar-benar mau memulai usaha, tetapi kalian hanya sedamg melakukan pelarian karena malas bangun pagi atau lelah karena dituntut target pekerjaan.

"Lalu kalian berpikir mau usaha sendiri aja deh karena bangun terserah saya, tidur terserah saya, target terserah saya. Kalau seperti itu, saran saya mending kalian bertahan saja menjadi pegawai karena pengusaha tidak punya pola pikir seperti itu," terangnya.


3. Generasi Instan

Bagi kalian anak muda yang inginnya serba cepat dan enggak suka yang namanya proses kayaknya kurang cocok untuk menjadi pengusaha. Tak sedikit anak muda hanya melihat kesuksesan temannya yang punya usaha sendiri, tanpa melihat proses jatuh bangunnya dalam mengembangkan bisnis.

“Ketika lihat temannya sukses dan bisnisnya besar, lalu langsung ikut-ikutan bangun usaha karena hanya melihat enaknya saja. Dia tidak melihat bagaimana orang tersebut banting tulang merintis usaha,” jelasnya.

Ketika kalian tidak ingin berproses dan hanya ingin semua serba instan, biasanya memiliki sifat yang murah menyerah. Memulai usaha hanya sekedar ikut-ikutan dan ketika hasilnya tidak sesuai harapan maka akan dengan mudah menutup usahanya dan mungkin menyalahkan keadaan.

“Jika kalian adalah orang yang ingin semuanya serba instan, maka tidak cocok menjadi pengusaha, sebaiknya tetap saja menjadi pekerja professional,” ucapnya.

Meski demikian, sambungnya, baik menjadi pegawai atau pengusaha sebaiknya harus memiliki target-target jelas. Alhasil, jika pun menjadi pegawai maka akan menjadi pegawai yang berprestasi dan memiliki karier cemerlang.

Memang orang yang memiliki gengsi tinggi, pemalas dan sukanya rebahan, serta memiliki mental instan yang tidak mau berproses mungkin akan lebih cocok menjadi pegawai tetapi mereka tidak akan bisa berprestasi secara jangka panjang.

Baca juga: Majukan Tanah Kelahirannya, Pengusaha Muda Ini Kembangkan Kawasan Agro Wisata Eptilu

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

PC Rumahan Makin Diminati, NVIDIA Dorong Optimalisasi Komputer untuk Berkreasi

BERIKUTNYA

Sutradara Upie Bicara Teknologi dalam Mendukung Realisasi Imajinasi Para Sinematografer

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: